bc

Young Lady Secret

book_age18+
1.5K
FOLLOW
11.4K
READ
drama
sweet
love at the first sight
affair
like
intro-logo
Blurb

Kylie Ghaitsa Roula, ia seorang wanita muda yang bekerja sebagai pegawai staf keuangan di salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang asuransi. Lily wanita itu akrab di sapa, kini tengah menjalani kasih dengan seorang pria beristri.

seorang pengusaha muda, mapan dan tampan. pemilik restoran bintang lima yang ada di Jakarta. ia adalah Kennard Ghaisan Roderick.

Satu tahun sudah kisah asmara keduanya terjalin begitu indah. membuat Ken menjadi semakin nyaman dengan gadis itu hingga ia pun berniat untuk menceraikan sang istri dan menjadikan Lily sebagai pendamping hidupnya. kabar baik yang tentunya sangat disambut bahagia oleh Lily.

Namun, belum sempat hari pernikahan itu berlangsung, sepasang kasih itu di kejutkan oleh sebuah fakta yang harus mereka ketahui bahwa Kaluna Auristela Roderick putri tunggal Ken pun tengah menjalin kasih dengan Kiano Alfarizi seorang pria tampan dari keluarga sederhana. bahkan Luna, meminta sang ayah untuk menikahkannya dengan Nino, lelaki pujaan hatinya karena ia tengah mengandung.

Fakta pun terungkap dan membuat Ken tercengang karena Kiano Alfarizi adalah adik kandung dari Lily.

"Ingat dia Mas! dia sedang mengandung dan bayi itu butuh seorang ayah!" ucap Lily terisak dengan air mata yang mengalir deras di pelupuk matanya. "Aku harus pergi! dan aku harap ini pertemuan kita yang terakhir!" ucap Lily tersenyum getir, ia lalu membalikkan badannya dan berlari, Kylie ingin berlari sejauh mungkin untuk menghindari pria yang telah bertahta penuh di hatinya itu.

"Lily dengarkan Papi dulu, sayang?" ucap Ken sedikit berteriak. namun, Lily tidak mendengarnya karena disaat bersamaan Lily sudah masuk ke dalam mobil hitam yang akan membawanya pergi.

Ken yang begituan kesal melihat kepergian kekasihnya itu kini terlihat meninju udara di sekitarnya. "ARGH b******k, INI SEMUA GARA-GARA DIA!!!" geram Ken dengan wajah yang murka sambil mengguyar kasar rambutnya.

Bagaimana kisah Ken dan Lily selanjutnya?

Apakah mereka bisa kembali bersatu dan hidup bahagia setelah kepergian Lily?

chap-preview
Free preview
Menikmati Perlakuan Lembutnya
"Ahhhh--, iya terus naik keatas Yang." Ken memejamkan matanya, Ia begitu menikmati perlakuan lembut tangan kekasihnya itu. "Udah ya Mas, aku capek!" renggek Lily, meski begitu wanita cantik itu tetap menggerakkan tangannya keatas dan kebawah sesuai perintah sang kekasih. "Apa? tadi kamu panggil apa?" sentak Ken tidak terima, Ia tidak suka sang kekasih memanggilnya dengan sebutan 'Mas' bukan 'Papi' lagi. "Minta dihukum lebih ya? kamu rupanya!!!" ucap Ken dengan menundukan sedikit kepalanya, guna melihat wajah gadis cantik yang tengah berada di bawahnya ini. "Lebih cepat Yang!!!" titah Ken, Ia lalu kembali memejamkan matanya. Lily pun mendengus sebal, dengan gerakan cepat dan kasar Ia kembali melakukan hal itu lagi. bahkan kali ini Lily terlihat sedikit menekan bagian itu serta mencabut beberapa bulu halus yang tumbuh disana. "Segini kurang kenceng nggak Pi?" tanya Lily. Ia lalu beringsut dari duduknya dan berjalan perlahan menuju ranjang. "Awww--, sakit Yang!!!" Ken meringis merasakan sakit pada bagian itu, Ia pun mengelusnya perlahan. "Aku juga capek Pi, tapi Papi malah hukum aku suruh mijitin kaki Papi." dengus Lily, Ia lalu mencebikan bibirnya kesal, kini posisi Lily sudah merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya. Tak tahan melihat bibir sang kekasih yang teramat sexy, Ken pun menciumnya dengan gemas. "Jangan manyun-manyun gini, nanti Papi gigit kamu." ucap Ken, lalu mengetuk-ngetuk pelan bibir kekasih hatinya itu. Lily yang berbaring pun menoleh sekilas. "Abis Papi egois! aku jadi sebel." wanita cantik itu pun terlihat melipat kedua tangannya di d**a. "Biar sebel tapi kamu cinta kan?" Ken pun menaikan sebelah alis matanya dengan tersenyum menyeringai. Lily pun menoleh dan tersenyum manis. "Selalu cinta Papi." ucap Lily manja, lalu dengan gerakan cepat Lily menghambur memeluk Pria tampan itu. "Good girl." Ken tersenyum senang, Ia lalu mengelus lembut puncak kepala Lily dengan sayang. selalu seperti ini, Ken selalu suka saat melihat Lily bersikap manja padanya. Ponsel Ken pun berdering, satu panggilan masuk dari kontak yang Ia beri nama "Kaluna" Ken melirik kearah Lily sebentar seraya menempel jari telunjuk pada bibirnya. Lily yang paham akan kode itupun mengangguk. "Hallo Sayang, ada apa?" tanya Ken lembut. ( "..." ) "Papi sibuk sekarang! kamu suruh saja Mami mu kesana." saran Ken, Ia lalu memijat keningnya yang sedikit pusing, Ken masih mencoba menolak dengan halus permintaan anak semata wayangnya itu. ( "..." ) "Oke, Papi berangkat kesana sekarang!" Ken pun memutuskan panggilan itu secara sepihak, Ia lalu menghela nafasnya berat. "Luna?" tebak Lily, saat melihat sang kekasih menaruh kembali ponselnya di atas nakas. Ken pun mengangguk, Ia lalu melepaskan perlahan tangan gadis cantik itu yang masih melingkar di perutnya ABS nya. "Papi pergi dulu ya, nanti kalau sudah selesai Papi kesini lagi." ucap Ken lalu beringsut dari tidurnya dan memakai kembali sepatu mahalnya itu. "Ada apa Pi?" tanya Lily penasaran, Ia lalu beringsut dari tidurnya dan menghampiri Pria itu. "Luna bikin masalah lagi." Ken terlihat menghela nafasnya kasar. "kali ini Papi yang harus turun tangan." Ken memberi penjelasan agar sang kekasih tidak salah paham lagi padanya seperti tempo hari. Ken mencium kening Lily sekilas, tak lupa Ia pun memberikan satu buah kartu debit berwarna gold tersebut, dan menaruhnya di telapak tangan sang kekasih. "Jatah bulanan," bisik nya pelan sambil mengedipkan sebelah matanya, tak berapa lama Ken pun berlalu pergi. Lily pun mengulas senyum tipis di bibirnya, Ia lalu menaruh kartu debit berwarna gold itu di dadanya, seolah sedang memeluk sang pemiliknya. Lily gulingkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri. pikirannya pun melayang pada kejadian satu tahun yang lalu saat mereka berdua pertama kali bertemu di salah satu restoran mewah milik Kennard. dari situlah awal mula kisah cinta mereka terjadi. () () () Satu tahun yang lalu. Kylie Ghaitsa Roula seorang wanita muda yang mandiri, Ia bekerja sebagai staf keuangan di salah satu perusahaan asuransi yang ada di Jakarta. sifatnya yang periang dan mudah bergaul itu pun membuat orang lain mudah akrab dengannya bahkan merasa nyaman berteman dengan Kylie. terbukti baru beberapa bulan bekerja di sini Kylie sudah mempunyai dua orang sahabat baik, yaitu Febby dan Selvy. mereka bertiga pun bekerja pada satu bagian yang sama. Siang hari itu, wanita yang akrab disapa Lily itu tengah bersiap-siap untuk istirahat makan siang bersama rekan kerjanya. "Makan di mana kita Ly?" tanya Febby rekan kerja Lily. "Ngikut aja lah, mau di mana aja gue mah hayo. yang penting makan." Lily menjawab dengan cengiran, Ia lalu beringsut dari duduknya dan membenarkan satu kancing blousenya yang terbuka. "Makan di restoran sodara gue yuk! mau nggak lu pada?" kali ini Selvy yang berbicara, Ia memberi usul pada dua rekannya itu. Lily dan Febby pun saling pandang, lalu mereka menganggukkan kepalanya tanda setuju. Selvy pun mulai melajukan kendaraan nya secara perlahan, menuju salah satu restoran bintang lima yang ada di Jakarta. "Siapa yang bayar nih?" tanya Febby saat melihat kedua rekannya itu sudah duduk di kursi makan. "Bos Selvi lah, siapa lagi." ucap Lily lalu menaikkan kedua alis matanya. "Siap lu pesan aja yang banyak, hari ini gue yang traktir." ucap Selvy santai, Ia lalu membuka daftar menu itu dan membacanya. Lily dan Febby pun bersorak senang, kapan lagi mereka makan gratis di restoran mahal seperti ini. tanpa malu-malu Lily dan Febby pun memesan berbagai macam makanan yang menjadi menu favorit di restoran itu. Sambil menunggu pesanan datang, mereka pun melakukan swafoto bersama seperti kelakuan anak muda pada umumnya. tak berapa lama waiters pun datang membawakan pesanan mereka dan menaruhnya di atas meja. Widih makan enak kita siang ini, Ly." ucap Febby senang, Ia lalu mulai menyuapkan satu sendok Wagyu beef burger yang tadi Ia pesan ke dalam mulutnya. "Enaknya, mantap betul." Puji nya Febby kemudian. Lily yang memesan makanan yang sama dengan Febby pun mengangguk, membenarkan ucapan rekannya itu. "Iya kalau kata orang Itali ini namanya Delizioso e gustoso." ucap Lily menirukan gaya bahasa orang Italia. "Iya dah apa ge, mau Delizioso kek, mau Mamamia lezatos kek, yang penting kita makan enak, gratis Ly." ucap Febby kemudian menyesap satu gelas jus strawberry kesukaannya itu. Selvy terkekeh pelan melihat tingkah laku kedua rekan sekaligus sahabatnya itu, Selvy sendiri sudah bosan makan di restoran mewah seperti ini, secara kakak sepupunya pun pemilik beberapa Restoran bintang lima di Jakarta, jadi dengan mudah Selvy pun bisa makan disini kapan saja dan tentunya secara gratis pula. "Abang?" Selvy melambaikan tangannya saat melihat sosok pria tinggi, tampan nan gagah sedang berjalan ke arahnya. Ya, sebelum berangkat ke restoran tadi Selvy memang sengaja menghubungi Abang sepupunya itu. Ia berkata akan makan siang di salah satu restoran miliknya dan seperti biasa Selvy selalu meminta digratiskan saat makan di sana. secara kebetulan Ken pun tengah berada di sini sekarang, alhasil Ken pun berniat menemui anak dari om nya itu. "Udah dari tadi?" tanya Pria itu lalu mendudukan dirinya di samping Selvy. "Udah Bang, ini gratis kan Bang?" tanya Selvy dengan senyuman menyeringai di bibirnya. "Boleh, bungkus yang banyak sekalian." Pria itu berucap santai, lalu menyalakan sebatang rokok di tangan kirinya dan menghisapnya perlahan. "Uhuk … Uhuk …" Lily yang memang alergi asap rokok pun langsung terbatuk-batuk. Ia lalu mengambil satu botol air mineral dan meminumnya. "Lu nggak apa-apa Ly?" tanya Selvy khawatir. Ia lalu mengelus lembut punggung sahabatnya itu. Lily pun menggelengkan kepalanya cepat. "Nggak apa-apa, gue cuman alergi sama asap rokok Vy." ucap Lily kemudian menutup hidung mancungnya dengan selembar tisu yang ada di depannya itu. "Sorry, gue nggak tau." ucap Pria itu lalu mematikan rokoknya di atas asbak. "Ini temen lu Vy?" tanya Pria itu kemudian. Selvy yang yang ditanya pun menoleh. "Iya Bang, ini Lily dan ini Febby." ucap Selvy lalu menunjuk ke arah rekannya itu satu persatu. Pandang mereka pun bertemu, mata mereka pun saling bersibobok. Baik Lily maupun Pria itu sama-sama terkesima dan tertarik pada pandangan pertama. "Kennard." ucap Pria itu memperkenalkan dirinya, Ia lalu mengulurkan tangannya guna menjabat tangan wanita cantik di depannya ini. "Kylie." jawab Lily lalu membalas uluran Pria tampan itu. "Ehem … gantian dong Ly, gue juga mau kan salaman sama Abang ganteng." ucap Febby lalu menyenggol lengan sahabatnya itu dengan pelan. rupanya sedari tadi Febby tak melepaskan pandangannya dari Pria tampan itu. Ken dan Lily pun melepaskan genggaman tangan keduanya. dengan tatapan mata mereka yang masih mengunci satu sama lain. "Lily? nama yang indah." ucap Ken lalu tersenyum manis. Wajah Lily pun memerah seketika bak kepiting rebus, saat dipuji seperti ini. "Makasih Pak." ucap Lily malu-malu, Ia pun lalu mendudukkan kepalanya. "Ehem." Selvy berdehem keras. "Bang? Kasihan tuh temen gue, juga pengen kenalan." ekor mata Selvy mengarah pada Febby yang sedari tadi sudah mengulurkan tangannya, tepat di depan Kennard. "Sorry." ucap Ken tidak enak, Ia pun lalu mengulurkan tangannya. "Gue Ken." ucapnya singkat. Ia lalu menaruh kedua tangannya di d**a, dengan pandangan mata mengarah pada gadis cantik di depannya ini. "Saya Febrianti Wulandari Pak, tapi temen-temen biasa manggil saya Febby Pak." ucap Febby tersenyum manis, Ia lalu menjabat tangan Pria tampan di depannya ini cukup lama. Ken pun mengangguk Ia lalu membalas uluran tangan wanita itu sekilas, selebihnya Ia sibuk memandangi penampilan Lily dari atas hingga bawah secara berulang. "Bang?" panggil Selvy pelan, "Luna jadi kuliah dimana?" tanya Selvy basa-basi. "Di universitas Negeri X." jawab Ken singkat, Ia lalu mengambil ponsel di dalam saku dan memainkannya. "Enak ya Bang, Abang masih muda tapi udah punya anak kuliahan gitu." ucap Selvy dengan nada sedikit keras, Ia melakukan itu agar kedua sahabatnya itu mendengar dan melihat bahwa Pria yang Mereka kagumi saat ini, adalah seorang Pria beristri. "Iya." jawab Ken singkat dengan pandangan mata masih fokus pada ponsel pintarnya itu. Ponsel Pria itu pun berdering, tak lama Ia terlihat tengah mengangkat teleponnya itu dan sedikit menjauh. "Kalian nikmati aja makan siangnya, di bawa pulang juga boleh." ucap Ken, sebelum berlalu pergi.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook