bc

guardian school

book_age16+
0
FOLLOW
1K
READ
student
drama
mystery
straight
expert
female lead
male lead
realistic earth
supernature earth
school
like
intro-logo
Blurb

Tsabina mutiara Cantika adalah seorang heredis sekaligus paranormal yang bertugas menyegel para jin kedalam sebuah lukisan sebagai bentuk pemurnian jiwanya.

Suatu ketika ia menerima tugas untuk mengawasi sebuah sekolah yang menyimpan banyak rahasia hingga mempertemukannya dengan seorang pemuda bernama Rico yang memiliki kekuatan misterius serta Pratama seorang pemuda yang diselimuti banyak rahasia tentang masa lalunya.

Bersama mereka mengarungi berbagai petualangan dan mencari tahu rahasia tentang sekolah dan kota mereka yaitu kota batavia

chap-preview
Free preview
chapter 1 : sang murid baru Tsabina Mutiara Cantika
Kamis 2 Januari 2020 di sebuah tempat penyeberangan kereta api nampak seorang perempuan berbaju putih berdiri dengan tatapan kosong. "Masih gak mau pindah ya? Gue udah dateng disini 3 hari loh," gumam seorang gadis dengan kaus hitam dan celana jeans tengah berdiri disamping perempuan tadi sembari memegang sebuah kanvas kecil yang ia keluarkan dari tas selempangnya. "Aku hanya ingin disini, aku akan menjadi media untuk membalas perilaku manusia yang seenaknya di waktu seperti ini," Jawab perempuan itu datar tanpa menatap gadis tadi. "Tapi ditempat yang gue kasih tau lebih enak loh, daripada disini liat kereta lewat terus?" Gadis itu nampak mencoba menawarkan sesuatu agar perempuan itu segera pindah. "Justru karena itu aku ingin memberi pelajaran pada mereka yang suka main-main dengan kereta lewat," jawab perempuan itu pada sang gadis. "Tapi kan gak harus mengakibatkan bahaya seperti itu," ucap sang gadis pada si perempuan yang nampak tidak menghiraukannya. "Saya tidak menyukai mereka, gara-gara mereka suami saya mati disini," tambah sang perempuan dengan air mata mengalir di matanya dan membuat gadis berkaus hitam tadi memijat tengkuknya sambil mengambil kuasnya. "Tapi bukan salah mereka kan?" Tanya gadis itu seraya melukis sesuatu dengan cat warna merah dan hitam yang sudah ia taruh di kuasnya. "Tetap saja... Mereka semua harus mengganti nyawa suami saya!" Ucap perempuan itu dan nampak melayang dengan wajah yang mulai mengeluarkan darah. "Yah mau gimana lagi pokonya udah gue peringatin dari kemarin," ucap sang gadis yang menyelesaikan lukisannya bersamaan dengan seorang ojol yang lewat di perlintasan kereta api tadi. "Mangsa! Hihihi!" Nampak perempuan tadi melayang menuju sang ojek online mencoba menyerang namun sebuah benang tipis dengan jumlah banyak mengikat tubuh sang perempuan lalu menariknya masuk ke dalam sebuah lukisan yang dipegang oleh gadis tadi. "Setan budeg ini nyebelin banget," Gumam gadis itu kesal sembari menyimpan gambar itu kedalam tas selempangnya dan nampak menerima telfon. "Halo kak? Iya ini gue udah dapet kok," Jawab gadis itu yang menerima telfon sembari berjalan menuju mobilnya. "Pindah lagi? Ke SMA 20? Emang ada apa disana?" Tanya gadis itu pada orang diseberang telfon sembari masuk kedalam mobilnya lalu mengendarainya menjauh dari sana. "Orang yang udah buat Syifa celaka ada disana, jadi ini kesempatan buat lu ketemu sama orangnya. Tertarik?" Tanya orang diseberang telfon pada Tsabina yang nampak terdiam beberapa saat seraya mengeluarkan sebuah foto yang memperlihatkan dirinya dengan seorang gadis lain nampak ekspresi ceria terpancar di foto tersebut. "Bersiaplah tanggal 6 lu bakal jadi murid baru di SMA rajawali cabang kota Batavia," jawab orang ditelfon tadi dan nampak sang gadis segera mematikan telfonnya sembari menatap ke depan. "Pembunuh kak Syifa ya," gumam Tsabina sebelum menancapkan gas mobilnya agar cepat tiba dirumahnya. ************** Tsabina mutiara Cantika seorang gadis berusia 16 tahun lahir pada hari Sabtu 4 mei 2002 terlahir di hari yang spesial dalam primbon Jawa membuat sang gadis memiliki kemampuan spesial walau tidak terlahir dalam keluarga yang memiliki latar belakang ilmu supranatural, membuat sang gadis menjalani kehidupan yang normal tanpa mengetahui potensinya. Hingga diusia 8 tahun secara tidak sengaja potensi supranatural dia mulai terbuka dan memancing 2 jin siluman di sekitarnya tertarik menyerang beruntung saat itu ia dilindungi oleh seorang pendekar sakti dan seorang pria misterius yang menyebut dirinya sebagai heredis. Walau kedua siluman tersebut berhasil diusir namun mereka takut sang siluman akan kembali maka dari itu Tsabina dilatih keterampilan untuk memanfaatkan kekuatan yang ia miliki dan apa yang diprediksi mereka benar saja terjadi Tsabina kembali diserang oleh kedua siluman tadi dan akhirnya pertempuran tersebut membuat sang heredis harus meregang nyawa. Untuk keamanan bersama alhasil Tsabina dibawa oleh sang pendekar untuk melatih kemampuannya dan akhirnya bersekolah dalam pengawasan sang pendekar beserta beberapa kawannya. Dan saat Tsabina sudah siap ia kerap ditugaskan mengusir para jin yang menggangu tempat sekitar dan hari ini Senin 5 januari 2020 adalah hari pertama ia masuk ke SMA ketujuh sebagai murid baru. "Baiklah, ada hantu atau jin apa yang menggangu tempat ini," gumam Tsabina seraya berjalan masuk mencari kelasnya. "Hei! Murid baru ya?" Tanya seorang pria dengan jaket sweater putih serta headphone tergantung di lehernya, melihat sapaan itu nampak Tsabina menoleh dan tersenyum. "Iyah, gue Tsabina, pindahan dari Bandung," ucap Tsabina memperkenalkan diri pada Pria itu yang tersenyum dan menatapnya hangat berbeda dengan Tsabina yang dadanya berdebar dan sedikit mengalihkan pandangannya. "Kekuatan besar apa yang dia miliki?!" Gumam Tsabina dalam hati seraya membiarkan pria itu berjalan di depannya. "Gue Andrean Viscara, panggil aja Andra, Lu dikelas mana btw? Siapa tau kita sekelas biar bareng?" Tanya pria itu pada Tsabina yang tersadar dan tersenyum manis. "Gue ke ruang Kepala Sekolah aja, thanks udah nawarin," Ucap Tsabina pada Andra yang tersenyum dan mengangguk. "Yaudah gue duluan, bye!" Ucap Andra pamit seraya berjalan menenteng tasnya menuju kelas sementara Tsabina berjalan menuju ruang Kepala Sekolah. ######## Didepan gerbang sekolah nampak sebuah motor melaju kencang menuju sekolah yang akan ditutup beruntung saat itu satpam sekolah masih melihatnya jadi ia diberikan kesempatan untuk masuk. "Untung lu! Hampir aje gue kunci ini gerbang," Ucap satpam sekolah pada pria yang terlambat itu. "Hehe sorry sorry telat bangun pak," Kata pria tersebut seraya menaruh helmnya dan segera berlari masuk ke dalam kelas. "Rico! Pas banget! Mumpung lu dibawah temenin gue bentar yak!" Ucap seorang pria dengan badan berisi dan rambut belah tengah tengah menepuk pundak pria tadi. "Paan git? Gue telat nih! Pelajaran Bu nuri loh!" Nampak pria bernama Rico itu kesal campur panik. "Yee daripada lu disuruh turun lagi buat ngambil absen hayo!" Sigit nampak memberi tawaran pada Rico yang menatapnya kesal. "Kok gue turun lagi?" Tanya Rico kesal. "Kan lu ketua kelas, hehe," nampak Sigit tersenyum menang melihat Rico yang cemberut lalu berbalik jalan menuju ruang guru diikuti oleh Sigit. Sesampainya di ruang guru nampak pak Jack selaku wali kelas mereka tengah berbincang dengan seorang gadis yang nampak asing namun memakai seragam yang sama dengan mereka. "Murid baru?" Tanya Rico yang saling berhadapan dengan Sigit dan tersenyum senang. "Ayune cuk!" Gumam seorang pria berambut klimis dengan jaket Hoodie dibelakang mereka berdua dan nampak dibekap oleh Rico dan Sigit. "Ssst! Lu jan norak anjir Bio!" Kata Rico memperingati pria berambut klimis itu dan nampak mengangguk dan melepaskan tangan Rico. "Puih bau pete!" Umpat Bio kesal. "Lah lu sendiri ngapain disini?" Tanya Rico kesal pada Bio yang menunjuk seorang gadis berambut sepundak dan tengah mengambil kertas di meja Bu Nuri. "Mampus ulangan?!" Kaget Sigit pada Rico dan Bio yang menggeleng. "Lu pikun apa gimana sih?! Kan kita ulangan dua hari yang lalu!" Gumam Rico dan Bio bersamaan. "Bio bantu gue dong!" Panggil gadis berambut sepundak itu ke Bio dan nampak menatap Rico dan Sigit. "Eh? Selamat pagi pak ketu!" Panggil gadis itu Ke Rico yang senyum dan menatap gadis itu. "Hai lit rambut lu bagus," Puji Rico ke Lita yang dibalas tatapan sinis Sigit dan Bio. "Huu modus!" Sewot Bio ke Rico yang terlihat bodo amat dan dilihat oleh Pak Jack. "Rico? Ngapain kamu disini?" Tanya Pak Jack tegas ke Rico dan Sigit yang berjalan mendekat kesana. "Anu pak, mau ngambil absen," jawab Rico ke Pak Jack yang mengambil beberapa lembar kertas absen lalu memberikannya ke dua muridnya itu. "Nah sekalian kalian juga bawa temen baru kalian ke kelasnya," tambah Pak Jack ke Rico yang mengangguk lalu tersenyum pada Tsabina. "Gue Rico dan dia Sigit salam kenal ya!" Sapa Rico pada Tsabina yang mengangguk dan tersenyum pada keduanya lalu mereka segera berjalan menuju ruang kelas mereka. "Misi! Bu Nuri? Ada murid baru," kata Rico menggangu sesi mengajar Bu Nuri nampak sang guru menatap Rico yang masuk dengan membawa kertas absen juga Tsabina yang ngekor dibelakang diikuti Sigit, Bio, dan Lita mereka bertiga segera masuk kedalam. "Bosan!" Teriak seorang gadis yang dibekap oleh pria lain nampak tatapan Tsabina fokus ke mereka berdua sejenak namun segera dia alihkan pada pria dengan jaket sweater putih yang ia temui tadi. "Pria dengan kemampuan spiritual yang kuat itu juga disini ya?" Gumam Tsabina dalam hati lalu menatap Rico dengan tatapan bingung. "Langsung perkenalan aja Tsab... Bina?" Tanya Rico yang bingung menentukan nama panggilan gadis itu. "Perkenalkan gue Tsabina mutiara Cantika, panggil aja Tsabina, gue pindahan dari SMA bandung salam kenal semuanya," Ucap Tsabina memperkenalkan dirinya dan tiba-tiba seorang gadis berambut pendek sebahu. "Apa setelah perkenalan dia kita bisa lebih cepat istirahat? Laper nih," tanya gadis itu pada Bu Nuri yang asyik membaca lembaran jawaban tadi. "Sayangnya gak bisa Lea, soalnya saat jam istirahat kamu remidi pelajaran ibu," Jawab Bu Nuri yang membuat semuanya tertawa sementara Tsabina sedikit segan melihat Lea. "Gue merasa ada yang aneh dengan hawa spiritual dia," Gumam Tsabina dalam hati. "Yasudah silahkan cari tempat dudukmu Tsabina," Kata Bu Nuri pada Tsabina yang tersenyum dan dicarikan tempat duduk oleh Rico dan nampak dia terhenti sejenak. "Gue bukannya modus atau apa nih Tsabina, tapi kursi yang kosong ada disamp...," Ucapan Rico terhenti saat menoleh dan melihat Tsabina duduk di kursi kosong di depan. "Itu kursi Rangga," gumam Rico yang mengabaikannya dan memilih kembali duduk di kursinya diikuti Sigit yang duduk di belakang. "Hai pak ketu yang gak masuk 5 orang nih ada Pratama, Angga, Julian, Brandon, sama Anya," Jelas sang sekretaris kelas yaitu Odelia. "Thanks infonya Odelia," Jawab Rico sambil tersenyum ramah disisi lain Tsabina masih memperhatikan Andra dan Lea. "Gue udah nangkep dua orang dengan kekuatan spiritual yang meluap luap walau salah satunya sedikit redup entah karena apa gue gak habis pikir," Gumam Tsabina sembari menatap keduanya penasaran namun saat Andra menatap balik gadis itu segera mengalihkan pandangannya fokus ke depan "Pokoknya ada yang gak beres dengan sekolah ini, atau mungkin juga kota ini, kota Batavia kota aneh yang tiba-tiba hadis di peta di tahun 2000 dengan berbagai misteri yang belum bisa dipecahkan," Gumam Tsabina sembari menatap ke langit. TO BE CONTINUED

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

FATE ; Rebirth of the princess

read
36.0K
bc

Rise from the Darkness

read
8.5K
bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
639.9K
bc

Rebirth of The Queen

read
3.7K
bc

Marriage Aggreement

read
86.9K
bc

Life of An (Completed)

read
1.1M
bc

Scandal Para Ipar

read
707.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook