di suatu ruangan yang gelap didalamnya ada seorang wanita yang tergulai lemas dengan seluruh tubuhnya yang di ikat dengan rantai
CTASS
"AHK SAKIT!!" teriak seorang wanita air matanya terus saja mengalir ia juga sesekali mengatakan kata maaf saat seluruh tubuhnya di cambuk habis habisan tanpa ada kata berhenti oleh pria yang berdiri di hadapannya
diruangan itu ada 1 bodyguard yang terus menyiksanya dengan cambuk setelahnya ada 2 pria remaja dan 1 pria paruh baya yang hanya menonton wanita tersebut di cambuk tidak ada niatan untuk membantunya sesekali salah satu dari mereka juga ikut serta dalam menyiksanya
Wanita tersebut merasakan jika cambukannya telah berhenti tapi tiba tiba saja
"gara gara kau adikku harus mengalami hilang ingatan!!"
"AKH!!, ku ku mohon tolong bu bunuh saja aku" ia tidak kuat lagi dengan semua siksaan yang ia alami saat ini setelah cambukkan itu berhenti ia pikir hukumannya sudah selesai tapi ternyata ia salah sekarang perutnya di tusuk dengan pisau beberapa kali
dirinya hendak ingin menutup kedua matanya rapat rapat tapi ia tidak bisa melakukannya laki laki remaja itu menarik kuat kuat rambutnya hingga beberapa helai rambut rontok dari rambutnya
"apa kau berpikir kau bisa pingsan sekarang? bahkan hukumanmu ini belum selesai"
PLAK.
kepala wanita tersebut menoleh ke kiri pipinya terasa panas dan sakit tamparan laki laki remaja itu tidaklah pelan, lalu pria tersebut memegang dagunya ia menolehkan kepalanya menghadap dirinya dan mencengkram kuat kuat dagunya sungguh ini sangat menyakitkan tuannya sangatlah kejam termasuk para keluarganya.
kejadian saat tuan muda jatuh ke dasar tebing ia hanya ingin membantunya tidak ada niatan jahat untuk melukainya ia tau jika dirinya melukai tuan muda sehelai pun ia akan di hukum tapi sekarang dirinya di fitnah oleh seseorang.
"hukuman ini belum sebanding dengan apa yang kau lakukan terhadap putraku" dengan nada dinginnya laki laki paruh baya berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke arah dirinya laki laki tersebut memegang sebuah belati di tangannya hendak ingin menggores tubuh pelayannya nada dering dari handphone yang berada di saku celananya menghentikan aksinya ia menurunkan belatinya
yang awalnya dirinya kesal semakin kesal urat urat di lehernya mulai terlihat siapa orang yang berani beraninya menganggu dirinya yang sedang menghukum pelayannya
ia mengambil handphone yang berada di sakunya dilihatnya disana tertera nama istrinya, setelahnya ia mengangkat panggilannya
"ada ap-" ucapannya terhenti saat istrinya menangis di indra pendengarannya
"hiks mas putraku cepatlah kemari"
"ada apa kau membuatku bingung" ia sama sekali tidak mengerti dengan kata kata istrinya ada apa dengan putra bungsunya?
"Jio hiks jio ia-"
"ada apa cepatlah katakan!!" bentak suaminya entah kenapa sekarang dirinya merasa cemas
"Jio kejang kejang tubuhnya terasa panas kau harus cepat kemari-"
sebelum istrinya melanjutkan kata katanya panggilan di matikan secara sepihak oleh dirinya
"KALIAN CEPAT SIAPKAN MOBIL KU SEKARANG" teriaknya
"papah ada apa?" tanya salah satu putrnya ia menatap datar ayahnya, ayahnya yang tak kalah datarnya menatap ke arah kedua putranya
"Adik kalian ia mengalami kejang kejang dan tubuhnya panas" ia menjelaskan apa yang ia dengar dari istrinya tadi
"kenapa kau baru mengatakan sekarang" dengan nada dingginnya salah satu putranya keluar dari ruangan tersebut meninggalkan ayahnya di ikuti satu putranya lagi yang juga ikut meninggalkan dirinya
hendak ingin menyusul kedua putranya pria paruh baya tersebut menyuruh salah satu bodyguardnya membunuh pelannya ia sudah cukup bermain main dengannya yang juga di angguki oleh bodyguardnya setelahnya ia pergi dari ruangannya menuju ke arah mobilnya disana terlihat anak anaknya yang sedang menunggu dirinya terdengar decakan dan u*****n yang keluar dari mulut ke dua putranya
ayahnya sungguh lambat bagaimana jika keadaannya semakin parah
-------
di sebuah manshion lebih tepatnya di dalam kamar putra bungsunya ia tak henti hentinya menangis saat dirinya melihat tubuh putranya kejang kejang dan terasa panas saat dirinya menyentuh kulit putranya ia mengopres dahinya ia berharap putranya merasa mendingan
Ia menyuruh pelayan mengambil kompres pereda panas, tapi ia salah bukannya tubuh putranya yang mulai mendingan malah dirinya di kejutkan dengan darah yang keluar dari mulut putranya air matanya semakin deras
"Jio papah akan segera kemari jadi mamah mohon cio bertahan yah sayang" ia mengusap mulut putranya menggunakan tisu,dirinya terus saja mengatakan hal yang sama
"mamah sudah menelepon papah, papah pasti sekarang sedang di perjalanan" lanjutnya ia tak kuat badannya terasa sakit saat dirinya melihat keadaan putranya yang semakin parah
----
"ga mau jio bilang jio ga mau" bentaknya setelah kakaknya menghilang ia dikejutkan dengan sosok laki laki remaja yang lebih tua darinya berdiri menghalangi langkahnya
"Tap-" ucapan sosok itu terhenti saat cio mulai membentak kembali
"kakak kenapa ngehalangin cio, minggir" bentaknya "cio udah bilang cio ga akan mau masuk ke tubuh kakak, cio mau ikut kakak cio" lanjutnya sosok itu terus saja memaksa dirinya untuk masuk ke tubuhnya yang tadi ia tepati sosok itu menjelaskan semua kejadian yang menimpa dirinya hingga sosok itu mengalami kecelakan dan pada akhirnya meninggal
cio awalnya merasa iba tapi setelah sosok itu menyuruh dirinya untuk masuk ke dalam tubuhnya ia menolaknya, cio tidak mau ikut campur urusan orang lain sudah cukup dirinya mengalami kesulitan saat ini ia tidak mau mengalami kejadian yang lebih sulit lagi
ia hanya anak kecil yang berumur 10 tahun, bagaimana jika keluarga sosok pria yang berada di hadapannya marah padanya setelah mengetahui jika ia bukanlah anaknya pastinya ia akan di bunuh dan mati untuk ke dua kalinya, ia tidak ingin itu terjadi lagi.
"cio" panggilnya
cio mendongakan kepalanya menghadap pria yang mulai memanggilnya lagi
"cio apa kamu tidak merasa sedih saat mendengar seorang ibu menangis melihat putranya kesakitan?"
suara asing yang terus saja masuk ke indra pendegaran cio ternyata itu adalah momy nya yang sedang menangisinya
"Cio tau itu sangat menyakitkan tapi kenapa harus cio yang masuk ke tubuh kakak kenapa tidak kakak saja yang kembali masuk ke tubuh kakak?" bingungnya
sosok yang terus saja memaksa cio saat ini adalah jio yang asli
Jio menggelengkan kepalanya mustahil dirinya bisa masuk kembali ke tubuhnya
"jika tidak ada yang memasuki tubuhku dan jika mereka mengetahui kalau aku sudah mati mereka akan menjadi gila, apa cio ingin itu terjadi?" Tanya jio
sekarang kepala cio pusing kenapa ia harus mengalami kejadian seperti ini tapi disisi lain ia juga tidak tega mendengar momynya terus menangisi sosok yang ada di hadapannya cio menghela nafas sebentar lalu menganggukan kepalanya ia akan berperan sebagai jio
"baiklah cio mau masuk ke tubuh kakak tapi cio ga janji kalau sifat cio akan sama kaya kakak" jelas cio
jio menganggukan kepalanya ia sangat berterimakasih pada cio setelahnya ia pergi dengan senyuman