“Morning, Karet.” sapa gue kepada Aretha yang baru saja memasuki lift. Dia tersentak kaget lalu menatap gue dengan pandangan tajam, membuat gue terkekeh. “Kerjaan lo ganti jadi tukang ngagetin orang ya?” “Kagak. Lo aja yang gampang banget dikagetin.” sahut gue yang membuat Aretha melengos dengan wajah sebal. Setelah lift membawa kami berdua sampai ke lantai dasar, gue dan Aretha segera melanjutkan perjalanan menuju luar gedung. Gue hendak berbelok ke kiri menuju kantor, namun Aretha malah berjalan lurus hendak menyebrang. Gue mengernyitkan kening sesaat, sebelum akhirnya menyusul Aretha dan menahan tangannya. “Lo masih ngantuk apa gimana, Ret? Ke kantor jalan ke kiri, lho.” “Saya tahu, Bapak Dafa. Tapi sebelum saya pergi ke kantor, saya hendak membeli kopi terlebih dahulu.” balas Are

