Chapter 5

347 Words
Sahabat yang membuat jatuh cinta. Berat. *** "Bagaimana?" Seorang wanita muda cantik dengan setelan warna maaron, bertanya dengan mata berbinar-binar. Sambara yang ditanya, justru masih melihat-lihat dan sesekali mengangguk-angguk. Setelah melihat bangunan lantai bawah, kini Sambara melihat lantai atas yang luas dan sebagiannya dikelilingi jendela-jendela kaca yang tinggi dan lebar. Dinding-dindingnya di cat dengan warna yang sangat cerah. Merah, kuning, dan biru. Tiga warna dasar. "Ini akan jadi ruangan berpikir saya, sekaligus ruang produksi khusus, tempat istirahat, dan juga untuk menerima tamu tertentu," lanjut si wanita cantik berambut panjang, berwarna cokelat, dan dikeriting lebar menggantung. "Bagus. Cocok dengan kepribadianmu, Beby." "Sungguh?" Beby sangat senang. Ia melangkah cepat mendekati Sambara yang masih melihat-lihat dengan seksama. Sambara dengan jas warna biru indigonya, membuat laki-laki itu semakin gagah dan semakin menonjol di siang hari. Lelaki itu terlalu menyukai warna biru dan biru memang warna milik lelaki. "Memangnya saya seperti apa?" tanya Beby pelan. Ia kini merangkul lengan Sambara manja. "Mmm.... Seperti apa, ya." Sambara meletakkan jemarinya di dagu. "Seperti apa?" Sambara menoleh dan tersenyum sangat manis. "Seperti ini." Beby melepaskan rangkulannya dan pura-pura merajuk. Sedangkan Sambara justru tertawa kecil dan berjalan menuju jendela kaca untuk melihat jalanan. Tak lama Sambara terkesima dan baru menyadari, jika ia berjalan sampai perempatan jalan dan berbelok ke kiri, maka ia akan menemukan toko bunga "Kahayang". "Seperti ini itu seperti apa? Bikin penasaran," tuntut Beby. Tak ada jawaban. Beby merasa kalau Sambara terlalu fokus melihat keluar. Ia berjalan mendekat. Tapi Sambara tiba-tiba berbalik. "Kamu mau es krim?" "Mmm...." Beby menelengkan kepala dengan mata menyipit. "Kamu harus mengarahkan beberapa karyawanmu di bawah perihal tempat baru ini, 'kan? Kamu pasti ingin yang dingin dan manis. Tunggu, ya. Saya belikan untukmu." Sambara dengan senyum manis dan sempat mengirimkan kedipan mata saat berpapasan dengan Beby. Tak ayal, senyum geli dicampur malu dan sedang terukir di wajah cantik Beby. Perasaannya melayang-layang mendapat perhatian manis Sambara. "Mas Sambara ke mana?" tanya Rio, asisten Beby yang kemayu. "Mau belikan saya es krim katanya." "Wow. Cieee.... Aduh, Mas Sambara itu perhatiannya ajubile gak kuat. Kapan gitu eike dapat kekasih yang super perhatian kayak gitu." "Cari, dong." Beby tertawa kecil. Tetapi tawanya kemudian menghilang kala menyadari kalau status hubungannya dengan Sambara tak lebih dari sahabat. ***  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD