Siapakah kamu?

727 Words
Santi tertidur nyenyak semalam setelah bertemu dengan Dimitri di dunianya yang nyata bukan mimpi. Dimitri sangat pandai merayunya sehingga malam pun berakhir dengan romantis. Santi terbuai dengan indahnya bahasa yang diungkapkan oleh Dimitri. Kesedihannya bersama seseorang yang pernah datang di hidupnya seakan terlupa.  "Kak, bangun... Sudah pagi. Kakak tidak kerja?" Terdengar sayup-sayup suara Tegar adiknya membangunkan Santi.  "OMG... ada meeting lagi haduh... Kenapa gak bangunin kakak dari tadi sih? Kamu belajar daring kan sebentar lagi nenek datang ayo kita sarapan dulu!" seru Santi panik disambut senyum Tegar yang melihat drama seperti  hari setiap kakaknya akan berangkat ke kantor. Nenek yang dimaksud Santi adalah baby sitter yang menemani Tegar saat Santi harus bekerja. Jika Santi sedang bekerja dari rumah maka Santi yang akan menemani adiknya sepanjang hari. Kehilangan orang tua sekaligus merupakan hal berat buat kakak beradik ini. Namun Santi berusaha untuk menjadi kakak yang baik bagi adiknya dan merawatnya dengan sepenuh hati. Begitu pula Tegar ia sangat mengasihi kakaknya yang menjadi tulang punggung keluarga saat ini. Tegar pun berjanji dalam hati agar terus dapat rajin belajar dan hidup mandiri agar dapat membantu Santi memenuhi kebutuhan kakak beradik ini. "Kak, ayo cepat makan, ini roti isinya sudah matang" teriak Tegar dari ruang makan. "Ok adikku sayang, sebentar kamu makan dulu saja, kakak masih harus bersiap-siap!", Sahut Santi sambil merapikan baju dan membawa tas selempang dan tas laptopnya.  Dikecup kening Tegar dan mereka pun bersenda gurau sambil makan bersama. Hari ini meeting bertemu klien banyak sekali. Berkali-kali dilihatnya jadwal-jadwal meeting yang banyak sekali agar target bulan ini tercapai. Namun yang membuat Santi tersenyum pagi ini saat membaca pesan singkat dari orang yang ditunggunya yaitu Dimitri. Dia sangat romantis menanyakan apakah semalam Santi tidur nyenyak dan sarapan apa hari ini. Dimitri membuat hari-harinya menjadi semakin berwarna. Santi masih menyetir Jazznya menuju kantor. Pagi ini tidak terlalu ramai jalan tol Karang Tengah menuju Jakarta. Kantornya di bilangan Sudirman membuatnya berpikir untuk mempercepat laju kendaraannya sedikit agar ia segera tiba di kantor lebih awal dan dapat mempersiapkan bahan meeting terlebih dahulu.  Matahari begitu menyengat lagu romantis di radio mengingatkannya bahwa saat ini adalah bulan Februari. Bibir merahnya terlihat tersenyum simpul dan matanya begitu ceria saat mengingat apa yang terjadi dengannya dan Dimitri semalam. Lelaki Cancer yang cukup perhatian dan romantis membuat Santi terkesima dengan semua perkataannya. Dimitri menggenggam tangannya dan bertanya lembut. "San, sebentar lagi valentines Day. Apa hadiah yang spesial kamu minta dari aku?" Santi tersenyum manja dan menatap Dimitri penuh makna. "Dim, kita makan malam saja saat Valentines Day tidak usah repot beli hadiah. Lebih baik kamu tabung uangnya siapa tahu ada hal penting yang kamu perlukan. Aku bersyukur sudah beli produk asuransimu jadi lebih merasa aman saja. Berikutnya aku ingin membeli produk asuransi untuk Tegar, nanti siapkan plannya ya." Dimitri menjawab dengan anggukan dan senyum manisnya. Malam itu rasanya tak ingin segera cepat berakhir. Santi merasa sangat bahagia bersama Dimitri. Bibirnya kembali tersenyum dan bernyanyi mengikuti lagu Valentines dari Radio kesayangannya, All of my live i have been waiting for...." Tiba-tiba matanya tampak melihat sinar yang begitu terang, Santi tidak dapat mengendalikan kendaraannya yang saat itu melaju agak kencang. Suara tabrakan beruntun mobil di jalan tol terdengar sangat keras.  Mata Santi terbuka dilihatnya sebuah sinar terang. Matahari begitu cerah dia menyadari dirinya terbaring di sebuah padang rumput. Santi berusaha duduk dan membenarkan pakaiannya yang tampak sedikit kotor oleh rumput dan tanah.  Matanya terlihat sangat terkejut saat dia menyaksikan hamparan rumput luas bagaikan karpet dengan hiasan bunga warna-warni di sekelilingnya dan sebuah kolam yang tidak asing baginya. Kolam itu, pikirnya, aku seperti pernah melihatnya.  Terdengar suara lembut seorang pria dari belakang tubuhnya, "Sayang, kamu sudah bangun? Tidurmu lelap sekali dengarkah pertanyaanku tadi?" Santi kaget dan menoleh ke belakang ingin mengetahui siapa dia yang berkata begitu manis padanya.  Dia begitu kaget melihatnya, Henson. Dia, Henson, tapi tampak dia terlihat dua puluh tahun lebih muda. Tampak seorang remaja mirip Henson bertanya kepadanya.  "Kamu, Siapakah kamu?" tanya Santi bingung. Henson tersenyum dan memeluknya dari belakang. "San, jangan bilang kamu amnesia hanya karena tertidur selama sejam.  Apa? Tertidur sejam? Santi berkata di dalam hati. Namun pelukan itu begitu menenangkan perasaannya yang bingung. Kenapa Henson tampak begitu muda. Lalu Santi mulai menyadari bahwa dirinya pun tampak berubah. Santi melihat dirinya seperti seorang gadis remaja berusia belasan tahun saat dia mengamati dirinya pada bayangan kolam di hadapannya. Ada apa ini? Batinnya mulai bingung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD