"Sebagai permintaan maaf, gimana kalau bakda isya kita makan di luar?" Aku tersedak seketika saat mendengar permintaan konyol darinya. Makan di luar? Apa maksudnya? Apa itu artinya dia mengajakku dinner? Aku masih bergeming dan tak tahu harus menjawab apa sampai akhirnya laki-laki itu kembali mengagetkanku dengan pertanyaan singkatnya. "Mau?" Pertanyaan singkat Mas Rama membuatku terjaga dari lamunan sesaat. "Besok aku mau pulang, Mas. Ambil cuti dua hari tiap bulan. Jadi, aku nggak bisa makan di luar sana Mas Rama. Bisa pesan online saja buat makan malamnya ya?" ucapku padanya yang hanya mematung mendengar jawabanku. "Juragan Ginanjar bilang, aku boleh libur dua hari tiap bulan. Jadi, besok aku mau izin pulang," ulangku membuat Mas Rama tersadar dari lamunan. "Pulang? Ngapain?"

