a way to go

a way to go

book_age12+
4
FOLLOW
1K
READ
adventure
student
bxg
mystery
city
first love
special ability
school
gorgeous
sacrifice
like
intro-logo
Blurb

tiba-tiba saja sosok yang sudah lama menghilang muncul didepan pintu, dan sekarang dia akan tinggal bersama kami, awalnya semuanya senang walaupun canggung, namun sekarang rentetan pristiwa aneh yang mengejutkan bermunculan, termasuk anak baru tampan yang selalu menatap dengan dingin.

chap-preview
Free preview
pertemuan pertama ~1~
Terakhir kali kami berkumpul bersama, mungkin ketika aku dan kembaranku berusia 7 tahun, setelah itu kami tidak pernah melihatnya lagi, ibupun tidak pernah membicarakannya. Seolah dia, yang seharusnya mengisi sosok ayah dalam hidup kami, benar-benar hilang. Ya, untuk sesaat yang sebenarnya cukup lama, lebih tepatnya 10 tahun lalu. Aku dan kembaranku mendapati sosok yang dulu kami kenal dengan sebutan ayah, berdiri di ambang pintu depan, dengan wajah shock dan mata yang hampir keluar, menatapku lekat-lekat seolah tidak menyangka apa yang didapatinya setelah menekan bell pintu. Pria ini terlihat sedikit lebih tua dari ingatan kami, dan fotonya yang berusaha kami sembunyikan dari ibu. Aku melangkah mundur perlahan ketika dia mengucapkan 'hai' dengan sangat lambat dengan suara nyaris tidak keluar, ibu yang menyadari kedatangan tamu tidak diundang itu, segera menarik ku dari hadapannya, dan menghapus wajah shock laki-laki itu, yang kini kelihatan ketakutan, namun seperti kagum disaat bersamaan. seolah kesadarannya baru kembali, pria paruh baya itu menelan ludahnya, dan mengulangi mengucapkan 'hai' kali ini terdengar lebih percaya diri, dan seperti mengulangi latihan yang sudah dilakukan berkali-kali. Sambil menyerahkan bunga lily yang dirangkai bersamaan dengan bunga freesia putih, tidak dapat menyembunyikan gemetaran pada tangannya. Namun ibu mengabaikan bunga dan tangannya yang begerat berat, menyuruhku menemui kembaranku di dapur, yang dari tadi berusaha mengintip dari sela sekat ruangan, tidak berani keluar menyadari suasana tegang yang tidak mengenakan. Rasanya seperti berkaca dengan diriku sendiri, saat kembaranku lily, menatapku dengan mata birunya yang nyaris pudar, lekat-lekat seperti menembus jiwaku. Dia manunggu ku menceritakan apa yang terjadi didepan sana, namun sebelum aku sempat menjelaskan apa-apa, percakapan samar-samar antara ibu dengan pria yang ada di depan sana tiba-tiba berhenti, berubah menjadi suara langkah kaki yang semakin mendekat. Suara ibu memecah kesunyian dapur, suara mendidih rebusan air kini harus bersaing dengan suara ibu yang terdengar sangat tegas dan menakutkan, dia mengatakan kalau pria itu akan ikut sarapan dengan kami. Namun sebelum ibu mengijinkannya untuk duduk, ibu memperkenalkannya, mengatakan namanya 'jack' dan menjelaskan kalau dia merupakan ayah kami, dan karena beberapa alasan yang sangat enggan ibu sebutkan. Ya, walaupun kami sudah tau sebelumnya, namun tetap kami tidak tau secara detal, dan nampaknya ibu tidak ingin memberi tau kami dulu, karena asalan yang tidak jelas itulah jack tidak dapat bertemu dengan kami dalam waktu yang sangat lama ini, dan dia baru saja keluar dari penjara. jack berdiri canggung dibelakang ibu, tidak berani mengambil tindakan, untuk duduk dan bergabung dengan kami dimeja makan, baru ketika wanita kuat sekaligus menakutkan itu mempersilahkannya, dia berani duduk. Sungguh berlawaman dengan perawakannya, rambut coklat tuanya yang hampir menutupi mata, goresan bekas luka disekujur tubuh, bahkan garis sayatan tipis pada wajahnya, dan seragam oren yang berusaha di sembunyikan dibalik jaket,kami berdua dapat menebak dia langsung datang kesini setelah dibebaskan. Aku memperhatikannya dari bawah hingga atas, kembali lagi kebawah, hingga berkali-kali, sambil membandingkan dengan orang yang selama ini hanya kami tau dari fotomya, laki-laki itu sungguh berbeda dari yang selama ini kami lihat difoto. Ibu meletakan bunga yang Jack berikan kedalam vas keramik putih, combinasi bunga yang tidak biasa, namun seperti disengaja. Sisinya yang sedikit dia perlihatkan itu, membuat senyum samar pada wajah ibu yang mulai berkerut, dia tidak mengatakan apa-apa, sambil menyerahkan sarapan dihadapanku dan lily, kemudian pada Jack yang langsung membalasnya dengan terimakasih, senyum samar yang semakin jelas dan saling bersagutan, seolah mereka akan melepas rindu yang sudah lama ditahan. Sarapan berlangsung singkat dan sunyi, aku dan kembaranku tidak membuang waktu lebih, dan berangkat kesekolah. "freesia" kembaranku memanggil, memulai percakapan yang sudah dia tantikan sedari tadi "Ya?" jawab ku singat, sudah menebak apa yang akan dia bahas "menurut mu dia benar-benar ayah kita?" tanyanya. "Melihat ibu tidak memprotes apa-apa, dan malah menerimanya sarapan dengan kita, kura ya." "Rasanya sungguh aneh, tiba-tiba memiliki ayah setelah 10 tahun ini" jawabnya, yang membuatku tertawa kecil "entahlah, aku rasa aku tidak bisa menerimanya sepenuhnya." "Ya, kita bahkan tidak tau kenapa dia dipenjara" jawab lily sependapat denganku untuk tidak mempercayai dan menerima pria asing itu dulu terlebih dahulu , mungkin menjaga jarak bukan ide yang buruk, "kita lihat saja nanti." "Sebenarnya aku mengharapkan ibu, menceritakan pada kita keseluruan kisahnya" lily benar, ibu selalu menyembunyikan sesuatu dari kami, dan dia sangat ahli dalam bidang itu, awalnya kami pikir ibu menyembunyikannya karna berusaha melupan ayah, namun melihat reaksinya pagi ini, sepertinya bukan karena itu. Percakapan yang panjang itu akhirnya membawa kami kedepan gerbang sekolah, 'sekolah menengah atas' tulisan besar dengan cat kuning yang hampir pudar mengiasi atas gerbang "hey, apa kau akan memanggilnya ayah?" lily sekali lagi bertanya "mungkin hanya Jack, sesuai dengan yang ibu perkenalkan" sahutku sambil menyiapkan buku dari loker "okay, kalau begitu aku juga" sahutnya dengan santai. Disekolah ini lily berperan sebagai primadona, hampir semua murid mengaguminya, dan dia sangat pandai memainkan peran itu, sosoknya yang anggun dan sedikit pemalu, ditambah wajah cantiknya yang lembut, tidak ada yang mempermasalahkannya, lily sangat cocok dengan peran itu. Lily sangat mirip dengan ibu yang dulu juga menjadi primadona disekolah ini, sehingga para gurupun mengangap itu sudah tertanam dalam darahnya. Walaupun aku kembarannya, namun percayalah aku sama sekali tidak terlihat seperti itu, wajah kami memang mirip, namun sepertinya aura yang aku pancarkan berbeda dengan lily, sehingga meninggalkan kesan yang bertolak belakang dengannya. Tidak jarang dan banyak yang meragukan aku kembarannya, terutama para guru yang sangat suka membandingkan, berharap aku terlihat lebih seperti lily. Ya, wajah kami memang terlihat mirip, kecuali mata ku yang terlihat lebih biru, dan hanya itu yang membedakan fisik kami, sisanya? seperti yang aku bilang sebelumnya, rasanya seperti berkaca. Segera setelah semua pertanyaan lily selesai, aku mengambil jarak darinya, lily mendapat semua perhatian dari semua orang yang dilewatinya, dan dia seperti magnet, untung lily sangat pandai mengatasinya dengan baik, berbeda denganku yang tidak pernah tahan dengan tatapan orang-orang, rasanya sangat aneh dan menakutkan, orang-orang memperhatikan setiap langkah dan apa yang kau lakukan. Terkadang mereka terkesan seperti penjaga toko yang takut dagangannya hilang tanpa jejak, dan juga mereka hanya akan membandingkan kami berdua. Aku tidak masalah dengan lily, aku bangga dan senang menjadi kembarannya, begitu juga dengan lily yang sangat mengertiku, sehingga dia langsunh mengambil jalur yang beberda untuk menuju kelas, dengan berbagai alasan dia melakukannya, agar tidak terlihat sengaja, dan aku selalu berterimakasih padanya untuk itu. Aku tidak bisa berkonsentrasi akibat kejadian pagi tadi, bagaimanapun aku berusaha pertanyaan-pertanyaan selalu muncul dikepalaku, entah apa lily juga memikirkannya, namun nampaknya kami harus belajar hidup bersama dengan sosok ayah sekarang. "kau akan langsung pulang?" lily menghampiriku sambil bertanya "ya, kau?" "aku sudah bilang pada yang lain tidak bisa ikut latihan kali ini" "bukankah pementasannya sebentar lagi?" "aku rasa tidak apa-apa untuk kali ini, aku juga tidak dapat berkonsentrasi dengan benar" keluh lily, sepertinya dia mempertanyakan hal yang sama dengan ku "kau pasti bisa melakukannya, lagi pula kau sudah cukup hebat" hiburku berusaha menenangkannya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Mysterious Man (Spin-Off My Boss And His Past)

read
149.9K
bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
638.3K
bc

Istri Yang Terlupakan

read
9.4K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
5.1K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
154.0K
bc

Regan dan Cintanya

read
1K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
178.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook