bc

Hello, My Destiny!

book_age18+
1.1K
FOLLOW
5.3K
READ
HE
goodgirl
powerful
self-improved
confident
drama
bxg
female lead
office/work place
colleagues to lovers
like
intro-logo
Blurb

Dara dihadapkan dengan beberapa pilihan bertahan dengan pekerjaannya, dan memilih salah satu diantara Kenan, Dimas, dan juga Gavin.

Karena mereka semua, mencintai Dara. Dengan cara mereka masing masing. Siapakah yang akan menjadi pilihan Dara?.

Selamat datang dalam cerita seorang Dara Valentina Oona.

chap-preview
Free preview
HMD - 1 (Dara & K Art)
"Selamat Dara, mulai besok, kamu sudah bisa bekerja disini" ucap lelaki yang sepantaran denganku, bisa dilihat dari name tag-nya, namanya adalah "Kenan Mahardika". Ia akan menjadi atasanku sekarang.... "Terimakasih banyak Pak, saya berjanji, saya akan serius kerja disini. Saya gak akan mengecewakan Bapak dan kantor Bapak" ucapku tersenyum bahagia. Ia ikut tersenyum, "Jangan panggil Bapak. Muka saya kelihatan tua banget yah?". "A, a, ahh.... Maaf, terus saya panggil apa?" tanyaku sungkan. "Mas Kenan aja" ucapnya. "Siap, Mas Kenan. Terimakasih banyak. Kalau begitu saya permisi" ucapku. "Oke, hati hati dijalan. See you tomorrow" ucapnya ramah. Aku segera berdiri dan membungkukkan badanku dihadapan Mas Kenan duduk. Berbalik dan keluar dari ruangannya. Ku pandangi kantor Mas Kenan yang cukup besar ini. Tidak menyangka akan menjadi salah satu karyawannya. 'K Art' sebuah perusahaan yang menaungi karyawan dari berbagai bidang, salah satunya aku yang mengajukan diri sebagai 'Make up & Fashion stylist'. Karena hobbyku berdandan dan memadu padankan busana. Suatu kehormatan bagiku untuk bekerja disini. Meski hanya lulusan SMA, dengan pengalamanku setahun bekerja di perusahaan lain dengan jalur Magang tanpa kontrak. Setelah kontrak habis, aku memilih untuk masuk ke 'K Art' karena lebih menjamin, dengan gaji yang lumayan. Cukup untuk membayar rumah yang ku cicil seorang diri. ~ Ke esokan harinya, ku pacu sepeda motor maticku, sambil berdendang bahagia, hari pertama bekerja di 'K Art' membuatku sangat bersemangat. Aku tiba di kantor sebelum pukul setengah 8. Lumayan, bisa beli roti dulu di kantin kantor. Sambil menunggu Mas Kenan dan rekan yang lain. Sambil berjalan menuju kantin, ku kuncir rambutku tinggi, akan panas jika bekerja sambil meng-urai rambut. Itu menyebalkan. "Selamat pagi Dara Valentina Oona" ucap seseorang dibelakangku. Aku segera berbalik, dan terkejut melihat Mas Kenan yang sudah ada dihadapanku dengan jarak terpaut 1 meter saja. "Selamat pagi Mas Kenan Mahardika" ucapku sambil tersenyum. "Mau ke kantin?" tanyanya juga membalas senyumanku. "Iya Mas, beli roti sama air mineral". "Ayo bareng, saya juga mau ke kantin" ucapnya. Aku dan Mas Kenan pun berjalan bersisian. Beberapa karyawan juga sudah mulai berdatangan dan tujuan mereka sama, ke kantin. Mereka menyapa Mas Kenan ramah, begitu juga Mas Kenan yang membalas sapaan mereka disertai dengan senyuman. Tak lupa aku juga menyapa mereka dengan senyuman dan anggukan. Biar bagaimanapun, rekan kerja adalah teman bahkan keluarga. Karena jika tidak bekerja sama, kerjaan jadi susah dan lambat selesainya. Maka dari itu, sesama rekan kerja harus menjalin hubungan yang baik. Meski tidak terlalu dekat. "Kamu duduk aja Ra, saya yang pesanin" ucap Mas Kenan. "Oh, jangan Mas. Biar saya pesan sendiri aja" ucapku melihat ke sekeliling sebagian ada yang menatap penasaran. Aku kan jadi gak nyaman. "Gapapa Ra, duduk aja, kumpul sama yang lagi duduk tuh. Kenalan" ucapnya mempersilahkan. "Hmm....". "Udah sana" ucap Mas Kenan. Aku segera berjalan ke arah meja yang di duduki 4 orang karyawan Mas Kenan, 2 perempuan dan 2 laki-laki. Mereka sedang menatapku dengan senyuman ramah. Aku pun membalas dengan malu malu. "Kamu yang interview kemarin kan? Selamat bergabung di K Art" ucap seorang wanita yang wajahnya baby face. "Iya. Aku boleh gabung disini?" tanyaku sungkan. "Ya boleh lah. Ayo duduk aja, jangan malu-malu" ucap seorang lelaki yang duduk disamping wanita wajah baby face tadi. Mungkin mereka pasangan. Kelihatan serasi sekali. "Ayo duduk" ucap wanita yang badannya tinggi yang ada dihadapan wanita baby face tadi. Mereka berdua sama sama cantik. Bagaimana aku bisa tahu dia tinggi? Karena kakinya panjang jenjang, dan badannya body goals. Aku pun segera mengambil tempat duduk diantara wanita baby face dan yang tinggi ini. "Kenalin, ini Dimas dan Erlin, aku Via dan yang disamping aku ini Devan pacar aku" ucap wanita yang baby face tadi. "Dimas Panji" ucap lelaki tinggi cool yang duduk disamping wanita tinggi ini menyalami tanganku. "Erlin Anindya" ucap wanita yang tinggi menyalami tanganku. "Devan Bahtiar" ucap lelaki yang ada disamping wanita baby face menyalami tanganku. "Olivia Putri Tiar" ucap wanita baby face menyalami tanganku juga. "Aku Dara Valentina Oona. Panggil Dara aja" ucapku. "Kamu deket banget sama Pak Kenan?" tanya Via antusias. "Hah? Enggak, aku baru ketemu Mas Kenan kemarin interview itu" ucapku sedikit bingung. "Tapi kok kamu kayak deket banget gitu sih? Kelihatan loh" ucap Via. "Sampai panggil Mas juga ya" celetuk Erlin. "Eh iya betul! Kok kamu...." ucapan Via terhenti ketika Mas Kenan sudah duduk diantara Dimas dan Devan, berhadapan dengan ku. "Gabung ya guys, nih Ra" ucap Mas Kenan memberikan plastik warna hitam dengan logo kantin K Art. Kantor ini benar benar aesthetic. Kantong plastik aja pakek logo sendiri. Luar biasa!. "Totalnya berapa ya Mas?" tanyaku segera membuka tas. "Udah gak usah, kalian kalau mau beli lagi ambil aja, saya traktir" ucap Mas Kenan. "Terimakasih Pak" ucap yang lain menatap penuh tanya padaku. "Lah? Saya gak nitip sebanyak ini Mas" ucapku ketika membuka plastik isinya beberapa roti dengan rasa berbeda, 2 botol air mineral dingin, dan 3 botol s**u kotak kemasan. "Santai aja Ra" ucap Mas Kenan tersenyum, "Hey guys, ayo pesan. Sarapan yang banyak, biar semangat". Aku hanya bisa tersenyum canggung. ~ "Kamu beneran gak ada hubungan keluarga, sahabat, atau mungkin pacar sama Pak Kenan?" tanya Via menyelidik. Kami bertiga berjalan beriringan dibelakang Mas Kenan yang juga beriringan dengan Dimas dan Devan di depan. "Gak ada Vi, Mas Kenan kan emang ramah sama semua karyawannya. Tadi pas mau ke kantin semua pegawainya ramah dan nyapa kamu. Beliau emang bos yang baik. Kelihatan kok, jadi wajar aja kalau kita diperlakukan gitu sama Mas Kenan" ucapku menyangkal. Sebenarnya aku juga gak nyaman kalau diperlakukan berlebihan sama atasan. Takut yang lain merasa aku jadi saingan atau yang lainnya. "Kalau kamu sama Mas Kenan gapapa, asal jangan naksir Dimas, Dimas udah jadi incerannya Erlin" celetuk Via. "Apaan sih!" ucap Erlin. "Kenapa gak jadian aja sih kalian Lin, udah serasi banget. Iyakan Ra?" tanya Via. "Tadi aku kira juga Erlin sama Dimas pacaran" ucapku. "Enggak Ra, aku nggak ada hubungan apa apa sama Dimas" ucap Erlin menyangkal. "Bantuin kodein apa Lin. Biar kami bantuin nih" ucap Via. "Jangan gila deh Vi!" ucap Erlin kesal. "Canda sayang" ucap Via. "Dara" ucap Mas Kenan, "Ikut saya keruangan yaa" ucap Mas Kenan. "Baik, Mas. Guys, duluan yaa" ucapku. "Sampai ketemu istirahat ya Ra, bye bye" ucap Via. Aku mengacungkan jempolku, sebelum masuk keruangan Mas Kenan. "Ra, kamu kebagian kerja di Sun Entertainment ya.... Kerjanya pas dipanggil kesana aja. Transportasi ditanggung pihak Sun Entertainment kamu dijemput dan diantar sampai kesini lagi" ucap Mas Kenan membuka percakapan. Aku menganggukkan kepalaku tanda mengerti. "Saya juga pantau kok dari sini sama pihak Direktur Sun Entertainment, biar kamu juga betah disana. Saya sama Sun Entertainment udah kerja sama 3 tahunan. Jadi gak bakalan mengecewakan kok kerjaannya. Kamu cuman kerja disana 3/4 kali aja durasi kerja 3 sampai 4 jam aja. Selebihnya sampai jam setengah 5 kamu di kantor ini kok" ucap Mas Kenan, "Cuman nanganin 2 sampai 3 artis aja Ra. Saya juga minta karyawan saya nyaman kerja sama saya. Kamu udah mengerti?". "Mengerti Mas" ucapku mengangguk lagi. "Besok saya antar kamu kesana dulu buat perkenalan. Alat make up juga sudah tersedia diruangan kamu, tinggal kamu pilih yang dibutuhkan tiap dibawa ke Kantor Sun Entertainment ya. Kalau ada yang mau habis kasih laporan ke Mba Hani asisten saya" ucap Mas Kenan. "Baik Mas". "Ya sudah, kamu boleh keruangan kamu sekarang" ucap Mas Kenan. "Saya permisi Mas Kenan" ucapku sopan lalu segera meninggalkan ruangan Mas Kenan. ~ Aku turun dari mobil Mas Kenan setelah ia membantu membukakan pintu untukku. "Jangan dibukain Mas, biar saya aja yang buka" ucapku sungkan. "Apa sih yang enggak buat kamu Ra" ucap Kenan tersenyum, "Yuk". Mas Kenan mempersilahkan aku jalan duluan, aku pun berjalan bersisian dengannya. Pump shoes lancip sejari warna cream setinggi 8 cm ini berbunyi sedikit nyaring karena saking deg-degannya aku. "Nanti saya bantu tanyakan hari kerja kamu disini hari apa aja Ra" ucap Mas Kenan. "Oke Mas, terimakasih" ucapku tersenyum. Hari ini, ku biarkan rambutku tergerai, dan aku sengaja memangkas poniku dan merollnya. Biar kelihatan sedikit lebih muda di tempat kerja baru, pikirku kemarin. Aku dan Mas Kenan sudah tiba disebuah ruangan staff yang cukup ramai. Beberapa orang yang ku hitung empat orang sedang ada yang duduk dan satu orang lagi sedang berbicara didepan layar power point. Sedang rapat. "Selamat pagi semuanya" sapa Mas Kenan ramah. Semua orang yang ada disana menghentikan aktivitasnya, kecuali satu orang yang sibuk dengan hapenya yang membelakangi kami berdua yang ada di depan pintu ruangan. "Selamat Pagi juga Pak Kenan. Mari silahkan duduk" ucap perempuan yang sedang berdiri tadi. Mas Kenan segera menarik satu kursi dan mempersilahkan aku duduk. Ku pandangi empat orang yang sedang menatapku dengan tatapan yang tidak aku mengerti. "Selamat pagi semuanya, saya Dara Valentina, yang akan bekerja di K Art sebagai Stylist Fashion dan Make Up, salam kenal dan mohon kerja samanya...." ucapku tersenyum ramah. Mas Kenan duduk disamping orang yang sibuk main hape tadi. Ku lirik sekilas orang yang tadi sibuk dengan hapenya tadi, wajahnya menatapku kaget. Aku tak kalah terkejutnya melihat lelaki yang sedang menatapku juga. Wajahnya masih seperti dulu, bedanya , orang yang dihadapanku sekarang bukanlah orang yang dulu aku kenal. Dia orang paling b******k dimuka bumi ini. Dan hari ini, semesta mengijinkan aku bertemu dengan lelaki b******n ini. Ingin rasanya aku menarik kerah bajunya dan menampar wajah nya dengan pump shoesku saat ini, tapi mengingat aku lagi ada di ruang kerja dan dengan rekan kerja. Aku harus menahan sikap dan gerak-gerikku agar tidak mencurigakan. Pura-pura tidak mengenalnya adalah hal yang paling tepat sekarang. Ku alihkan wajahku ke tempat lain. Air mataku hampir saja jatuh jika tidak aku usap secepat mungkin sebelum beberapa orang mencurigai aku yang menangis tiba-tiba seperti orang kesurupan. "Okey Dara, salam kenal juga yaa. Saya Sheila Andita. Manager dari lelaki disamping Pak Kenan, Gavin Arion. Dia aktris kebanggaan Sun E. Dan kamu, akan bekerja dengan kami" ucap Sheila tersenyum. Cobaan apa lagi sekarang ya Tuhan.... Ingin rasanya aku membatalkan kontrak kerja sekarang juga jika bisa. 6 tahun aku hidup di Ibukota, luntang lantung menghidupi diriku dengan bayi di dalam kandunganku. Di usir dari rumah, dan dibuang begitu saja oleh keluargaku. Di coret dari daftar keluarga besar. Dan sekarang, penyebab semua kehancuran hidupku akan bekerja sama denganku. Gila!. Butuh waktu 6 tahun aku berusaha melupakan kejadian menyakitkan ini, menyembuhkan traumaku. Kehilangan bayiku di 3 bulan usia kandunganku. Kehilangan keluarga, masa depan, bahkan cita-citaku. Brengsek memang!. "Mas Kenan, bisa bicara sebentar?" tanyaku tanpa pikir panjang segera menarik tangan halus Mas Kenan. Kami sekarang berada di luar kantor Sun Entertainment. Aku terus-terusan menangis, Mas Kenan yang bingung berusaha membujukku untuk kembali ke runagan tadi. "Saya gak mau kerja sama dengan dia! Saya mau yang lain aja Mas Kenan. Saya gak bisa" ucapku sambil tetap menangis. "Ra, kenapa? Hey.... Apa ada masalah? Apa ada salah paham disini". "Pokoknya saya gak mau kerja sama dengan artis itu, kalau artis yang lain saya mau mau aja". "Apa alasannya? Dara, Sun E ini salah satu client saya paling keren Ra. Masa saya mengecewakan mereka gitu aja. Ayolah Ra....". "Gak mau! Kalau gitu saya mengundurkan diri dari perusahaan Mas Kenan saja. Biar yang lain gantikan saya. Saya gak mau pokoknya" ucapku hendak pergi dari sini sekarang juga. "Hey Ra. Jangan gitu dong Ra, oke kalau gitu. Kamu coba sebulan dulu. Nanti kamu akan saya ganti dengan Farah" ucap Mas Kenan mengusap pundakku. "Janji? Sebulan aja?" tanyaku meyakinkan. "Janji" ucap Mas Kenan, "Sekarang hapus air mata kamu. Kita masuk lagi". Mau tidak mau aku mengikuti langkah Mas Kenan ke ruangan itu lagi. "Sorry Mba Sheila, tadi ada urusan sebentar diluar" ucap Mas Kenan. "Gak apa apa Mas Kenan. Mari kita mulai bahas rancangan kontrak kerja kita" ucap Sheila lembut. ~ "Oke, semoga kontrak kita bertahan lama ya Dara, aku pusing cari Stylist dan Make Up buat Gavin. Pusing banget" ucap Sheila. "Maaf Mba Sheila, saya potong. Dara disini hanya sebulan uji coba, sesuai kesepakatan saya. Nanti senior Dara yang akan ambil job ini. Karena Dara perlu training lagi di K Art sama seniornya yang lain" ucap Mas Kenan. "Ohh begitu. Oke, semoga berhasil ya Ra training disini. Kalau bisa sih kamu aja yang disini Ra...." ucap Sheila. "Oh, enggak Mba, saya cuma training dulu sebentar, nanti saya harus training lagi di Kantornya Mas Kenan" ucapku tak enak hati. "Kalau saya maunya Stylist gak usah diganti ganti. Mas Kenan bersedia aja gak?" tanya lelaki yang sejak tadi diam disamping Mas Kenan angkat bicara. "Kalau itu...." ucapan Mas Kenan segera aku potong. "Saya kontrak dengan K Art, jadi prosedurnya harus dari atasan saya, bukan client" ucapku. "Okey.... Nanti minta Pak Helmi Sundarto aja La buat minta Stylist jangan diganti ke K Art" ucap lelaki itu dengan wajah penuh kemenangan. "Silahkan, tapi saya bekerja dibawah kekuasaan K Art. Bukan Sun Entertainment" ucapku menatap penuh dendam ke wajah lelaki ini. Bahkan mengucapkan namanya atau menyebut namanya saja aku mual, jijik!. ~ "Oke, pertemuan kita sampai disini ya guys. Dara, jam kerja kamu disini hanya 2 jam dari jam 9 sampai jam 11 siang. Di hari Senin, Rabu, dan Jum'at. Tapi kalau Gavin keluar kota atau pergi lumayan jauh, kami infokan sehari sebelum kamu ke kantor ini ya. Dan akan ada supir yang jemput dan antar kamu ke K Art lagi" terang Sheila panjang lebar. Aku menganggukan kepalaku. "Ok, Terimakasih Mba Sheila. Kalau gitu kami pamit dulu. Ayo Ra" Mas Kenan segera berdiri mempersilahkan aku untuk keluar ruangan dulu. Ia sepertinya tahu aku bersitegang dengan lelaki itu. "Saya permisi Mba Sheila...." ucapku membungkukkan badan sedikit hendak berbalik badan. "Silahkan semuanya keluar, kecuali Dara Valentina Oona" ucap lelaki itu menatapku sinis. Aku balik menatapnya sinis, "Maaf, tapi rapat sudah selesai. Sudah waktunya saya kembali ke kantor saya. Ayo Mas Kenan". "JANGAN BERANI BERANI MEMBANTAH, ATAU BAHKAN KELUAR KALAU SAYA ENGGAK PERINTAHKAN!" suara itu masih menggelegar seperti dulu. Sheila dan yang lain segera keluar, Sheila mengisyaratkan Mas Kenan untuk ikut. Mau tidak mau Mas Kenan meminta aku untuk disini sebentar. Tinggallah aku berdua dengan lelaki b******k ini satu ruangan. "Kenapa lo kesini?". Pertanyaan macam apa ini?. "Lo ngelawak?" ingin sekali aku memukuli tubuh lelaki ini. "Lo mau main main sama gue?" tanyanya. "Kenapa lo pergi, saat gue berusaha cari elo Dara? Kenapa lo datang lagi?" tanyanya mendekati tubuh gue yang berdiri di samping pintu. Gue menjauh dari jangkauannya. Sebisa mungkin enggak bersentuhan dengan lelaki b******k ini. "Jangan ngejauh dari gue!" ucapnya mengancam. "Punya hak apa lo di hidup gue lagi?". ~ "Gue cari elo Ra! 6 tahun gue cari lo! Lo kemana aja hah?" lelaki itu kembali berusaha menggapai tubuhku. Aku tepis kasar tangannya ini. Aku kehilangan respect pada interaksi interaksi seperti ini. Terutama laki-laki. Aku benci disentuh-sentuh. Menjijikan. "Jangan pernah sentuh gue!" ucapku menyilangkan kedua tanganku. "Gue cari info ke semua orang suruhan yang gue suruh buat cari lo. Dan salah satu dari mereka bilang lo diusir dari rumah karena...." ucapan lelaki itu berhenti ketika gue menampar wajahnya kencang. Air mata entah sejak kapan mengalir dikedua mataku. Aku benci kalau dia harus mengetahui semuanya tentang aku, 6 tahun yang lalu. "Jangan pernah cari info tentang gue lagi, karena gue gak akan segan segan nuntut lo!" ancamku. Aku segera melangkahkan kakiku keluar dari ruangan Neraka itu. Air mata sialan ini mulai keluar lagi dari kedua kelopak mataku. Menangisi lelaki b******k seperti dia. Memuakkan!. "Dara" panggil Mas Kenan. Aku mengangguk sambil menyeka air mataku. Dara gak serapuh ini kok. 6 tahun lo baik baik aja, masa sekarang lo harus nangis cuman karena seorang lelaki dimasa lalu lo. Ayolah Dara, plis jangan melow begini. Ini bukan Dara yang biasanya. "Ayo kita balik" ucap Mas Kenan mempersilahkan aku berjalan duluan. ~ "Are you okay Ra?" tanya Mas Kenan setelah kami berdua berada dalam mobil milik Mas Kenan. "Ok Mas...." jawabku pelan. "Apa kamu enggak nyaman ditempatin disini? Kalau enggak nyaman bilang aja ya. Biar saya bicarakan sama Direktur Sun E" ucap Mas Kenan. "Gak apa apa Mas. Saya harus profesional" ucap Dara, "Mas Kenan udah baik banget sama saya. Saya gak mau mengecewakan Bos saya". "Oke Ra, kalau gak nyaman bilang aja ya. Saya Bos kamu, saya wajib juga memberikan keamanan dan kenyamanan kepada pegawai saya". "I'm Ok Mas Kenan. Thankyou" ucapku tersenyum menatapnya yang juga menatapku khawatir. ~ Aku sudah berada di Sun Entertainment sejak 15 menit yang lalu, dengan tas make up yang lumayan penuh. Aku disambut sopan oleh semua pegawai disini. Aku diminta menunggu di ruangan yang lumayan luas berukuran 10×10 meter. Di sudut ruangan tergantung baju, jas, gaun, sepatu mahal, dan high heels tinggi. Semua tertata rapi dan elegant di lemari masing masing. Aku duduk di sofa super empuk di dekat pintu masuk keluar ruangan ini. Di kiriku, meja dan kaca besar diletakan. Semua ruangan serba putih. Kelihatan simple tapi elegant. Aku takjub dengan management artis disini. Semua tertata rapi, terstruktur, dan semua pegawainya sangat profesional. Meski aku belum bertemu dengan semua pegawainya. Perusahaannya saja besar, bagaimana mungkin bisa bertemu semuanya dalam kurun waktu sehari saja. Tidak akan mungkin. Di dinding di samping kaca besar, tertata rapi pigura dengan foto foto artis naungan Sun Entertainment. Termasuk fotonya. Foto lelaki kemarin yang bersamaku diruangan berdua, yang mencoba menghancurkan keteguhan hatiku. Orang yang menghancurkan seluruh masa depanku. Ada banyak juga trophy penghargaan yang terpajang dilemari khusus juga, ada juga piagam. Ada juga silver, gold, dan diamond creator award dari aplikasi YouTube dengan nama 'Sun Entertainment Official'. Aku takjub dengan semua yang ada diruangan ini. Benar benar luar biasa. Seseorang mengetuk pintu dari luar, lalu masuk. Ternyata Mba Sheila yang masuk diikuti dengan lelaki menyebalkan ini. "Maaf ya Ra, dijalan tadi macet. Hari ini kami syuting di Sun E jadi kamu pilihin aja baju buat Gavin yang casual biasa. Make up juga yang santai aja. Saya tinggal dulu ya, tadi di panggil Pak Helmi" ucap Mba Sheila. "Ok Mba" ucapku menganggukkan kepala paham. "Aku tinggal dulu ya Vin" ucap Mba Sheila. Segera keluar dan menutup pintu ruangan ini. Tinggal kami berdua di ruangan ini. Sebenarnya aku gak nyaman satu ruangan bersamanya. Tapi demi ke-profesionalitas-an ku ke Mas Kenan, aku akan bersikap sesopan mungkin selama masih disini. Aku segera memilihkan pakaian dan sepatu untuk lelaki ini. Setelahnya aku berikan kepadanya. "Gantiin dong Ra" ucapnya santai. "Jangan gila ya" ucapku melotot ke arahnya. "Jangan gitu, lo udah pernah liat gue gak pakek apapun juga" ucapnya. "Jangan berbicara jika tidak ada yang penting. Gue hanya bekerja untuk Sun Entertainment, bukan pelayan elo" ucapku segera membalikkan tubuhku. Tidak sudi berhadapan dengan lelaki ini sejujurnya. "Gue juga tau lo gak pakek baju kayak gimana Ra, jadi santai aja kali" ucapnya santai seolah olah tak pernah melakukan kesalahan apapun. Plak!. Ku tampar wajah lelaki tak tahu sopan santun ini. Dari dulu, sikapnya yang arogan ini membuatku benci setengah mati kepadanya. "Jangan coba coba bilang hal tadi di hadapan gue. Gue bisa menghancurkan karir lo sebentar aja kalau gue mau" ancamku dengan air mata yang menggunung di dalam kelopak mataku. "Cukup lo hancurin hidup gue waktu itu. Dan sekarang, jangan harap lo bisa hancurin hidup gue untuk yang kedua kalinya ya" ucapku lagi. "Sorry Ra, tapi lo harus tau, kalau sebenarnya...." ucapannya segera gue hentikan. "Stop! Gue gak minta lo menjelaskan, dan gue gak akan perduli alasan lo apa. Jalani aja hidup lo, anggap Lo dan gue gak pernah kenal" ucapku. "Tapi lo harus tau Ra, gue...." ucapannya terhenti ketika seseorang mengetuk pintu dari luar dan Mba Sheila masuk sambil tersenyum ramah. "Gak usah cepet cepet Ra, santai aja. Soalnya masih 30 menit lagi acaranya" ucap Mba Sheila. "Iya Mba. Ini tinggal dirapiin rambutnya sama kasih lip gloss aja biar bibirnya gak kering" ucapku. Aku bersyukur atas kedatangan Mba Sheila kesini. Jadi aku tak perlu mendengar ocehan lelaki gila dihadapanku ini. Setelah selesai. Mba Sheila dan Gavin pamit meninggalkan aku. Aku dipersilahkan kembali ke K Art. Bersyukur hanya bertemu sebentar. Aku segera pulang ke kantor tempatku bekerja. Diantar oleh supir Sun Entertainment. ~ Sesampainya di kantor dan mengucapkan terimakasih kepada Pak Supir Sun E yang namanya adalah Pak Jaka, aku segera masuk menuju kantin. Berhadapan dengan lelaki itu menguras emosiku, lapar tentu saja aku rasakan, aku memang berangkat pagi ke Kantor. Tidak sempat sarapan. Karena aku malas saja tadi pagi. Ternyata ini berimbas pada aku yang cepat emosi. Lelaki itu belum saja aku hancurkan karirnya. Tingkahnya yang seenaknya dan ucapannya yang tidak sopan membuatku semakin hilang respect makin jauh padanya. Sama sekali tak ada keinginan untuk mengingat kenangan bersamanya. Yang ada hanya menyakitkan saja jika mengingatnya. Terasa seluruh tubuhku merespons kejadian 6 tahun yang lalu. Dimana aku diusir dari rumah. Di benci seluruh keluargaku. Karena aku mencoreng nama baik keluarga. Mempermalukan Pak Saipul Argantara dan Ibu Revina Oona. Nama Ayah dan Ibuku. Hahh.... Rasanya tidak pantas lagi aku menyebut mereka orang tuaku, bahkan ketika hari aku diusir pun aku sudah dihapus dari Kartu keluarga mungkin. ~ "Dara.... Habis balik dari Sun E?" tanya Via datang bersama Erlin. "Via, Erlin. Iya aku habis balik dari sana" ucapku tersenyum. "Tadi dikasih info kamu cuman satu bulan disana yaa?" tanya Erlin. "Iya. Aku minta training lagi disini" ucapku. "Bagus sih gitu Ra, soalnya aku dengar dengar client artisnya terlalu bawel" celetuk Via, " Ya cuman Mas Kenan udah lama kenal sama pemilik Sun E makanya mau aja diajak kerja sama melulu, padahal pegawainya banyak yang resign gara gara gak tahan sama tingkah artisnya itu". "Tapi artisnya kan emang terkenal Vi, wajar terlalu bawel. Dan lagi pula dia kan ganteng" ucap Erlin, "Aku juga mau mah jadi kayak Dara.". "Aku mah ogah kalau artisnya modelan kayak Gavin, keliatan aja dari Roman-nya tuh songong dan angkuh" ucap Via. "Masa sih Vi?" tanya Erlin tak percaya. "Via bener kok Lin. Dia sombong gak cocok kamu ngefans sama dia" ucapku. "Kamu mah udah ama Dimas kali, jangan serakah" ucap Via memperingatkan. "Apaan sih, Gavin lebih menarik. Dimas masih kalah jauh mah" ucap Erlin. ~BERSAMBUNG~

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

Single Man vs Single Mom

read
102.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook