Na jaemin sayang? aku masih berusaha, bertahanlah sebentar lagi - Ghe

2874 Words
“ today dating with me, ngga boleh ada yg gangguin kita! mau itu haikal, jeno atau yang lainnya” ujar na jaemin, sambil mengarahkan handycam mini berwarna putih ke arahnya yg tengah ia pegang “kamu senang ngga kita jalan begini?” tanya nana sedangkan wanita yg tengah ia ajak berbicara diam tak bergeming sambil menatap langit biru yg selalu saja berhasil mencuri perhatian si gadis “ hey cantik, senang ngga?” tanya nana sekali lagi “eh-h, iyaa senang dong” “lihat dulu pacarnya nih, sayang banget di anggurin karena langit” protes nana Ghea yg sadar akan kecemburuan nana pada langit langsung tertawa kekeh dan mencubit halus lengan kekar pemuda tersebut “ ya ampun naa, kamu sama langit aja cemburu, gimana aku bisa hidup kalo begini? posesif bgt!” “ tapi kamu berhasil hidup aman selama 3 tahun sama aku tuh?” balas nana sambil memberikan smirk tipis kepada ghea “ eh!, jangan smirk begitu” “ haha kamu deg degan yah ngeliat aku tampan begini?” “ aduh aduhh, iyaa, udh jangan smirk begitu di tempat umum” pinta ghea manja kepada nana “kalo di pikir pikir, jalan berdua sambil gandengan begini romantis juga” ucap nana sambil memperhatikan langkah kaki ghea disamping nya “aku asalkan berdua sama kamu, semuanya jadi romantis” “Eheyy, pacar aku sekarang pintar banget gombal” nana tersenyum manis setelah ia mendengar pengakuan gadis yg amat ia cintai itu “eh sayang, sepi banget yah manusia disini, serasa dunia milik berdua” “ eh ada orang! yahh ngga jadi dunia milik berdua deh” “ tapi ngga papa, yang penting ghea tetap jadi milik akuuu” sahut nana sambil berlari dan melompat di sisi kiri jalan, ia selalu saja bertingkah semaunya, dan ocehan demi ocehan yang di lontarkan nana sukses membuat ghea tersenyum lebar, ghea menatap pelan punggung nana yg tepat berada di depan nya “ aku ngga pernah ngeliat kamu sehidup ini naa, selama 3 tahun ini kamu benar benar usaha bahagiain aku, tapi kamu lupa bikin diri kamu sendiri bahagia, aku harap secepatnya aku berhasil melupakan renjun dan menatap kamu dalam, sedalam rasa yang udah kamu kasih ke aku” batin ghea sesampainya di salah satu restoran ternama ibukota, nana langsung menarik kursi dan mempersilahkan ghea duduk di meja yg telah ia reservasi sebelumnya, dengan berbalut dress cantik berwarna cream kecantikan ghea seakan terpancar sempurna di mata nana “aku mau rekomendasiin makanan enak dan sehat buat kamu sayang” “apa yaa? sehat tapi enak” tanya nana penasaran selanjutnya nana mulai menghidupkan handycam nya kembali dan mengarahkannya ke buku menu yg tersedia “ghea paling ngga suka menu ini” nana mengarahkan handycam nya ke salah satu menu yg tersedia yaitu salad sayur “ dan ini yang paling ghea suka” ramen pedas yang di hiasi beberapa potongan daging wagyu dan isian mewah lainnya tampak enak di pandang oleh mata “tapi ghea harus makan makanan sehat dulu hari ini” ucap nana ketika ia mengembalikan sorot handycam nya ke arah salad sayur yg telah ia shoot tadi Tanpa adanya protes, ghea seakan menerima semua hal yg di peruntukkan nana kepada nya, terbukti ia tidak menolak ketika nana memesan menu salad sayur untuk makan siang kali ini. Tepat 15 menit berlalu, akhirnya pesanan makan siang mereka pun datang, dengan sigap nana langsung meracik salad sayur yg telah di hidangkan dengan beberapa bumbu pelengkap yg tersedia di meja, setelah di rasa cukup, nana pun langsung memberikannya kepada ghea guna untuk di santap sang gadis, ghea yg seakan mengerti maksud nana menyondorkan salad sayur yg telah diraciknya langsung mengambil salad tersebut dan memakannya dengan pelan, dalam sela sela kegiatan makan siang ghea, nana tampak tersenyum bangga dan tetap memperhatikan wanita nya itu “aku colok juga yah mata kamu” usil ghea sembari mengarahkan garpu yg ia pegang ke arah nana “hehe, kamu makan nya jangan gemas gemas dong, akunya kan jadi gemas” “ iya kamuu!! bukannya makan tapi malah natap aku, kamu juga makan sayang! kan kamu baru aja sembuh” protes ghea kepada nana yg sedari tadi asik menatap dan memperhatikannya “ iya iya, aku juga makan nih, see? jangan marah marah gituu, kan aku jadi makin gemas” “ kamu ahh, bukannya takut tapi malah gemas” “oh iya sayang, sehabis makan kita jalan ke taman dulu yuk” ajakan nana “hm, taman depan sini? iya boleh naa” “ terimakasih sayang, love u” “ ehehe love u too” Sehabis makan siang, mereka langsung berpindah tempat dan menuju taman yg di maksud nana “ sayangg, sini dulu” “ iya kenapa na? e-ehh jangan foto aku” “ kenapa sih, orang cantik gini, sayang banget kalo ngga di abadiin” “aku malu kalo harus foto sendiri, ya udh kita foto bareng bareng aja, gimana?” “ cantikk, kamu malu kenapa?” “ i-iyaa ngga tau harus pose gimana, pokoknya kita foto berdua aja naa” “ hm ya udh, kamu ngga ush liat kamera, aku ambil foto candid aja” “ aduh itu tambah maluu, ngga usah aja yah sayang, please” “ hmm ya udh, sekarang kita ke ujung sana yok” Langit tersenyum begitu cerah, gerakan awan awan putih seakan ikut bergembira, terdengar beberapa kepakan sayap burung yang terbang kesana kemari kian arti menambah asa, tampak nya kali ini matahari tidak berkerut, ia menampik setiap awan mendung yg mencari muka. Di ujung taman, Na jaemin melihat beberapa ayunan kosong yg siap untuk di mainkan, tanpa berpikir panjang ia langsung meminta ghea menaiki ayunan yg tersedia dan ia akan siap sedia mengayunkan nya untuk ghea “ wohooooo, ayo naaa, ayunkan lebih keras” teriak ghea di sela sela permainannya “ hehe, kamu selalu suka bermain yah ghe” “ jangan pelan pelan naa, ayoo lebih keras lagi dorong nya” “ nanti kamu jatuh sayang, pegangan yg erat” “ iyaa aku pegangan kok, ayo dorong lagii” “ siapp cantik kuu, ayunan meluncurr” Tawa serak selesa terdengar semerbak di ujung taman, kegiatan demi kegiatan sukses memecah sunyi nya rimbunan dedaunan yg tak berani menyapa, pada siang yg enggan untuk berpamitan, kisah dua orang anak manusia diperbarui dengan lipatan lipatan tumpukan bahagia. “ naa, kenapa berhenti ayunin nya” “ hehe iya maaf sayang, kamu cantik bgt pas ketawa lepas gitu, jadinya aku potret kamu deh” “ hehe kamu yah, lagian nyimpan foto aku banyak banyak buat apa sih naa?” “hmm, aku suka aja, soalnya cuma ini yg aku punya kalo suatu saat kamu milih pergi” Deg, batin ghea terasa teriris tatkala ia mendengar dialog yg di lontarkan oleh nana, jawaban yg terkesan kontras tetapi juga membawa seru tegang sembilu sangar yg menjalar di perapian, di bakarnya khalikah memerihkan, cenangga capik menyisakan luka, dan, pada serpihan sumbing retak, ghea melangitkan binar maniknya dan melanggengkan kata maaf. “ Na jaemin sayang? aku masih berusaha, bertahanlah sebentar lagi” satu kalimat yg tak mampu ghea loloskan dari kedua sudut bibir tipisnya “ nana? aku mau ke toilet dulu yah” ucap ghea terburu buru Sedangkan, nana yg tertunduk secara tiba tiba segera memfokuskan dirinya melihat lihat ke sembarang arah guna menampik rasa sakit yg tak sengaja ia utarakan “ cewe lo cantik” suara berat seseorang secara tiba tiba memecah keheningan “ what? lo siapa?” “ itu cewe lo kan? udh coba belum bro?” “sorry? maksud nya gimana ya?” “ gua bryan, gua berani bayar mahal buat pake cewe lo” “ brengsekkkk” Bugh! layangan kepalan tajam tepat mengenai puncak hidung lelaki tak di kenal itu, segera nana menarik kerah baju si lelaki dan membenturkan kepalanya guna untuk menambah pesakitan yg lelaki b******k itu rasakan, tak sempat lelaki itu melakukan perlawanan, nana seakan enggan memberi jeda terhadap pukulan pukulan yg tengah ia layangkan, bagaimana bisa seorang lelaki tak di kenal melemparkan ujaran hina kepada gadis suci yg amat sangat ia cintai, tanpa memberi ampun nana memukul lelaki itu brutal, ia menghadiahkan goresan goresan indah yg terukir jelas di wajah sang lelaki, dan kini goresan tersebut kian terlihat sempurna dengan aliran darah segar yg mengucur tepat mengikuti hulunya, ghea yg melihat kejadian itu langsung di buat kaget dan tak percaya, ia tak pernah melihat nana memukul orang dengan kerasnya dan kini ia sadar bahwa nana sudah tidak terkendali “ naa? kamu kenapa? berhentii, berhentii naa! kamu bisa membunuh orang itu kalo begini!” pekik ghea sembari menarik lengan kekar nana “ ghee, menjauhh!, menjauhh ghee, aku bakalan kasih pelajaran buat si b******k inii!” “ naa, tapii dia berdarah, kamu bisa di laporkan nantinya” “ persetan dengan semua hal! hari ini dia akan mati di tangan ku” “ na jaemin! kamu kenapa? tidak semua hal harus di selesaikan dengan kekerasan” pekik ghea sekali lagi, berharap nana mau mendengarkan nya Tanpa menghiraukan ghea, nana tetap asik melanjutkan permainan nya, ujung matanya memerah dan tangan nya juga terluka, di karenakan keadaan sudah tidak kondusif, ghea berteriak minta tolong dan meminta siapa saja membantunya untuk melerai nana yg tengah memukuli seseorang “ lepaskann!! lepaskannnn!!! biarin gua bunuh si b******k inii, lo ga pantes idup anjingg!! manusia sampah kek lo harusnya mati di tangan gue” teriak nana ketika beberapa pemuda lainnya menarik paksa dirinya untuk menghentikan pemukulan tersebut “ nghhh, nghhhhh” napas pemuda itu tersenggal, wajah nya di penuhi luka lebam dan darah segar yg terus saja mengucur “ heii, kamu baik baik saja? saya udh panggil ambulan untuk membawa kamu ke rumah sakit, saya minta maaf atas perlakuan pacar saya” ucap ghea khawatir “ gheaaaa!!! jangan deketin diaa, dia brengsekkk!!” teriak nana dari kejauhan Selanjutnya ghea memindahkan langkah kecilnya dan berlalu dengan cepat ke arah nana berada “ apa ini? kenapa kamu mukulin orang sampe segitunya? ada apa na jaemin?” suara ghea tampak berat dan sedikit meninggi “ kamu tau? kamu hampir nge bunuh dia tadi!” “ alahh, itu emng dasar dianya yg lemah” “ na jaemin! kamu posesif lagi hah? kamu marah karena dia perhatiin aku ketika kita bermain di taman tadi?” “ bukan ghe, kok posesif?” “ kamu yg selalu marah karena semua orang ngelirik aku, dari awal kamu ngga suka sama jeno, trus sama dosen muda di kampus dan banyak orang orang random lainnya, kenapa? kamu ngga bisa gini terus na, kita udh dewasa, bersikap lah lebih dewasa!” “ ghee, kok malah bahas kesana?” “ na? please berhenti untuk bertindak sejauh ini, aku ngga suka kekerasan dan apapun pembenaran nya” “ ghe? aku belain kamu! sepicik itu aku di mata kamu ghe?” “ kenapa harus kekerasan? kenapa na?” “ karena dia pantas dapetin itu! aku ngga mungkin mukulin dia kalo dia ngga b******k ghe” “ gimana caranya aku bisa cinta sama kamu klo kamu kayak gini na? aku takut, kamu bikin aku ketakutan dengan kemarahan kamu yg brutal itu, nana yg aku kenal ngga pernah begini” “ g-ghe? seriously? aku minta maaf sayang, aku ngga bermaksud begitu, tapi-“ “ aku mau pulang!” “ i-iyaa ayo kita pulang” “ sendiri!” *** Sore itu, ghea tampak berantakan, ia membiarkan langkah kecilnya menuntun setiap inci jalanan. “ ini bukan jalan ke rumah, ghea mau kemana?” batin nana yg ternyata sedari tadi tengah mengikuti ghea dari belakang Ntah apa yg merasuki pikiran ghea, tetiba insiden siang tadi benar benar membuat pikiran nya kacau, ia sadar bahwa apa yg telah ia lontarkan pasti akan melukai hati nana, tetapi? disisi lain dia begitu terkejut dengan kenyataan bahwa nana telah melakukan kekerasan, sungguh ia tak bermaksud menyakiti nana dengan marah begitu, tetapi kalut timpa yg mewabah sukses membawa ghea untuk menjauh sesaat dari lingkugan rumah yg telah ia diami kurang lebih 3 tahun ini, ia lebih memilih pergi dan menyapa beberapa pesakitan nya di tempat lain. Disini, tepat di depan pagar rumah mewah beralamatkan nomor 17, ghea menghentikan langkah kaki nya dan tertunduk rapi, ia mulai tersenyum sendu dan berkata lirih “ mama papa kangen aku ngga yah..” pernyataan luka menyeruak menyapa dan lolos begitu saja dari gerakan bibir gadis itu Dalam pesakitan yg datang secara tiba tiba, ghea seakan terusik dengan pemandangan yg tengah ia sadari, tepat di ujung barat arah rumahnya, tampak seorang lelaki jangkung tengah memandangi bangunan mewah itu lamat lamat, di lihat dari gerak geriknya ia tengah menunggu seseorang, hidung mancung dan rahang tegas miliknya kian tampak sempurna ketika di lihat dari posisi samping, kedua manik ghea seakan di buat penasaran tentang siapa kah lelaki jangkung yg tengah berdiam diri di depan rumahnya? tanpa menimbulkan suara, ghea mulai melangkahkan kakinya bergerak menuju arah sang lelaki dan berniat untuk menyapa “ kamu siapa?” tanya ghea lugas dengan perawakan halus yg ia miliki Lelaki itu menoleh, menangkup dan mencari sumber suara, tepat setelah ia bertemu si pemilik suara, manik lelahnya langsung saja meloloskan air asin dari pelupuk mata , ghea yg terkejut dengan fakta yg tengah ia hadapi segera membuka suaranya dan berkata “ k-kamu kembali ren?” “aku minta maaf” ujar pria tersebut ayal “ ren? jadi? itu renjun? dia kembali?” batin nana ketika melihat pemandangan yg tak mengenakkan terjadi tepat di depan matanya, segera nana menarik langkah kaki nya ke belakang dan memilih berbalik meninggalkan dua anak manusia yg telah terpisah lama “ ghea” renjun membuka suaranya “ k-kamu masih ingat nama aku? dan.. kamu masih ingat dimana rumah aku? kamu jahat ren! kamu jahat! aku pikir kamu udh lupa sama aku, tapi mengetahui fakta kamu masih mengingat jelas semua tentang ku membuat ku semakin terluka, kamu kemana? kemana kamu 3 tahun ini? kamu jahat!” “Kekecewaan menjalar masuk kelukur jiwa, menelisik setiap rangkaian luka yg bersemayam, dan menarik paksa pada rongga rongga yg terbuka, disana! sudah tidak ada tempat lagi untuk nestapa, pergimu telah mengguncangku seperti laut yg kehilangan nelayan, ketiadaanmu telah mengoyakku seperti mimpi yg tak punya lamunan, dan sekarang aku memiliki punggung mu yg berubah hutan, sementara di jari jari ku, ingatan semakin berumur dan hidup sebagai pengelana kelam” “ ghe?, seperti perapian di tengah kasih, malam dingin di dekatmu, selalu unggun bagi tubuhku” “ kamu bohong!” Sesaat renjun mulai mendekat guna untuk meraih tangan halus ghea dan hendak menggenggam nya, tetapi tepat sebelum renjun meraihnya, ghea melangkahkan kaki nya pelan dan mundur beberapa langkah “ karena kamu! nghh hnghh, aku jadi takut dan khawatir terluka lagi, nghh hingga akhirnya aku kesulitan untuk mengeskpresikan.. dan mengungkapkan perasaan ku” ghea terjatuh pedih, ia melemas dan tertunduk dalam isakan isakan yg ia tahan “aku takut! selalu takut! kalo aku bakal terus cari yg kaya kamu, aku terjebak dan ngga bisa buka hati sama yg lain, aku takut rasa ini ngga bisa hilang, aku takut.. rasa ini semakin menyakitkan, nnghh nghh aku harus gimana? aku harus gimana lagi ren? aku ngga tahu harus berbuat apa, nngh ghhnn arrghh nghhh” “ k-kamu kesakitan ghe? apakah selama ini, aku benar benar menjadi luka, u-untuk mu?” Ghea mendongakkan kepalanya, mengarahkan kedua manik lukanya dan menatap tajam ke arah renjun, matanya memerah, tubuhnya bergetar hebat, sedangkan lelaki yg tengah di hadapannya memberikan ekspresi yg sulit untuk diartikan “ pergii!!!” teriak ghea di sela sela tangisan pedihnya “ ghe? aku-..” “ ren! pergi!” Hancur, mereka berdua hancur, di d**a waktu, mereka adalah kenangan yg di basuh hujan, serupa maut, sebab kepada siapapun akhirnya, sesuatu yg seringkali di takutkan, adalah kehilangan juga. Renjun memejamkan matanya kasar dan meloloskan air krystal dari kedua pejamannya, ia rindu, rindu serindu rindunya, tapi? apakah ia akan menjadi begitu egois? membiarkan wanitanya menangis pedih tepat karena kehadirannnya, dengan gerakan tangan yg renjun urungkan, ia tak mampu untuk sekedar menghapus jejak air mata yg telah membasahi pipi lembut ghea, renjun berbalik dan mulai melangkahkan kakinya untuk segera beranjak pergi guna memberikan ruang untuk ghea. “ seharusnya aku tetap menghilang, dan menghiraukan peringatan bukan mempertipis benteng pertahanan kemudian datang menemuimu dengan lancang” batin renjun tatkala ia meninggalkan kediaman ghea dan masih mendengar isakan tangis dari gadis itu. *** Dengan tubuh gemetar, na jaemin memasuki lobby hotel tempat ia bermalam. Tatapan kosong, mata yg memerah dan gerak tubuh yg melambat mampu menghantarkan nya ke bagian receptionist hotel itu, di pesan nya satu kamar dan segera memasuki kotak besi untuk menghantarkan nya ke lantai atas. Ting! Pintu lift terbuka, Jaemin melangkah ruai ke arah kamarnya, dengan hati yg berat ia berkali kali menarik napas panjang guna mengosongkan d**a nya dari sesak yg begitu tajam. Hatinya benar benar terasa sakit, jiwa nya terguncang sekali lagi, untuk apa? kebahagiaan yg ia dapati akan berlalu sebentar lagi. Rasa takut memedihkan menjalar masuk mengusiknya, begitu banyak rentetan kejadian menyayat hati yg turut menghiasi hari hari semunya, ini tentang arah, yg tak tahu tujuannya, ini tentang seseorang yg hilang kendalinya, jaemin menyandarkan tubuh lemahnya ke dinding kaca yg dingin dan menghempaskan kepalan tangannya ke sembarang arah, malam ini ia tak akan kembali, ia tak akan pulang kerumah, entah satu, dua atau tiga malam lainnya. Ia hanya tersenyum getir, memejamkan matanya yg memerah dan mulai menangis pilu “ ghe? udh waktunya yah? kamu ngga akan pulang kerumah lagi, karena rumah mu yg sementara ini akan di gantikan oleh dia yg baru saja kembali”

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD