bc

Sweet High Chaos

book_age0+
601
FOLLOW
1.7K
READ
friends to lovers
arrogant
badboy
goodgirl
student
drama
sweet
like
intro-logo
Blurb

Melati menantang maut dengan memasuki wilayah territorial musuh melalui label siswa junior. Dia adalah sepupu Arian, musuh dari siswa paling disegani di sekolah. Dia pun berjanji kepada Arian untuk menghindari Enand dan teman-temannya. Namun, alam seolah berkonspirasi mempersulit Melati. Suatu hari secara tidak sengaja Melati membuat tangan Genandra Samudera—Enand terkilir. Melati terpaksa menjadi asisten Enand demi menebus kesalahannya. Lalu, bagaimanakah nasib Melati? Amankah tindakan yang dilakukannya?

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Melati tahu betul kenapa perang itu dimulai. Kenapa sosok itu selalu ada dalam putaran rencana-rencana Arian. Dan kenapa Arian seolah ingin menjadi manusia terakhir yang dilihat oleh sosok itu ketika berada di titik kejatuhannya. Karena itu, Arian sama sekali tidak bisa mentolelir ketika Melati, satu dari sedikitnya hal berharga yang tersisa dalam hidupnya memutuskan untuk berada di luar jangkauannya hanya untuk berada dalam jangkauan musuhnya.             Bagi Arian, sebenarnya dua hari terakhir adalah akhir minggu yang padat. Ia harus bolak-balik rumah dan sekolah karena ikut terlibat sebagai performer di acara drama menye-menye sekolah yang diselenggarakan oleh ketua ekskul teater super ambisius, siapa lagi kalau bukan Andini, teman SD-nya yang dulu polos dan sering dijahilinya. Namun, kini telah bertransformasi total menjadi android 18-nya dragon ball versi SMA Kalesta.             “Lo masih benci setengah mampus sama Samudera Cs itu, kan? Kemarin mereka booking gedung keluarga gue buat acaranya si cewek. Gue bisa atur gimana caranya lo bisa ngerjain mereka. Asal lo setuju buat gabung di pagelaran gue,” tawar Andini.             “Kalau mau bikin gue malu karena dendam masa SD lo yang nggak habis-habis itu, mending lewat ajang lain, Babe. Maybe I could enjoy it. But, theater? Big NO. Acara kayak gitu bukan gue banget. Dan…, gue masih punya stok rencana kok buat mereka,” ucap Arian yang ogah menyebut nama Samudera Cs.             “Please…,” Andini memohon.             Wajah Arian masih saja datar.             Sedetik kemudian, the dark side dalam diri Andini pun mengambil alih. Gadis itu menyedekapkan tangannya seraya menarik napas. “Lo nolak tiket bermain gue, it’s okay. Gue masih punya tawaran lain. Voucher rawat inap buat sepupu lo yang sekolah Mandala, misalnya? Atau kupon konsultasi ke psikiater gratis kalau dia diteter sama Samudera Cs karena tahu dia ada hubungan darah sama musuh bebuyutannya?”             Mata Arian seketika membelalak, namun cepat-cepat dikendalikannya. “Ngomong apa sih, lo?” katanya, berusaha tidak terpancing.             “Come on, lo bukan orang yang baru kenal gue untuk ngira gue nggak serius, Yan. I know you, and the whole fact you hide. So, choose one!”             Karena percakapan tempo hari itulah Arian masih tampak ngos-ngosan ketika sampai rumah. Dia memilih pilihan pertama. Dengan konsekuensi ia harus mempelajari dan mengulang gerakan serta dialog yang membuatnya berpikir mendaki Semeru dan Arjuna itu tidak apa-apanya dibanding harus berputar-putar diiringi musik, belum lagi kalau Andini memaksanya untuk menggunakan make up di pementasan besok. Damn it! Gadis itu menang telak atasnya kali ini.             Meski begitu, kekhawatirannya akan sepupunya, Melati, menyeretnya ke rumah gadis itu. Mengabaikan sejuta urusan lain di belakang.              Arian sudah duduk di sofa ruang tamu Melati. Menunggu gadis itu. Tantenya bilang, adik sepupunya itu sedang mandi. Kegiatan yang jelas membuat Arian menunggu lebih lama dari rentetan kegiatan Melati yang perlu ditunggunya. Selain nongkrong di supermarket, nongkrong di kamar mandi adalah kegiatan Melati yang paling menghabiskan waktu.             “Kalau ngelamun ngajak-ngajak dong, emang enak apa ngelamun sendiri?” Melati menyikut lengan Arian. Satu tangannya memegang handuk untuk mengeringkan rambutnya.             Cowok itu mendapat cipratan air dari rambut Melati. Gadis itu melakukannya dengan sengaja. Tanpa menoleh, Arian bisa mencium wangi rambut Melati yang habis keramas.             Diliriknya Melati tajam. “Berantem kali gue ngajak elo,” sahutnya ketus. Membuat Melati beringsut menggapai bahu cowok itu. Melihat Arian seperti ini adalah hal terakhir yang diinginkannya.             “Jangan bilang masih ngambek gara-gara gue masuk Mandala.” Melati nyaris berbisik, kepalanya ia sandarkan di bahu kakak sepupunya itu. Tak mendapat jawaban, tangan Melati tergerak untuk menepis lengan Arian yang sedari tadi ia gunakan untuk menopang dagu. Berharap sang empunya tangan berhenti memandang dinding kosong di hadapan mereka dan yang paling penting, berhenti bersikap dingin. Rahang Arian yang sedari tadi mengeras kini melunak, meski begitu…, dari embusan napasnya terasa sekali kegelisahan yang kini menyelimutinya. Oke, mungkin juga kemarahan dan kekesalan karena harus mempermalukan diri sendiri hanya untuk melindungi Melati yang bahkan akan menertawakannya jika tahu apa yang dia lakukan. Tapi, kali ini Arian benar-benar tidak mempermasalahkan itu. Isi otaknya cuma didominasi bagaimana cara Melati aman, bagaimana Melati bisa bertahan nantinya, dan sampai kapan rahasia sialan ini bisa tersembunyi dengan rapi? Sedang Andini saja sudah mengetahuinya. “Mel, di sana itu ada musuh gue,” ujar Arian pada akhirnya. Yang berarti sudah puluhan kali jika dihitung sejak dia menyampaikan kalimat yang sama berbulan-bulan lalu.             Meski tahu betapa krusialnya topik ini bagi Arian, tetap saja, Melati lelah dengan gencatan senjata ala Arian dan musuhnya itu. Melati memutar bola matanya. “Kita udah bahas ini berkali-kali lho.”             “Justru karena kita udah bahas ini berkali-kali, mustinya lo ngerti dan nggak ngotot masuk kandang lawan!” Arian mengusap wajahnya frustasi.             “Mandala lebih deket dari rumah gue, lo kan tahu.” Melati membalas dengan jawaban diplomatis.             “Gue bisa jemput!” kekeuh Arian.             “Gue sekolah SMA tiga tahun lho. Lo bisa jamin gue nggak bakal terlantar pas lo kuliah nanti?”             Mata Arian membulat. Dari semua pembelaan yang diberikan sepupunya, Arian tidak menyangka masalah tumpangan yang menjadi pilihan Melati sebagai alasan.             “Anak Kalesta nggak bakal ada yang nelantarin lo selama lo bawa nama gue. Lo minta anter ke Anyer sekalipun, mereka bakal mau,” ucap pentolan SMA Kalesta itu super yakin.             “Karena otoritas lo itu juga yang bikin gue ogah kesana,” ucap Melati yang kini meraih toples berisi seaweed chips yang baru kembali diisi oleh mamanya setelah tiga hari dikosongkan akibat binasanya isi toples itu dalam tempo sesingkat-singkatnya di tangan anak gadisnya. Ia mengunyah keripik itu tanpa menawarkan pada Arian yang notabene sekarang adalah tamunya.             “At least ada yang jamin keselamatan lo. Nggak seperti di Mandala. Jangankan nama gue. Nama Kalesta aja, kalau sampai lo ucapin dengan nada baik-baik, bisa jadi lo disidang sama senior-senior lo,” sambung Arian.             Dahi Melati berkerut. “Kita lagi ngomongin sekolah apa Korsel sama Korut sih?”             “Pokoknya gue nggak mau ada kabar masuk ke telinga gue kalau lo kenapa-kenapa di sana!” Arian menekankan kalimatnya.             ”Ian…, gue mau masuk sekolah. Bukan mau masuk kandang singa.” Begitu pula Melati, tidak mau kalah menekan nada bicaranya.             Arian memencet kedua pipi Melati, membuat bibir gadis itu mengerucut. “Denger ya unyil…, gue nggak tahu lagi gimana caranya supaya lo paham apa yang bakalan lo hadapi setelah ini. Tapi karena ini mau lo…, nggak banyak yang bisa gue lakuin buat ngebela lo. Jadi, lo musti ati-ati. Jangan sampai ketahuan kalau lo sepupu gue. Takutnya ada yang iseng nyari tahu. Dan satu lagi, gue nggak mau lo deket-deket sama yang namanya…, lo tahu kan nama mereka siapa aja?”             Melati mengangguk. Alejandro Sakta, Reira Kazi, dan Samudera Genandra. Tiga nama itu dikategorikan Arian sebagai nama yang haram didekatinya.               

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.4K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
220.4K
bc

Suamiku Calon Mertuaku

read
1.4M
bc

My Sexy Boss ⚠️

read
541.0K
bc

Dosen Killer itu Suamiku

read
312.1K
bc

Sweet Sinner 21+

read
887.0K
bc

Bermain Panas dengan Bosku

read
1.2M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook