Bagian 19 Sayup-sayup terdengar lantunan ayat suci Alquran. Merdu sekali. Suara wanita, mirip seperti suara ibu mertua. "Zahra, kamu sudah siuman, Sayang? Bu, Zahra siuman, Bu." Lantunan ayat suci Alquran pun berhenti. Begitu membuka mata, Mas Fahri tiba-tiba mengusap kepala dan mengecup keningku. Ada apa ini? Kenapa wajah Mas Fahri dan juga Ibu terlihat sedih? Tunggu dulu, ruangan serba putih ini terasa asing bagiku. Apa yang telah terjadi? Ini di mana? Kepalaku terasa pusing. Saat mengangkat tangan kanan, ternyata ada jarum infus yang menempel di sana. "Nak Zahra, alhamdulillah akhirnya kamu siuman juga." "Iya, Zahra, Mas senang sekali kamu udah siuman. Mas lega." Siuman? Apa aku habis pingsan? Kenapa aku tidak ingat apa-apa, ya? Aku pun mencoba mengingat kejadian sebelumnya.

