bc

THROUGH THE LIGHT

book_age18+
19
FOLLOW
1K
READ
love-triangle
HE
fated
curse
playboy
heir/heiress
drama
bxg
campus
like
intro-logo
Blurb

Rained, akhirnya pulang ke tanah air setelah sepuluh tahun melanglang buana di benua Amerika dan mengeruk euro di eropa. Kepulangannya kali ini untuk acara pernikahan kakaknya, Romeo. Rained pikir dia di Indonesia hanya untuk beberapa minggu saja, nyatanya tidak! Dia ditugaskan untuk menjaga keponakannya Sora. Alih-alih menjaga Sora, yang dilakukan Rained justru merusak, menjerumuskan Sora ke dalam kehidupannya yang bebas. Petuah-petuahnya soal cinta hanya omong kosong, sebab dia tidak bisa bertahan, untuk tidak mencintai seorang Sora. Ponakan tersayang yang penuh dengan kejutan.

Sangat mudah untuk jatuh cinta pada Rained Alvaros Rochman. Dia Dirut, dia mapan, dia tampan, dia jago main tenis, ayah Lukman menyuk– ralat–menyayanginya, bagaimana tidak Rained adalah pamannya. Tali-temali keluarga tersebut membikin semuanya rumit. Jatuh cinta ternyata bukan tentang jatuh dan berdiri lagi tapi tentang terjun bebas–terhempas–berantakkan–porak-poranda, seperti itulah hati Sora yang dihancurkan oleh Rained. Seharusnya Sora punya tameng lebih kuat!

“Kata ibu, jatuh hati pada Rained sama halnya dengan makan babi. Sama-sama haram”

chap-preview
Free preview
SI TENGAH
Pov : Rained Perkenalkan dulu, Ehmmm. Gue Rained, orang-orang manggil gue Rain. Gue yatim piatu, gue keren parah, gue cool dan cakep, gue punya banyak planing ke depan, salah satunya menguasai dunia dan pindah ke Mars. Nikah nggak pernah jadi planning gue. Menurut gue kehidupan pria setelah menikah menyebalkan–penuh tekanan, mereka semua terjebak, dimakan hidup-hidup oleh keinginan dan fantasi perempuan. Jadi gue cukup bangga memperkenalkan diri gue sebagai pencinta wanita yang nggak cinta-cinta banget. Tunggu dulu, jangan ada yang bilang gue cowok mokondo ya! Gue kaya bos! minimal gue punya dua hotel di Boston dan Yale yang bapak lo nggak punya. Anyway, kenapa gue membahas soal nikah karena sebulan terakhir ‘kata’ itu nyangkut di kepala gue dan nggak mau pergi-pergi. Kakak gue yang bedanya se-tahun di atas gue, ya siapa lagi kalau bukan Romeo Xavier Rochman akan menikah minggu ini dengan perempuan jawa, hal itu menuntut gue untuk kembali ke tanah air. Masalahnya bukan karena gue nggak mampu beli tiket untuk pulang! Kehidupan gue ada di sini, dan gue sedang sibuk-sibuknya dengan rencana akuisisi sebuah hotel mitra kami, yang berada di Brussel. Kenapa ada kata ‘kami’? Karena gue nggak sendirian, gue hanya salah satu Dirut di Andromeda Corp. Bisnis kami banyak, Romeo memegang Pom Bensin dan gue kebagian Hotel-hotel peninggalan papa. Andromeda Crop bergerak dibawah pengaruh besar Lukman Bachtiar. Dia adalah Chairman, yang menggantikan sosok papa, dan dia kakak ipar gue! Gue empat bersaudara, kakak perempuan gue ini adalah permasalahan di hidup gue, dia satu-satunya perempuan yang menggerogoti hidup gue sampai rasanya gua nggak mau balik-balik ke Indo. Dia penyihir! Dia selalu menuntut kesempurnaan seorang adik laki-laki yang nggak bisa gue berikan. Sejak tadi malam sudah 42 kali Kak Jull menelpon, nggak ada yang gue angkat, kepala gue lagi nggak bisa nampung ocehannya. Bukannya gue mau menampilkan sosok kakak perempuan beda ibu ini sebagai tokoh antagonis dalam cerita gue. Gue menyayangi kak Jullien sepenuh hati gue, dia pengganti sosok mama di hidup gue dan saudara-saudara gue. Seandainya dia dan Bang Lukman nggak datang di hidup kami mungkin gue dan saudara-saudara gue akan terlantar, entah jadi apa kami. Kak Jull dan Bang Lukman menjaga harta anak yatim dengan sangat baik. Kami yang ditinggal papa dan mama dalam usia remaja tetap bisa hidup nyaman tanpa kekurangan apapun karena mereka. Gue bisa kuliah di luar negeri, kerja di luar, punya apartemen di luar semua karena mereka. Sudah kubilang gue menyayangi Kak Jullien. Tapi teman-teman sangat sulit menggapai ekspektasinya. Kata kakak gue adalah si tengah yang rusuh. Andromeda corp ini berdiri ketika Bang Lukman mengakuisisi kepemilikan Artalia Construction dengan saham yang dibeli papa sebagai hadiah pernikahan mereka. Saham itu menggerogoti kepemilikan Artalia hingga goyah dan kini perusahaan itu berdiri tegak dengan nama yang berbeda Andromedia corp di bawah chairman bertangan dingin Lukman Bachtiar. Perusahaan papa kini berada di bawah bendera besar Andromeda Corp. Okelah, segitu aja perkenalan diri gue. Hari ini sama seperti hari-hari biasa, gue selalu bangun pagi, dan mengawali hari dengan lari sebentar di sekitaran brussel lalu balik ke hotel minum kopi dan melihat email yang masuk. "uh," sergahku ketika melihat namanya untuk ke empat puluh tiga kali. Gue lebih memilih membaca chat dari Romeo daripada terima telpon kak Jull. “Lo tahu kan gue anaknya santai. Lo nggak datang juga okelah asal lo kirimin gue dollar-dollar itu untuk beli rolls royce. Permasalahannya bentar lagi gue setres beneran, kak Jull ngomel terus.” Gue dikirimin tiket pesawat, yang artinya gue dipaksa untuk pulang. Gue memutar bola mata. Ini orang-orang nggak mengerti gue sibuk apa gimana sih? Lagi enak-enaknya menikmati kopi di balkon hotel sambil melihat aktifitas pagi di jalanan brussel, telepon hotel berdering. Gue pikir dari resepsionis. Gue angkat telpon itu. “Hallo” “Cah bagus,” gue tidak bisa menutup telpon itu. Ada saja cara Kak Jull untuk memaksakan keinginannya. Dia nenek sihir! Sekarang dia pakai kartu as untuk menyuruhku pulang, kartu as itu adalah bude. Bude Yanti adalah orang yang merawat gue, Romeo dan Austin paska kecelakaan yang menewaskan papa dan mama kami. Kak Jull waktu itu disibukkan dengan keluarganya jadi yang memberikan kasih sayang penuh adalah Bude dan pak De. Mereka pindah rumah untuk merawat, memasak, mengajarkan ilmu agama pada kami bertiga. Tinggal dengan dua orang pensiunan itu membuat hari-hari kami menjadi hangat. Mereka membantu tiga anak laki-laki ini melewati kehilangan tanpa terjerumus ke jurang hitam. Karena pengaruh Bude dan Pakde adik gue, Austin memilih menimba ilmu agama, dia memutuskan pindah ke pondok sewaktu SMA. Austin memilih sibuk mengurus hal-hal berbau langit, ketimbang nimbrung bersama kakak-kakaknya mengeruk dunia. Sedangkan Romeo, dia anaknya lurus nggak ada belok-beloknya, dia selalu mendengarkan apa kata Kak Jull. Skema hidup Romeo sangat membosankan, Kuliah, Lulus S2, lalu mengambil alih POM peninggalan papa dan sekarang menikah. Gue ? si tengah yang selalu jadi ke-khawatir semua keluarga. Gue beda, gue menganut asas kebebasan mutlak yang kata kak Jull sebagai “Asas tai anjing.” "Iya Bu de…," gue menyapa balik perempuan yang begitu gue sayangi itu. "Pulang! Harus berapa kali kamu disuruh pulang? Coba diingat-ingat berapa lebaran sudah nggak pulang? Apakah Harus Bude yang terus menerus ke Amerika buat nengokin kamu? kamu sendiri tahu Bandara LA itu luasnya ampun-ampunan apalagi kalau harus transit di Dubai, kaki Bude udah nggak kuat jalan jauh Rain” Gue tersenyum sambil menghitung ada kira-kira sepuluh lebaran gue nggak pernah pulang. Lebih seringnya Bude dan Pak De, atau kadang Kak Jull dan Abang yang nyamperin. Pantes nggak sih gue dikhawatirkan terus seperti bayi? Gue merasa sudah terlalu tua untuk diperhatikan dengan gaya berlebihan. Maksud gue, kalaupun bude, pak de, Bang Lukman, Kak Jull, nggak punya waktu untuk gue nggak apa-apa, biarin aja gue, nggak usa di cariin, anggap aja anak hilang. Please gue udah dewasa, gue risih diperhatikan berlebihan begini… “Bude aku lagi banyak urusan, lagian Romeo mau menikah dadakan banget, paling nggak ngomong di awal tahun, aku kan bisa buat schedule lebih awal, ngosongin jadwalku yang padat” “Maafin bude, itu bude yang salah, bude yang dadakan meminta Abangmu untuk menikah. Jangan disalahkan saudaramu.” Duh, nggak bisa lagi gue kalau bude udah melempar perasaan bersalah seperti ini. Masak iya gue menyalahkan Bude. Se-salah-salahnya Bude gue lebih berdosa karena sulit disuruh balik ke indo. “Bude nggak mau ada zinah, itu kenapa bude memintanya untuk menikah, daripada pacaran bolak-balik nganterin anak orang di atas jam 12 malam. Bude itu banyak takutnya Rain.” Gue tersenyum miring, mengingat kelakuan b***t Romeo soal yang satu itu. Dia kan yang ngajarin gue duluan. Eh, gue kebablasan dan dia dikontrol karena jatuh cinta pada perempuan baik-baik. Anjing, hidup gue paling aneh ternyata! “Rian?” gue mendengar suara cempreng melengking di belakang suara Bude, ingin rasanya buru-buru tutup telpon tapi dia lebih dulu bersuara, "GUE TELPON LO PULUHAN KALI!" Teriak suara brutal itu Gue bersergah kesal mendengar suaranya. "Gimana ya kak Jull aku sibuk banget." "SIBAK SIBUK SIBAK SIBUK. PULANG LO!" teriak kak Jullie. “Kalau tiket yang gue kirim nggak lo pake, awas aja, gue kirim CIA buat mulangin lo, gua minta kedutaan buat deportasi lo” “Nggak mungkin!” Kataku menertawai ancamannya. “Lo pikir gue bocah umur berapa? diancam-ancam seperti itu.” “Oh, apa tukang sunat sekalian gue minta ngabisin titit lo supaya berhenti main-mainnya.” Astaga! Kakak gue kebiasaan ngancemnya. Gue reflek memegangi perkakas gue ya perkasa tersebut. Amit-amit. “Ya udah, gue pulang kok” “Nah.” Kak Jull terdengar lega. Gue yakin dia sudah bisa menangani emosinya “Kalau gitu cepet ganti baju deh. Di Brussel sekarang jam enam pagi kan?” “hem,” jawabku malas. “Sebentar lagi akan ada yang menjemput lo. Gue menyewa beberapa bodyguard di sana untuk menyeret lo ke bandara” Gimana? “kakak” suara gue terdengar mengerikan Tok.Tok.Tok, suara pintu kamar gue di ketok. Sudah pasti kak Jullie nggak main-main. “Kak lo,,,” Tiiiiiiit……. Sambungan telepon sudah dimatikan. Oh Tuhan, kakak mana yang menyewa preman untuk menyeret adik laki-lakinya pulang? Dia tega sekali. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook