2. Tangga darurat

1331 Words
Sesuai dengan arahan sang leader semua menyebar untuk mencari Jeon-gu. Tentu saja kebenaran harus diungkap. Apa benar ia diculik? Atau hanya permainan si bungsu. Tae berjalan sambil terus terhubung dengan para member melakui sambungan seluler. Panggilan dilakukan bersama-sama, agar bisa saling memberikan informasi. ___________________________ Leader Nam : bersikaplah seolah tidak ada yang terjadi. Jangan sampai terkesan bahwa kita mencari sesuatu. Seojin ; baiklah Yunki : aku gagal makan nasi goreng. Jimmy : Hyeong, berhentilah berpikir tentang makanan. Leader Nam : berhentilah berdebat dan terus mencari. Beritahu jika kalian menemukan sesuatu. __________________________ Tae berjalan menuju ke ruang latihan para dancer. Ia membuka pintu di sana ada beberapa dancer yang sedang istirahat latihan. Tae mengedarkan pandangannya di tiap sudut ruangan. Tanpa, ia sadari jika saat ini sedang menjadi perhatian. "Apa ada yang kau cari senior?" tanya salah satu dancer perempuan. Awalnya ia duduk lalu berdiri dan berjalan menghampiri Tae yang masih berdiri dan mengamati sekitar. "Ah, apa ada seseorang kemari?" Ia menggaruk tengkuknya dan tersenyum dipaksakan. Bingung juga bagaimana harus bertanya. Apalagi, tadi Namjun memberitahu untuk berhati-hati dan jangan sampai ada yang tau perihal Jeon-gu. Gadis itu menatap teman-temannya di belakang lalu menanyakan hal yang tadi Tae tanyakan. Lalu dengan serentak mereka menggeleng. "Tidak ada." "Ah, begitu. Terima kasih," ucap Tae seraya segera setengah berlari mencoba mencari ke ruangan lain. * Namjun mencari di lantai bawah berusaha tak terlalu terlihat resah, ia melihat gudang kemudian memasukinya. Ia melihat ruangan yang sama dengan tempat di mana video Jeon-gu itu diambil. Ia memberi tahu member lain jika video itu diambil di gudang lantai satu. Yunki saat ini memilih mengecek kamera keamanan kantor. Ia masuk ke ruang pemantauan. Ada seorang paman penjaga keamanan di sana. Usianya sekita lima puluh tahun duduk sambil menatap layar cctv. Yogi berjalan mendekat, buat sang paman menatap seolah bertanya ada apa. "Maaf, paman apakah saya bisa melihat rekaman kamera pengawas?" Tanyanya sopan. Pria paruh baya itu menatap Yunki sinis. "Apa yang ingin kau cari?" Ia menatap curiga sekalipun ia tau bahwa si pucat ini adalah salah satu idol dari perusahaan tempat ia bekerja. "Ah, aku tidak bisa mengatakannya." "Apa kau staff di kantor ini?" tanya sang penjaga lagi sebagai ketentuan formalitas. Haish apa paman ini tidak mengenalku? Ckckckck. "Aku bisa memberitahumu asal kau tunjukan kartu pengenal mu," ucap paman itu seraya meminum kopi dingin miliknya. Ia duduk kemudian tak terlalu memperhatikan pada pria pucat itu ia. Yunki mengangguk kemudian mengeluarkan ID card dari kantung jaket lalu memberikan pada sang paman. * Sementara Jimmy saat ini berada di tangga darurat. Tangga yang saat ini ia berada basement. Tempat itu sepi tentu saja, tak ada siapapun tapi ia mencoba mencari karena semua kemungkin bisa saja terjadi bukan? Menatap sekeliling bahkan mencoba mendengar suara yang mungkin bisa ia tangkap. Sungguh ia mencari dengan sungguh-sungguh sekaligus berharap jika yang terjadi hari ini benar-benar kelakuan iseng si bungsu. "Apa mungkin dia ada di sini? Jeon-gu? Jeon Gu?!" Dduug dug Terdengar samar, tapi pemilik tatapan sendu itu bisa mendengar suara gemuruh yang jauh terdengar entah berasal darimana. Ia diam sesaat bahkan mencoba menahan napas, mencari tahu jika saja suara itu terdengar lagi. "Apa aku salah dengar?" gumamnya. Dreeet dreeet Ponsel di sakunya bergetar, segera ia mengambil ponsel dan mengangkat panggilan. Panggilan dari sang leader memintanya untuk segera berkumpul di gudang. Tempat yang bisa saja menyimpan klue atau apapun untuk menemukan Jeon-gu. Setelah mengangkat panggilan berjalan cepat untuk menengok ke bagian bawah tangga. Namin, ia tidak melihat apapun. Sampai akhirnya, ia memutuskan ke luar dari tangga darurat. Kembali berlari mencari sibungsu dari BTL di ruangan lain. Lalu di sudut tangga bawah, terdapat sebuah sela di antara dinding. Jeon ada di sana dengan tangan dan kakinya terikat, juga mata yang ditutup dengan kain hitam, Ia menendang-nendang sebisanya karena kaki yang diikat menyatu dengan tangan membuatnya sangat sulit bergerak. Harapannya untuk ditemukan begitu besar. Namun, Jimmy telah melangkah menjauhi tempat itu. "Jimmy hyeong, apa kau tidak mendengarku?" batin Jeon-gu ia mendengar suara Jimmy tadi maka ia bergerak sebisanya untuk menghasilkan suara. Namun, hasilnya nihil. Andai Jimmy berjalan lebih ke depan sedikit dan melihat tangga dari lantai dasar. Tidak hanya melihat dari anak tangga pasti ia dapat melihat dan menemukan Jeon-gu. * Jimmy berjalan memasuki gudang lantai dasar tempat dimana tadi ia melihat si bungsu dalam rekaman video. Namjun berada di sana bersama member lain yang juga menunggu dengan cemas. "Kau lama sekali?" tanya Seojin. "Maafkan aku hyeong," Sementara itu Yunki dan Namjun sedang melihat rekaman CCTV. Keduanya duduk dan serius di depan laptop. Mereka mempercepat bagian sesuai waktu disaat Jeon-gu menghilang. "Stop, ulangi bagian itu," pinta Yunki seraya menunjuk layar laptop di hadapannya. Sang leader mengulangi beberapa detik ke belakang. Diikuti yang lain memerhatikan layar dengan serius. Ada seseorang berjaket hitam, yang berjalan di depan seorang laki-laki lain. Seorang dengan jaket hitam itu berjalan sambil memegangi laki-laki di depannya. Jelas sekali itu Jeon-gu. Meski tak terlihat bagian wajah sang bungsu tapi gestur tubuhnya jelas sekali. Keenam member jelas mengenal rekan mereka dengan baik. Hidup bersama sejak lama sudah pasti semua saling mengenal dengan baik "Bukankah itu Jeon-gu?" tanya Heosok, meski jelas sekali ia berharap mendapatkan jawaban tidak. "Apa ini bukti jika dia benar-benar diculik?" tanya Tae lagi. Yunki menghentikan video kemudian memperbesar gambar. Ia melihat orang dengan jaket hitam itu di belakang memegangi tangan Jungkook yang terikat terlihat memegang sesuatu. Yang terlihat seperti pistol. "Bukankah itu pistol?" tanya Yunki sambil menunjuk layar di depannya. Semua memperhatikan layar dengan serius, terkejut tentu saja. Kali ini semuanya sontak sadar jika Jeon-gu sama sekali tak main-main ia benar-benar diculik dan dengan ini jelas ia tak mempermainkan mereka. "Ini gila?! ia benar-benar di culik?" Jimmy bergerak gelisah seraya memegangi keningnya. "Aku harap kali ini dia benar-benar main-main." gumam Namjun gelisah, penuh harap meski ia jelas tau ini bukan permainan sang bungsu BTL. Ponsel Tae berdering panggilan masuk dari Jeon-gu. Taeh segera mengangkat panggilan dan menekan tombol loudspeaker. "Kalian nyaris saja menemukan kembali maknae kalian." Terdengar seseorang yang jelas sekali menggunakan pengubah suara. Hingga suaranya terdengar lebih besar dari biasanya. "Apa yang kau inginkan sebenarnya?!" tanya Tae marah dan cemas menjadi satu. "Ckckckc, aku akan bermain dengan kalian. Ikuti perintahku aku akan memberikan kesempatan kalian menemukan teman kalian. Atau mungkin menemukanku. Aku masih di tempat yang sama dengan kalian. Aku akan segera membawa teman kalian. Temukan dia ... Emerald agency hmm, And, you all never touch me and catch my body." "Sialan!!" maki Yunki kesal, Seojinn menepis perlahan pundak si pucat seolah memberi tahu agar ia tak emosi. Tak ada gunanya kesal disaat seperti ini. "Bersikap baiklah, dan minta maaf atas semua kesalahan kecil sekalipun. Pikirkan itu." "Jeon-gu?! Bagaimana dia?!" tanya Namjun. "Sampai sekarang ia masih baik-baik saja. Temukan cluenya untuk tempat kita bertemu selanjutnya." Klek Penculik itu mematikan panggilannya, membuat semua menahan napas. Rahang Yunki, Seojn dan Namjun mengeras sementara yang lain masih dilanda kebingungan. "Bukankah kalimat itu kode?" tanya Namjun. "Emerald agency ang you never touch my mind and catch my body?" "Ia menekankan kalimat 'kalian harus minta maaf karena kesalahan kecil sekalipun." selidik Seojin. "Emer ..., ..., gency?" Gumam Yunki yang tidak bisa mendengar dengan jelas kalimat yang diucap Namjun barusan. "Emergency stairs?" Terka Namjunn. "Tangga darurat?" tanya Seojin. "Aku sudah ke sana dan tidak melihat apapun." ucap Jimmy menjelaskan. "Apa kau yakin kau memperhatikan semua?" tanya Heosok lagi. Jimmy mengangguk. "Bagian bawah, bagian tangga paling dasar apa kau melihatnya dan memeriksanya?" tanya Tae. Jimy mengangguk dengan ragu, ia tak memerhatikan dan segera berlari pergi setelah menerima panggilan. Ya Jimmy tak memeriksa bagian bawah tangga keseluruhan. Yunki jelas mengerti arti perubahan raut dan tingkah Jimmy. Si pucat segers berlari menuju tangga darurat disusul Namjun, Seojin kemudian yang lain. Keenamnya berlari, tak ada yang terlalu curiga meski mereka melewati beberapa staf. Karena memang mereka suka berlarian layaknya anak-anak. Tiba pertama di sana Yunki segera memeriksa sela yang berada di bawah tangga dasar. Ia tidak menemukan Jeon-gu tapi, menemukan sebuah foto. "Apa maksudnya?" gumam Heosok dan Seojin bersamaan. "Aku bisa gila? Bajingaan itu?!" maki Yunki. *** Note : Halo, gimana nih chapter pertamanya? Hehehe.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD