Bab.13

486 Words
Jihyo terus menerus membolak-balikan kertas yang berisi kontraknya dengan Daniel.  "Peraturan gila macam apa ini?" Runtuk jihyo ketika dirinya membaca isi kontak yang diberikan Daniel untuknya.  "Apa dia gila, lelaki macam apa sebenarnya kamj Daniel." Ucap jihyo.  Inilah yang tidak diinginkan jihyo, Daniel selalu semena-mena dalam mengambil keputusan.  Tak bisakah ia untuk tidak mencurangi jihyo lagi, wanita ini pikir Daniel sudah berubah. Nyata sama saja, pria itu memang ada mau nya.  Bercinta dua kali dalam sehari bukan hal yang mudah untuk jihyo. Jihyo memegangi kepalanya, ia sekarang sudah terjebak kembali didalam perangkap Daniel untuk yang kedua kalinya. Apa selanjutnya ia akan dibuang kembali, sama seperti dulu saat dirinya sudah tidak di butuhkan lagi.  Matanya sedikit membulat ketika melihat satu kalimat yang sedikit mengguncang hatinya.  "Kencan seminggu sekali?" Gumam jihyo.  Jihyo menarik napas lega. "Ini lebih baik dari perjanjian yang lain." Ucap jihyo yang sangat menyesal dengan keputusan nya yang diambil sangat cepat tanpa membaca nya lebih dulu. Tapi bukankah ia mengambil langkah yang telah untuk kebaikan anaknya, saat ini yang jihyo inginkan adalah kebahagiaan Chenle. Yang jihyo miliki di dunia ini hanya anak nya seorang, yang mencintainya dengan tulus tidak seperti ayah kandung nya yang kejam bukan main. Kalau bukan untuk anaknya, jihyo tidak akan mau kembali berurusan dengan lelaki berdarah dingin seperti Daniel.  Dirinya memutuskan untuk tidur tenang saja malam ini, karena ia sudah memutuskan untuk berpindah tempat kesebuah kontrakan kecil.  Ia tidak enak pada Zico karena ditumpangi nya terus-menerus dalam semasa hidupnya. Lagi juga dirinya sudah punya jaminan akan bayaran Daniel padanya.  Tiga puluh juta untuk satu bulan, itu sudah bukan lebih dari cukup lagi untuknya. Ia benar-benar bisa hidup untuk saat ini karena pria itu. Ternyata ada sisi baik juga dari Daniel yang sempat tak disadari jihyo.  Anaknya, jihyo sangat merindukan Chenle saat ini.  Anehnya malam ini jihyo merasakan kehangatan yang sebelum nya jarang ia rasakan seperti disaat ia memeluk anaknya. Entah mengapa kehangatan ini membuatnya sangat merindukan dirinya yang dulu.  Dirinya yang dulu sangat dipuja puji semasa SMA nya, karena memiliki paras cantik dan pacar seperti Daniel yang tampan nya bukan main.  "Daniel." Panggil jihyo dalam tidurnya. "Lihatlah, ingin sekali rasanya aku merekam momen ini. Kamu masih merindukan ku jihyo, bahkan sampai mengingau memanggil namaku." Bisik seorang pria yang tak lain adalah Daniel.  Bukan Daniel namanya kalau ia tak bisa menerobos pintu kontrakan istri kontrak nya, yang sebentar lagi akan resmi menjadi istri sah nya.  "Kamu gak bisa keluar dari hidupku lagi, sayang." Bisik Daniel. Daniel menciumi pucuk kepala jihyo. "Mau lari sampai sejauh mana, aku tetap bisa menemukan mu jihyo. Kau tau kan pepatah kalau jodoh tidak bisa lari jauh dari mu." Ujar Daniel kembali pada jihyo yang saat ini masih tertidur pulas.  Daniel menatap wajah jihyo yang terlihat sangat kelelahan. "Apa kamu kecapekan? Besok akan aku buat kamu pulih kembali. Bagaimana kalau besok jadwal kencan kita massage, lalu menonton film." Ujar Daniel berbicara seperti orang gila sendirian. "Hm, aku mau mengenang masa sekolah kita dulu. Saat pertama kali aku mencumbu mu di bioskop waktu itu." Ujar Daniel kembali sembari merapihkan anak rambut jihyo.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD