bc

Lost in the Woods

book_age16+
174
FOLLOW
1K
READ
adventure
mystery
another world
friendship
like
intro-logo
Blurb

8 orang yang disatukan karena satu kelas waktu SMA, sehingga membentuk sebuah grup persahabatan yang diberi nama “Vriends”.

Saat liburan akhir semester, mereka sering berkumpul untuk menghabiskan waktu bersama. Liburan kali ini mereka mengadakan kemah kecil-kecilan. Pada saat acara terjadi, ada sebuah momen di mana salah satu dari mereka menghilang.

Pada saat melakukan pencarian, mereka terjebak di suatu tempat yang menurut mereka tidak masuk akal. Di manakah tempat itu berada? Bagaimana mereka bisa menemukan salah satu temannya yang hilang? Dan bagaimana mereka bisa keluar dari tempat itu?

chap-preview
Free preview
Part 01 - Vriends
Di sebuah kota bernama Parama, sekumpulan anak-anak muda menjalin hubungan pertemanan semenjak bangku Sekolah Menengah Atas. Mereka berteman karena bertemu di salah satu Sekolah Menengah Atas di kota Parama. Anak-anak muda tersebut terdiri dari delapan orang, diantaranya Samuel Johnson, Nicholas Robinson, Thomas Wadley, Dylan Torres, Alvaro Chan, Kimberly Dwyne, Gabriella Austine, dan Elizabeth Keryn. Sekumpulan anak muda ini membentuk sebuah geng atau kelompok yang terdiri dari mereka ber-delapan, dan menamai geng mereka dengan nama “Vriends” yang memiliki arti teman-teman. Mereka bisa bertemu satu sama lain karena ada beberapa yang satu kelas, ada juga yang tergabung dalam sautu ekstrakulikuler, dan ada juga karena kebetulan bertemu. Hingga pada akhirnya mereka saling mengenal satu sama lain. Saat ini mereka telah menduduki bangku perguruan tinggi, yang menyebabkan beberapa dari mereka merantau ke luar kota Parama. Hal itu juga menyebabkan mereka jarang bertemu. Biasanya mereka akan bertemu pada saat libur semester ganjil maupun genap. Pada waktu liburan tiba, mereka akan menghabiskan waktu bersama. Entah menghabiskan waktu di pantai, villa, atau salah satu rumah mereka. Meskipun hampir satu tahun menjalani kehidupan perkuliahan, mereka masih menjalin hubungan baik satu sama lain. Tepat hari ini adalah musim libur semester dua atau semester genap bagi mahasiswa perguruan tinggi di kota Parama dan beberapa kota lainnya. Ini artinya, mereka akan menghabiskan waktu bersama. Samuel memberitahukan kepada teman-temannya jika musim libur sudah dimulai. Samuel sering disebut sebagai ketua dalam grup persahabatan ini karena Samuel selalu merencanakan dan selalu mempunyai ide-ide menarik untuk mempererat persahabatan mereka.Samuel juga sering menjaadi penengah bagi teman-temannya yang sering kali adu mulut. Terlebih lagi karenaulah Nicholas. Mereka sepakat untuk berkumpul satu minggu setelah hari pengumuman libur. Mereka akan menghabiskan waktu dengan keluarga mereka terlebih dahulu sebelum menghabiskan waktu bersama teman-temannya.   ***   Hari ini tepat satu minggu setelah hari pengumuman libur. Mereka sudah berjanji untuk bertemu hari ini. Mereka akan bertemu di rumah Samuel, rumah Samuel memang sering dijadikan basecamp bagi mereka, karena rumah Samuel terletak di tengah-tengah dari rumah mereka. Selainitu, rumah Samuel terdapat taman yang sering digunakan untuk bersantai. Satu persatu dari mereka datang di rumah Samuel. Mereka saling berjabat tangan dan berpelukan untuk melepas rasa rindu mereka. Bisa dilihat dari wajah mereka, mereka menampilakan raut wajah yang bahagia.  “Hei, bagaimana kabarmu, Chan?” Tanya Samuel pada Chan. Nama aslinya adalah Alvaro Chan, namun teman-temannya lebih sering memanggilnya Chan. Chan berkuliah di luar kota Parama, yang jaraknya sangat jauh dari kota ini. Bahkan, Chan hanya bisa pulang saat libur panjang saja. Diantara yang lain, Chan dan Samuel memiliki hubungan pertemanan yang sangat lama. Chan dan Samuel sudah berteman sejak mereka kecil. Hal ini dikarenakan rumah mereka saling berdekatan, hanya terpisah beberapa rumah saja. “Aku baik-baik saja. Hanya saja, di kota yang baru, aku tidak bisa menemukan manusia seperti kau, Sam, haha..” balas Chan dengan tawa khasnya. Samuel terkekeh, “Sudah kukatakan padamu, aku hanya ada satu di dunia ini.” “Kalau ada dua, itu namanya kau memiliki kembaran.” “Ah, rasanya aku tidak mau memiliki kembaran. Aku tidak mau ada orang yang lebih tampan dariku.” Samuel memiliki sifat yang sangat percaya diri, itulah mengapa ia sangat percaya diri dengan ketampanan yang ia punya. Samuel beranjak ke yang lain. Kali ini, ia merangkul Thomas, teman yang ia temukan semasa Sekolah Menegah Pertama. “Bagaimana denganmu, Tommy?” Tommy merupakan panggilan kesayangan bagi Thomas. Awal mulanya, Samuel sering mendengar kalau ayah dan ibu Thomas memanggilnya dengan sebutan Tommy. Samuel pun ikut-ikutan memanngil dengan nama Tommy. Hingga pada akhirnya, teman-teman yang lain pun ikut memanggil Thomas dengan sebutan Tommy. Menurut mereka, Tommy merupakan nama panggilan yang imut. Thomas melepas rangkulan Samuel. Ia merasa risih padanya. “Please, Sam. Kita hampir tiap hari bertemu. Kenapa kau harus merangkulku seperti ini. Menjijikkan,” ucap Thomas pada Samuel dengan nada meledek. Mereka sering bertemu karena kebetulan mereka diterima di salah satu universitas di Parama. Bahkan mereka berada di satu fakultas yang sama. Hanya saja jurusan mereka berbeda. Samuel berada di jurusan teknik elektro, sedangkan Thomas berada di jurusan teknik sipil. “Biar sama seperti yang lain, saling berangkulan dan berjabat tangan. Siapa tahu kan kau rindu denganku.” Ucapan Samuel tersebut tidak digubris oleh Thomas. Thomas meninggalkan Samuel dan duduk di sebuah teras yang ada di rumah Samuel. Jika Thomas membalas ucapan Samuel, ia yakin, laki-laki itu akan terus membalas ucapan Thomas. Samuel beranjak ke yang lain. Saling merangkul dan berjabat tangan dengan teman-teman yang lain. Setelah dirasa cukup, Samuel pun mengajak teman-temannya untuk pergi ke sebuah taman yang berada di rumahnya. Taman tersebut tidaklah besar. Namun sangat indah, rapi, dan bersih. Mereka duduk di salah satu gazebo yang ada di taman itu. Tak lama kemudian, ibunda Samuel datang membawa beberapa cemilan dan minuman. “Terimakasih, bunda,” jawab mereka secara bersama-sama. Mereka sering memanggil ibunda Samuel dengan sebutan bunda. Menurut ibunda Samuel, dengan memanggil dirinya bunda akan merasa lebih dekat satu sama lain. “Dengan senang hati, nak. Ya sudah, kalau begitu bunda balik ke dapur dulu, ya.” Pamit ibunda Samuel. “Baik, bunda,” balas mereka secara bersamaan. Mereka mulai memakan cemilan yang sudah disiapkan oleh ibundanya Samuel. Disela-sela makan, mereka saling bercerita satu sama lain mengenai kehidupan semasa kuliah selama satu tahun ini. Sesekali mereka menceritakan kejadian lucu di masa lalu pada saat mereka duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. “Kalian masih ingat tidak, waktu Nick dihukum di bawah bendera siang hari karena ketahuan menyontek jawaban Kim?” tanya Samuel yang sedang bercerita mengenai kilas balik yang menurutnya lucu. “Stop it, Sam!” Ucap Nicholas pada Samuel. Menurutnya, itu merupakan pengalaman termemalukan yang pernah ia lakukan. Nicholas menyadari kalau dirinya memang suka memalukan di mata orang-orang, namun pengalaman yang disampaikan Samuel tadi adalah pengalaman paling memalukan dalam hidupnya. "I don’t care, Nick. Bagaimana bisa ada orang yang sedang dihukum tapi malah bikin video musik sambil menggoyangkan badan.” Sindir Samuel pada Nicholas. Nicholas pun membalasnya dengan tatapan tajam. Kim membalas ucapan Samuel, “Haha, setelah itu dia bilang ‘kenapa aku dihukum atas kesalahanku ya Tuhan?” Kimberly pun mempraktekkan dengan mengepalkan kedua tangan di depan dadanya sambil menghadap keatas. “Setelah itu bel istirahat berbunyi. Orang yang di bawah bendera tadi langsung pergi entah kemana. Padahal sebelumnya sudah banyak yang lihat aksi konyolnya,” timpal Gabriella. “Sampai sekarang aku masih heran mengapa orang itu melakukan hal seperti itu,” tambah Elizabeth. Nicholas pun nampaknya malu dengan cerita itu. Bahkan ia juga tidak tahu mengapa melakukannya. “Sudahlah, jangan dibahas lagi. Kasihan dia. Lebih baik kita fokus pada rencana liburan kita kali ini,” ucap Dylan supaya teman-temannya mengakhiri cerita ini. “Thanks, mate. Kau memang teman paling pengertian,” jawab Nicholas. “Ada saran?” Tanya Samuel pada teman-temannya. Mereka terdiam sesaat. Sepertinya mereka sedang berpikir keras kemana liburan kali ini. “Pantai?” usul Thomas. “Tidak…aku tidak setuju. Kenapa setiap liburan kita selalu pergi ke pantai?” ucap Gabriella yang tidak setuju dengan usulan dari Thomas. Pasalnya, hampir setiap liburan, mereka selalu pergi ke pantai. Gabriella ingin menginginkan sesuatu yang berbeda. “Menurutku…lebih baik kita pergi ke tempat yang bernuansa alam,” usul dari Chan. Saat mengatakan hal tersebut, Thomas pun menjitak kepala Chan. “Aduh, sakit!” keluh Chan pada Thomas disusul tawa dari teman-teman yang lain. “Pantai kan termasuk alam, bodoh!” Chan pun terdiam, “Hmm...betul juga.” “Kalau begitu, kita adakan camping saja bagaimana?” usul dari Dylan. Menurut Dylan, berkemah lebih menyenangkan daripada menghabiskan liburan di tempat wisata. Usulan dari Dylan tampaknya direspon positif oleh teman-temannya. “Boleh juga usul Dylan. Selama ini, kita belum pernah kemah bersama, kan?” “Oke, kali ini aku setuju dengan pendapat Dylan,” ucap Thomas yang setuju dengan pendapat Dylann. Akhirnya, mereka semua menyetujui pendapat Dylan untuk berkemah bersama. Mereka yakin jika acara ini akan menjadi seru. “Baiklah, kalau begitu, kita rundingkan di mana kita akan berkemah. Ada yang punya usulan?” Samuel memberikan kesempatan bagi teman-temannya untuk mengusulkan di mana mereka akan berkemah. Mereka mulai memikirkan di mana tempat yang nyaman untuk berkemah, Mengingat mereka baru pertama kali melakukan kegiatan ini secara bersama-sama. Mereka menginginkan tempat dengan pemandangan yang indah, nyaman, dan tentunya tidak horror atau menyeramkan. “Gunung?” usul Dylan. Teman-temannya mengarah kepada Dylan. “Kenapa?” tanya Dylan, “Ada yang salah?” lanjutnya. “Kita sama sekali belum pernah pergi ke gunung. Itu teralu berbahaya bagi kita!” seru Samuel.  “Benar apa yang dikatakan Sam. Bahkan salah satu dari kita belum ada yang pergi ke gunung. Padahal, kalau mau pergi ke gunung, minimal ada satu orang yang sudh berpengalaman,” jelas Thomas pada yang lain. “Iya, nanti kalau aku hilang bagaimana?” ucap Nicholas yang dibalas tatapan tajam dari teman-temannya. “Ucapan adalah doa, Nick. Awas saja kalau kau menghilang betulan. Aku tidak akan mencarimu.” Nicholas tampak tak yakin dengan ucapan Chan. “Tidak, aku tidak percaya. Pasti kau akan mencariku dan mengkhawatirkanku.” “Terserah kau saja.” Di sisi lain, sebenanya Dylan ingin sekali pergi ke gunung. Ia sama sekali belum pernah mendaki gunung. Namun, ia apa yang dikatakan Samuel ada benarnya. Untuk yang belum pernah pergi ke gunung sangat berbahaya bagi mereka. Apalagi salah satu dari mereka belum pernah ada yang pergi ke gunung, termasuk Dylan. Suasana hening kembali. Tampaknya mereka sedang berpikir ke mana tujuan kemah mereka. Tentunya selain di gunung. Nicholas pun menjentikkan jarinya, “Aku punya ide!” Mereka pun penasaran dengan ide yang dimiliki Nicholas. Biasanya Nicholas membeikan ide-ide yang gila atau tidak masuk akal. namun, tetap saja mereka penasaran dengan ide tersebut. Mereka pun secara bersamaan mengatakan, “Apa?” *** To Be Continued             

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Rise from the Darkness

read
8.4K
bc

FATE ; Rebirth of the princess

read
35.9K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.3K
bc

Rebirth of The Queen

read
3.7K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.7K
bc

TERNODA

read
198.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook