HMD - 2 (MAKAN SIANG SAMA MAS KENAN)

1812 Words
Dara melangkahkan kakinya menuju ruangan kerjanya di K Art. Ia mengatur napasnya yang sejak tadi naik turun membahas Gavin. Rasanya baru kemarin ia melewati fase-fase menyulitkan hidupnya. Ia pegangi perutnya yang rata. Ada desir yang menyakitkan hingga ke hati dan jantung. Bayangan kejadian-kejadian kala itu masih membekas, sampai sekarang. Dan yang lebih menyakitkan lagi, penyebab Dara hancur, setiap hari akan bertemu dengannya. Menyakitkan. Kenapa Dara membenci Gavin?. Dara hampir bunuh diri diumurnya yang masih 20 tahun. Ia diusir dari rumah, dicaci maki, ia hamil dengan lelaki b******k yang sekarang malah lebih memilih meninggalkannya demi impiannya menjadi artis. Dan keguguran diumur janinnya 3 bulan. Stress, pernah melukai tangannya dengan cutter untuk melakukan self harm. Dara melewati masa-masa itu sendirian. Lelaki itu menjanjikan kebahagiaan, padahal saat itu ia juga masih ingin menyelesaikan kuliahnya yang tinggal 2 semester lagi. Namun semua harus terhenti ketika orang tuanya berhenti membayar uang kuliah, dan meminta dosen untuk mengeluarkan Dara karena ia bukan lagi anak mereka, Dara aib yang mempermalukan keluarganya. Dara dikeluarkan dari kampus hari itu juga, menangis dan bersujud dihadapan orang tuanya, meminta maaf juga pun sudah ia lakukan. Tapi tetap saja, Papanya lah yang membuang dirinya, hanya karena kehamilannya itu Papanya menghapus kenangan dan kebahagiaan bersama Dara. Padahal ia anak satu satunya. Mamanya sebenarnya bisa memaafkan Dara, tapi untuk membujuk Papanya, perlu waktu. Dan Dara mengalah, ia memilih pergi dari rumah dan memulai kehidupannya sebatang kara. Dan ketika sudah bahagia bekerja di K Art, semua kebahagiaannya harus sirna saat itu juga ketika ia akan bekerja sama dengan lelaki yang menghancurkan masa depannya, orang yang membuat ia malu, dan diusir dari rumah. Lelaki b******k itulah yang akan menjadi orang yang ia poles wajahnya dan ia pilihkan busananya. Lelaki b******k itu adalah Gavin Arion. Lelaki tampan, egois, angkuh, dan arogan. Orang yang membuat hidup Dara hancur sehancur hancurnya. Mengingatnya namanya saja, Dara hampir menangis. Karena Gavin, ia kehilangan orang tua yang menyayanginya sejak kecil, dan juga.... Kehilangan buah hati yang ia jaga seorang diri. ~ Lamunan Dara buyar ketika seseorang dari luar pintu kaca ruangannya mengetuk pintu. Mas Kenan. Dara segera membuka pintu dan tersenyum ramah kepada atasannya ini. "Kamu ngelamunin apa? Kusut banget mukanya" Mas Kenan memasukkan kedua tangannya ke saku kiri kanan celana miliknya. "Gak ada apa-apa, Mas" ucap Dara. "Oh gitu. Gimana hari pertama Ra? Kamu senang gak kerja disana?" tanya Mas Kenan lagi. "Hmm, saya gak nyaman cuman karena saya udah janji sama Mas Kenan buat profesional, satu bulan ini saya tahan-tahan" ucap Dara tersenyum manis. "Pantas saja Gavin memuji hasil kerja kamu. Banyak yang resign cuma karena Gavin. Dia emang arogan dan angkuh, tapi dia baik kok. Dia baik kan sama kamu?". "I, i, iya Mas...." ucap Dara mengangguk. "Nanti setelah satu bulan kamu saya tarik aja. Nanti saya yang jelasin ke atasan Sun E" ucap Mas Kenan. "Terimakasih Mas Kenan. Terimakasih sudah percaya sama saya" ucap Dara membungkukkan sedikit badannya, tanda ia menghormati atasannya ini. "Santai aja Ra. Kamu udah makan? Temenin saya makan diluar, mau gak?" tanya Mas Kenan. "Emang gak apa-apa saya ikut Mas? Saya kan pegawainya Mas Kenan. Saya gak enak dilihat teman-teman yang lain" ucap Dara menengok ke kanan dan kiri ruangan yang lain. Takut terdengar rekannya yang lain. "Santai, semua pegawai saya gak suka bergosip tentang saya. Soalnya saya Bos yang paling baik dimata mereka" ucap Mas Kenan bercanda. "Oh gitu. Yaudah, sebentar saya ambil tas dulu ya Mas" ucap Dara percaya dengan ucapan Kenan. Berbalik badan ia ambil tas berisi dompet serta ponselnya yang ada diatas meja. "Ayo" ucap Mas Kenan tersenyum mempersilakan Dara berjalan didepannya. Beberapa pasang mata memandangi Kenan bersama Dara, pegawai baru dari K Art. Beberapa dari mereka tersenyum melihat kedekatan mereka dan mengatakan Dara dan Mas Kenan cocok jadi pasangan. Tapi sebagian fans Kenan tak terima karena merasa 'lebih cantik mereka' daripada Dara. Dara melihat tatapan mereka ada yang tersenyum, ada yang menatap penasaran, bahkan ada juga yang menatap Dara dengan sinis. Namun, Dara tetap berikan senyum sambil mengangguk menyapa rekan-rekannya. Kenan terkesan melihat sikap Dara yang tetap sopan dengan pegawai yang lain, bahkan tersenyum. Padahal pandangan mereka ada yang sinis. Biar nanti Kenan tegur mereka yang menatap sinis. Perusahaan tidak mewajarkan sikap pegawai yang sombong dan sinis dengan rekannya yang lain. Mereka semua sama dimata Kenan. Jika kerjaan bagus maka ia diberi reward, dan jika kurang bagus, Kenan akan memberikan kesempatan untuk menguji pegawainya lagi. Jika hasil ujinya tidak memuaskan juga, Kenan akan meminta pegawai itu berhenti dengan bicara baik-baik empat mata. Dan, tak lupa juga dapat pesangon meski jumlahnya tidak terlalu besar. Kenan adalah bos impian semua pegawai. Ganteng, baik hati, tidak sombong, mapan, dan yang pasti tutur bahasanya sopan. Merekapun berjalan keluar dari kantor, menuju mobil Kenan. "Mau makan dimana, Mas Kenan?" tanya Dara ketika Kenan membukakan pintu mobil untuknya. Tak lupa ia mengucapkan terimakasih karena membukakannya pintu, padahal ia hanya seorang pegawai Kenan. "Ke restoran teman saya saja" ucap Mas Kenan. Setelah masuk ke kursi kemudi, Kenanpun menjalankan mobilnya menuju lokasi restoran yang Kenan bilang tadi. Menempuh perjalan 15 menit, merekapun tiba ditempat tujuan. 'FoodDrink Resto'. Dara takjub dengan design yang diambil oleh restoran ini. Namanya unik, dan designnya elegan meski restonya gak terlalu besar. Tapi space yang pemiliknya tata sedemikian rupa membuat resto terlihat tidak terlalu sempit. Dara lihat juga ada beberapa orang ojek online yang duduk disana, mungkin menunggu pesanan pelanggan mereka. Dan resto ini cukup ramai dengan anak-anak muda di space yang mungkin mereka booking area disana untuk foto-foto. Dilantai atas terlihat beberapa orang berjas mungkin orang kantoran yang memperbincangkan sesuatu. Mungkin pekerjaan. Kenan menggandeng tangan kanan Dara menuju ke dalam restoran. Mereka disambut dengan alat deteksi suhu badan, dan diberikan handsanitizer untuk telapak tangan masing-masing. Pelayanannya ramah. Kenan segera menuju tempat pemesanan, Dara yang tidak tahu mengekor saja dibelakang Kenan. Kenan terkekeh menengok ke belakang ada Dara yang mengikutinya seperti anak ayam mengikuti induknya. "Kamu pesan apa Ra?" tanya Mas Kenan. "Hmm, apa aja deh. Samain sama punya Mas Kenan aja" ucap Dara. "Ok. Mba, Nasi Padang nya 2, es jeruk 2, air mineral dingin 2 ya" ucap Mas Kenan. "Ok Mas. 5 menit lagi kami antar ya. Keruangan Mas Kenan?" tanya pegawai itu mencatat pesanan Kenan. "Iya, antar aja kesana. Yuk Ra" ucap Mas Kenan. Dara kembali mengikuti langkah Kenan diedarkannya pandangan merekamnya ke dalam otak, kalau kalau suatu saat nanti Dara punya modal ia akan bangun restoran yang terinspirasi dari design hotel ini. Meski tidak 100 % sama. Mereka naik ke lantai atas. Dan tiba disebuah ruangan yang cukup besar di ujung. Hanya 1 ruangan ini yang tertutup dan Kenan membuka pintu ruangannya. Dara dibuat takjub lagi dengan design ruangan ini. "Ini ruangan khusus buat Mas Kenan?" tanya Dara. "Iya Ra. Khusus" jawab Mas Kenan duduk disofa super empuk dan disudut ruangan ada meja khusus berhadapan dan diatas meja tersebut ada foto Kenan dan seorang lelaki saling berangkulan. Foto dengan latar belakang pantai. Kenan memakai kacamata hitam. Ganteng luar biasa. "Ini teman Mas Kenan yang punya Restoran?" tanya Dara mendekati foto tersebut. "Iya Ra. Itu teman saya, sahabat saya" ucap Mas Kenan. "Teman Mas Kenan gak kesini?" tanya Dara, "Kok gak ada diruangan ini?". "Teman saya meninggal Ra, pas mau berangkat acara pembukaan resto ini. Ini resto kami bangun berdua nabung kecil-kecilan dari nol, Ra. Design-nya ini semua dari teman saya, Yoga Alfiando namanya" ucap Mas Kenan mukanya terlihat sedih sekali. "Mas, maafin saya ya. Pasti bikin Mas ingat Sahabat Masm maaf ya Mas...." Dara segera duduk disamping Mas Kenan. Mengusap pundak atasannya itu. Berharap Kenan lebih punya kekuatan setelahnya. Ampuh, Kenan tersenyum dan sedikit mengusap air matanya. "Restoran ini udah berapa tahun berdiri Mas?" tanya Dara penasaran, "Kelihatannya baru deh". "2 tahun Ra, dan designnya gak akan saya ubah meski nanti warna catnya udah gak bagus saya akan cat kembali dengan warna yang sama" jawab Mas Kenan. "Terus pendapatan resto ini?". "Saya kasih ke keluarganya 55%, 35% untuk gaji karyawan, 10% saya sumbangkan ke Panti Asuhan yang saya list tiap bulan buat diberikan kesana" ucap Mas Kenan jujur. "Mas Kenan, baik banget. Mas Kenan gak ngambil untung?" tanya Dara kagum. "Sudah hobby saya bikin usaha Ra, lagipula K Art juga udah lebih dari cukup, Restoran ini ada cabangnya lagi Ra, saya ambil yang disana, tapi tetap enggak lupa berbagi ke sesama" ucap Mas Kenan. "Saya boleh ikut gak Mas kalau Mas ke Panti Asuhan? Kapan-kapan aja gitu pas saya juga gak sibuk" ucap Dara penuh harap. "Boleh Ra, mau tiap bulan ikut juga boleh. Nanti temenin saya juga beli perlengkapan sembako buat dibawa kesana. Besok jadwal bulanan. Kamu mau ikut?" tanya Mas Kenan tersenyum menatap Dara. "Wah, saya boleh ikut Mas? Saya mau ikut!!!" ucap Dara senang. "Oke, habis pulang kerja kamu pulang dulu, nanti habis mandi ganti baju saya jemput. Saya juga pulang dulu nanti mandi" ucap Mas Kenan. "Ok siap Mas. Terimakasih ya Mas. Mas baik banget sama saya" ucap Dara memegang tangan kanan Kenan yang berada diatas paha Kenan. Kenan makin tenggelam dalam mata cantik Dara. Gadis ini memang baik, kelihatan dari caranya berbicara, bersikap, dan juga wajahnya cantik, sosok yang Kenan cari selama ini. 27 tahun usia Kenan, kedatangan Dara di kantornya menyita seluruh perhatiannya. Gadis cantik, baik hati, dan sopan kepada semua orang. Siapa yang tidak menyukai Dara? Melihat Dara sebentar saja, pesona Dara bisa dirasakan yang lain. Kenan tahu mungkin perasaannya ini terlalu cepat tumbuh didalam hatinya. Tapi siapa yang bisa melarang perasaannya? Tuhan saja memberinya perasaan untuk Kenan rasakan. Kenapa orang-orang hanya bisa menentang hubungan seseorang dan berkomentar yang jelek-jelek saja? Ia tak akan mendengar perkataan orang-orang yang tak perlu Kenan dengar. Cukup menjalani kehidupannya itu sudah cukup. Kenan itu populer, di majalah, di TV juga Kenan kerap kali muncul, pemberitaan tentangnya adalah hal-hal positif. Tak ada yang jelek. Hanya satu gosip yang membuatnya risih. Ia dikabarkan dengan seorang pembawa acara berita, padahal ia saja tidak akrab dengan perempuan itu. Hanya tahu namanya saja. Jessica Auryn, selebihnya tidak. Pemberitaan gosip sekarang itu bikin risih. Kenan tak suka. Ia lebih suka diberitakan dekat dengan rekan kerja atau pegawainya. Dara Valentina Oona. Lebih berkesan dan membuat jantung Kenan berdebar-debar hanya membayangkan itu saja. Lamunan Kenan dibuyarkan oleh Dara yang sejak tadi menggoyangkan tangannya melihat Kenan senyum-senyum sendiri. Kenan tersenyum lalu melihat di depan sofa diatas meja ini pesanan Kenan sudah datang. "Dimakan Ra...." ucap Mas Kenan. "Iya Mas pasti enak banget ini!" ucap Dara sudah menatap antusias makanannya. "Cuci tangan dulu Ra. Itu disana" ucap Kenan mempersilakan Dara mengikutinya. Setelah mencuci tangan, Kenan menunggui Dara yang asyik mencuci tangan. Dara terlihat takjub dengan design restoran ini dari bawah sampai ke lantai atas, Dara tak berhenti berdecak kagum dengan design restoran ini. Bahkan ke ruangan Kenan dan Yoga, Dara juga makin bertambah kagum. Kenan penasaran, gadis secantik Dara ini apa sudah punya pacar? Kalau belum, izinkan ia mendaftar diurutan paling pertama. "Ra, kamu punya pacar?" tanya Mas Kenan sambil bersandar dipintu. ~BERSAMBUNG~ Landasan Ulin, 25 Juni 2021
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD