"Kenapa, Bi?" Laki-laki itu beralih ke Bi Lilis yang buru-buru membawa tas belanjanya kembali. Ada beberapa barang yang hilang entah tercecer di mana. Biarlah. "Ganteng banget!" pekik perempuan itu tak ada malu-malunya sama sekali. Dia menatap Mas Rama lekat dengan mata berbinar. Budhe Umayah sempat menyikut lengan anak sulungnya itu saat dia menutup mulutnya dengan telapak tangan saking terpesona dengan ketampanan Mas Rama. Aku pun memutar bola mata jengah. Katanya sudah punya Mas Hasbi, kenapa ada Mas Rama melirik juga? Benar-benar perempuan buaya nggak tahu malu. Bisa-bisanya menatap lelaki seperti itu. "Ingat Hasbi." Lirih kudengar suara Budhe Umayah mengingatkan anak perempuannya yang genit itu. Sesil menghela napas panjang sembari menatap mamanya sekilas. "Apaan sih, Ma. Ma

