Sleep Paralysis 2

1206 Words
Adam berlari dan terus berlari, ia berusaha untuk menghindari mereka-mereka yang mengejarnya di dalam hutan yang menyeramkan malam hari itu. Ia berlari karena ia tahu, jika dirinya terus berdiam di hutan itu, maka ia akan celaka. “Adam …” “Adam …” “Adam!!!” Suara itu terdengar sayup-sayup namun semakin menjadi jelas, dan kencang, yang tentu saja menyadarkan Adam dan membuatnya semakin yakin jika panggilan yang terdengar saat itu bukan berasal dari mereka yang mengejar Adam. “Ningrum!!” panggil Adam, ia terus berlari tanpa henti menghintari hutan seram tersebut, “Ningrum, tolong! Aku mohon tolong aku!” gumam Adam, ia hanya bisa memohon pertolongan dan menghentikan langkahnya untuk memejamkan matanya, berusaha untuk bisa terbangun dari dalam mimpinya. Setelah mendengar suara panggilan dari Ningrum, membuat dirinya tahu jika ia berada di dalam mimpi buruk, dan ia hanya harus bangun dari mimpi itu sesegera mungkin. Meski pun seperti itu, namun ia tidak bisa membangunkan dirinya sendiri saat ini. Sleep Paralysis, atau kelumpuhan saat tidur. Mungkin itu lah yang tengah di alami oleh Adam saat ini, yang menjadikan dirinya tidak bisa terbangun karena ia merasa bahwa tubuhnya tidak memiliki kuasa atas dirinya sendiri di dalam tidurnya pada malam itu. Ia hanya merasa napasnya menjadi sesak, dan itu amat mencekiknya saat ini. Di dalam hatinya, ia hanya bisa terus menerus meminta pertolongan kepada Ningrum, sang penjaga dan juga leluhur darinya yang ia percayai akan dan selalu menjaga dirinya setiap saat. Dan berselang ketika ia masih berusaha untuk terbangun dari tidurnya, dan ketika ia tengah berdiri di tengah hutan menyeramkan itu, sebuah cahaya yang begitu silau pun datang ke alam mimpi dan kemudian memeluknya dengan erat, yang kemudian karena silau cahaya yang memeluknya saat itu lah yang pada akhirnya membuat Adam pun berhasil terbangun dari mimpi buruknya saat itu. Ia terbangun dengan tubuh yang sudah dibasahi oleh air keringat dingin yang keluar dengan deras dari tubuh dan pelipisnya. … Setelah ia tersadar dari semua memori itu, Adam tidak memiliki keberanian untuk kembali tidur di pagi buta itu, yang pada akhirnya membuat dirinya pun beranjak dari kasurnya untuk kemudian keluar dari kamar tidurnya. Ia berjalan di pagi buta dengan langkah kaki yang gontai, berjalan menuju kulkas yang terletak tidak jauh dari kamarnya untuk segera mengambil air segar yang tersimpan di sana. Ia termenung beberapa detik sebelum akhirnya menyalakan seluruh lampu dari apartemen miliknya, ketika ia menyadari jika itu terlalu gelap dan menyeramkan menurutnya. Ia merasa kacau, semenjak peristiwa ia bertemu dengan hal-hal yang berada di luar nalarnya, ia menjadi seorang lelaki yang penakut. Dan ini adalah salah satu bukti dari perubahannya. Mengingat semua itu, membuat dirinya menjadi tertegun dan merenung. Meski ia sudah di sadarkan oleh kesegaran dari air dingin yang berasal dari kulkas yang ia tegak saat itu, namun pikirannya kembali melayang ketika menyadari bahwa seorang wanita yang tidak salah lagi ia kenali sebagai Sarah itu kembali datang dan kini mulai memperburuk mimpi dan ketenangan batinnya. “Kenapa dia bisa datang ke dalam mimpiku saat ini?” Adam bergumam kepada dirinya sendiri, ia merasa tidak mengeri dengan mimpi yang baru saja datang dan menghantui dirinya malam hari itu, dan entah secara kebetulan atau apa … ia terbangun di waktu yang selalu dikaitkan dengan para penyihir, atau yang dikenal sebagai Witching Hour (Waktu ketika para bangkit terbangkit dan menjadi kuat). Semua hal itu tentu saja membuat Adam menjadi bertanya-tanya mengenai kenapa dirinya di datangi oleh anak perempuan yang ia kenali sebagai Sarah? Dahinya kembali berkerut ketika berusaha menebak kenapa hal itu terjadi, apakah kini Sarah menargetkannya? Namun ketika ia teringat kembali dengan anak-anak lain yang memperhatikannya saat itu, membuatnya yakin bahwa tidak hanya Sarah yang ada di dalam hutan saat itu, melainkan banyak yang lainnya. “Siapa mereka?” itu adalah pertanyaan lain yang muncul di dalam benak Adam ketika ia mengingat anak-anak yang juga menyeringai dan memanggil namanya, dan belum ia ketahui, yang tentu saja membuat Adam menjadi merasa semakin tidak mengerti. … Kring … Kring …. Kriiing … Pagi hari itu, Adam berjalan dengan santai keluar dari kamar mandinya, dengan hanya menggunakan sebuah handuk kecil yang meliliti tubuh bagian bawahnya dan membiarkan d**a bidang serta perut six pack miliknya itu terekspos di sana. Adam meraih telepon rumahnya yang berdering dengan cukup kencang di sana, dan kemudian mengangkat sambungan yang baru saja terdengar olehnya saat itu. “Halo?” tanya Adam kepada seseorang yang berada jauh di sana, “Adam! Ini aku Roul!” jelas Roul terdengar sangat berbeda dari Roul yang biasanya, yang kemudian membuat Adam mengerutkan dahinya dan kemudian menganggukkan kepala menanggapi ucapan dari Roul di sana, “Ya, Roul … ada apa?” tanya Adam kepada Roul yang kemudian berucap, “Adam, nyalakan saluran Tv sekarang! Tony dan juga timnya meninggal pagi tadi!” ucapan yang di lontarkan oleh Roul pada saat itu, membuat Adam terenyak untuk beberapa saat, ia bahkan terdiam karena terkejut mendengar berita yang baru saja ia ketahui mengenai teman Kerja sekaligus sahabat baiknya yang satu itu. Tony adalah seorang teman yang bekerja sebagai seorang pemadam kebakaran yang juga memiliki satu sambungan dengan Adam, dan itu adalah hal yang aneh jika Tony meninggal karena bekerja, karena Adam sendiri yakin jika jadwal Tony bukanlah hari ini, ia jelas tahu karena hari bertugas Adam dan juga Tony adalah sama. “Apa?! tidak mungkin … bukankah ia memiliki jadwal kosong di hari ini?!” sebuah pertanyaan yang di lontarkan Adam saat itu, membuat Roul kini kembali menjelaskan, “Aku dengar dia menggantikan tugas dari temannya semalam, dan mereka semua tewas karena ledakan susulan yang terjadi di SPBU yang terbakar malam itu, Adam!” penjelasan yang di jelaskan oleh Roul, membuat Adam segera berjalan menuju ruang TV dan meraih remote TV dan menyalakan TV untuk melihat berita di pagi itu, ia memastikan kembali apa yang di ucapkan oleh Roul dan benar saja, semua yang dikabarkan oleh Roul adalah benar. Mengenai tewasnya Tony dan tim pemadam kebakaran ditayangkan di pemberitaan TV pagi itu. Adam tertegun melihat pemberitaan tersebut, ia tidak pernah menyangka jika teman baiknya yang satu itu akan meninggal secepat itu. Pandangan Adam pun kini tertuju pada sebuah layar yang menjelaskan mengenai kronologi dari ledakan yang menewaskan Tony beserta sepuluh orang lainnya. Dahi Adam saat itu berkerut ketika dirinya mendapati sebuah angka yang merupakan waktu dari ledakan yang langsung menewaskan para anggota pemadam kebakaran saat itu. Angka yang kala itu menunjukkan pukul tiga lebih tujuh pagi pun disertakan di layar TV, yang tentu saja membuat rambut pendek yang ada di tengkuk Adam seketika saja berdiri, ia merasa merinding setelah mendapati kenyataan bahwa jam kematian dari temannya bertepatan dengan Witching Hour. Napas Adam pun menjadi tidak karuan dibuatnya, ia terduduk dengan lemas ketika ia berusaha untuk kembali mencerna apa yang baru saja ia ketahui dan terjadi, di pagi itu. “Apakah ini semua ada hubungannya dengan mimpi burukku?” Adam mulai kembali bergumam kepada dirinya sendiri, dan ingatannya pun kini tertuju kepada seorang wanita yang ia ingat adalah Ingrid, kekasih dari Tony. Yang membuat Adam pun dengan segera berjalan untuk meraih Handphone miliknya dan segera menghubungi Ingrid, beruntungnya ia karena sempat menyimpan nomor dari kekasih Tony, ketika mereka bertemu bersama dengan Tony sekitar satu minggu yang lalu. Namun ia tidak yakin mengingat peristiwa di mana dirinya bertemu dengan kekasih dari sahabatnya itu. … To Be Continue.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD