-Bos Yang Baik-

1073 Words
Kanaya P.O.V "Oh jadi kalian gibahin saya?" Aku menengok ke arah pintu kantin dan membelalakan mata melihat ada Pa Arsen dan Pa Irwan yang berdiri menatap kami tajam. Mereka langsung menghampiri kami dan kami pun menundukan kepalanya. Srett!!! Jantungku berdebar ketika Pa Arsen justru duduk disebelahku. Ya tuhan, ini dia mau ngapain sih? Kan aku ga salah kok dia malah disebelah aku? Jangan sampai aku kena omelannya di siang ini ya tuhan! "Setau apa kalian mengenai diri saya?" tanyanya dengan suara berat. Kami semua masih tetap terdiam memilih tidak mau menjawabnya. "JAWAB!!!" teriaknya yang sukses membuatkku terkejut. "M-maaf pak, kami cuman ngobrol biasa aja. Lagian kan ga ada yang ngomongin keburukan bapak jadi ga usah sewot gitu." ucapku pelan sembari mengangkat kepalaku menatapnya. Pa Arsen langsung menatapku tajam dan akupun kembali menunduk. Namun sebuah tangan mengangkat dagu ku, ternyata Pa Arsen. Dia menatapku tajam tapi aku tidak merasa takut sama sekali justru malah lebih tenang melihat manik hitam di matanya. "Kenapa kamu nunduk kalau tau tidak salah?" tanyanya. "Ya jaga-jaga pak kalau bapak ngamuk kayak tadi lagi." jawabku pelan. Dia menghela nafasnya pelan lalu menatap kami semua. "Saya cuman minta kalian jangan asal berbicara mengenai saya. Saya bisa tau bukan hanya jika saya kesini saja tapi saya bisa tau dari cctv. Jadi lebih dijaga omongannya. Dan kamu! Saya akui saya suka dengan keberanian kamu!" kata Pa Arsen menunjuk ku. Dia akhirnya beranjak dari kursi namun tidak dengan Pa Irwan yang masih duduk disebelah Divya. "Kamu makan yang benar jangan yang aneh kayak gini. Mau sakit perut hmm?" kata Pa Irwan yang membuat kami terdiam melihat perlakuannya kepada Divya. "P-pa Irwan, boleh bertanya?" ujarku. "Boleh, mau nanya apa?" tanya Pa Irwan. "Apa Pa Arsen sudah punya gebetan gitu?" tanyaku lagi. "Kenapa emang? Mau kamu jadi gebetannya? Cowok dingin gitu." jawab Pa Irwan yang ku jawab gelengan sambil tertawa pelan. "Enggak sih cuman tadi emang ada cewek ngomong gitu. Saya kira beneran." ujarku santai. "Yah kamu ga tau sih, dia aja dingin kayak kulkas gitu mana punya pacar tapi kalo penggemar ya emang banyak sih. Mungkin perempuan yang kamu maksud tadi salah satunya. Kamu enggak?" tawar Pa Irwan yang ku jawab gelengan. "Dia mah belum kepikiran sampai kesana pak. Hidupnya aja sibuk sama kerjaan." kata Divya. "Nah kamu tuh tipe-tipe nya Arsen banget loh. Hati-hati siapa tau nanti kamu jadi." kata Pa Irwan yang membuatku bingung. "Jadi apa pak?" tanyaku. "Jadi Putri Gumilar!" ledek Pa Irwan sembari beranjak dari kursinya. "Huft bingung kan, Pa Arsen sama Pa Irwan dua pribadi yang berbeda sifatnya tapi mereka sahabatan sejak kecil. Lucu ya!" kata Pa Aldi. "Oh mereka sahabatan pak? Baru tau saya." kata Divya. "Iya, orang tua mereka sudah sahabatan dari dulu makanya sekarang orangtua Pa Irwan ngambil alih bagian kampus yang dibawah naungan Gumilar Corp. Pa Arsen dan keluarganya yang ngurus perusahaan. Saya inget banget waktu kunjungan ke kantor yang pusat di Jakarta. Astaga luas banget!" kata Pa Aldi yang membuat kami ber-oh ria. "By the way, Div! Kayaknya Pa Irwan suka nih sama kamu!" goda karyawati disebelah Divya yang membuat kami semua tertawa. *** Ketika aku sedang duduk mengerjakan tugas kerjaan ku ini, tiba-tiba seseorang menggebrak meja ku. Aku menengok dan menemukan Adelia yang sedang menatapku sinis. "Berani banget lo ya! Pa Arsen tuh calon gw! Ga usah segala jadi pelakor deh lo!" kata nya. Aku hanya menatapnya sebentar lalu tanpa berniat membalas omongannya aku memilih kembali fokus ke pekerjaanku. "Heh! Denger ga sih lo?! Heh!" panggilnya yang semakin membuat ku malas mendengarkannya. "Heh?! Denger ga lo?! Gw manggil! Wah conge nih cewek!" kata Adelia yang membuatku geram dan akhirnya aku pun langsung menatapnya tajam. "Pergi!" usirku yang membuat dia membelalakan mata. "Wah! Nantangin nih cewek!" kata nya yang ku hiraukan. Namun secara tiba-tiba aku merasakan jambakan di rambutku yang terasa sakit. Aku langsung mencakar tangan Adelia yang menjambak rambutku.sampai aku bisa merasakan ada sesuatu yang mengalir. Sepertinya tangannya berdarah. Plak!! Terdengar suara nyaring tamparan dibelakangku. Setelah jambakan di rambutku terlepas akupun melihat ada Pa Arsen yang menatapku cemas. Dia langsung menghampiriku. "Kamu ga apa-apa?" tanyanya yang ku jawab anggukan. "Cuman pusing sedikit saja, pak!" jawabku pelan. Aku bisa elihat kilatan amarah di matanya ketika dia menatap Adelia. "Ada hak apa kamu menjambak dia hah?! Kamu bukan ibu maupun keluarganya! Berani sekali kamu menjambak karyawan saya!" kata Pa Arsen sambil menatap Adelia tajam. "Pak, dia mau ambil bapak dari saya. Saya ga bisa terima itu." kata Adelia yang membuat kami semua menatap Pa Arsen yang sedang tersenyum sinis. "Memang kamu ada hubungan apa dengan saya? Pacaran aja enggak kok seenaknya membatasi pertemanan saya!" kata Pa Arsen. "Saya kan calon bapak!" kata Adelia yang membuat Pa Arsen tertawa. "Kamu mimpi di siang bolong ya? Sejak kapan saya meminta kamu menjadi orang spesial dalam hidup saya?" kata Pa Arsen. "Lah? Kan bapak setiap hari chat saya nanyain gimana keseharian saya ini." kata Adelia. "Yang kamu maksud gimana pekerjaan yang kamu kerjaan dalam sehari itu kan? Itu mah saya chat semua karyawan kali bukan kamu saja!" Lagipula saya ga minat dengan w*************a seperti kamu!" kata Pa Arsen yang sukses membuat Adelia menundukan kepalanya. "Maksud anda apa tuan Gumilar?" tanya Adelia. "Saya tau kamu di pindahkan kesini karna kamu menggoda ayah saya. Saya tau kalau banyak supir di perusahaan pusat yang sudah mencicipi kamu. Saya juga tau kamu sering menyelesaikan kerjasama dengan menawarkan tubuh kamu. Apa saya benar? Karna jika saya benar artinya laporan dari ayah serta ibu saya salah." kata Pa Arsen yang membuat kami terkejut mendengar penjelasannya. Ini bahkan diluar tebakan kami! "Sekarang melihat kelakuan kamuyang memburuk begini saya memiliki banyak alasan untuk memecat kamu! Mulai hari ini, kamu saya pecat! Kamu akan kembali ke Jakarta besok dengan pengawalan penuh. Eeumm Kanaya, apa kamu mau melaporkan wanita ini atas kasus perundungan?" tanya Pa Arsen yang ku jawab gelengan. "Tidak, pak." jawabku pelan. "Ya sudah kali ini kamu selamat. Jika sekali saja saya melihat kamu memperlakukan orang lain dengan buruk saya sendiri yang akan menjebloskan kamu ke penjara." kata Pa Arsen yang membuat kami semua terdiam mendengar ancamannya. "MENGERTI KAMU?!" bentaknya yang membuat kami semua tersentak kaget. "M-mengerti pak!" jawab Adelia yang merasa takut dengan ancaman Pa Arsen. Kali ini aku melihat sisi berbeda dari Pa Arsen. Jika sebelumnya banyak yang mengatakan dia adalah bos yang dingin tapi kali ini aku melihat kalau dia sebenarnya seorang bos yang baik karna dia peduli dengan bawahannya. Semoga saja nanti pasangannya juga sebaik dia, aku akan mengaminkan hal itu untuknya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD