Emergency Call From Ingrid!

1290 Words
Waktu bergulir dengan begitu cepat, namun Adam belum berhenti bekerja melayani masyarakat yang membutuhkan pertolongan di sana, dan bahkan tidak hanya Adam, namun semua tim yang bekerja di waktu yang sama dengan Adam pun melakukan hal yang terbaik pada saat itu. Dan suasana di dalam kantor yang berisik saat itu lah yang bisa menggambarkan kesibukan mereka semua, banyak sekali orang yang berbicara namun pada dasarnya mereka berbicara tidak dengan sesama kantornya, melainkan bersama dengan masyarakat yang membutuhkan mereka lewat sambungan telephone. Selain dari suara mereka yang berbincang dengan masyarakat di sana, deringan darinya pun tidak pernah berhenti berbunyi di sana dan sini, layanan darurat di kota itu tidak hanya menanggapi satu wilayah saja, namun juga menanggapi seluruh wilayah yang ada di negara ABM, yang menjadikan kantor ini merupakan kantor tersibuk diantara kantor yang lainnya. Adam yang saat itu baru saja selesai menangani masalah seseorang yang meminta bantuan karena temannya mengalami kesulitan bernapas setelah menelan satu mentega yang ditelan olehnya secara bulat-bulat pun membuat Adam sempat mengarahkannya dan meminta sang penghubung untuk melakukan semacam pertolongan pertama, dan itu berhasil di lakukan, ia meminta kepada lelaki bernama Ron untuk menekan tubuh temannya dari belakang, agar setidaknya temannya yang tersedak bisa terselamatkan sebelum ambulance datang, yang pada akhirnya mereka pun berhasil melakukan pertolongan pertama, bertepatan dengan Ambulance yang datang saat itu, dan tentu saja membuat Adam merasa lega karena ia baru saja menyelamatkan seseorang dari mati teredak akibat menelan balok mentega dengan bulat-bulat. Adam mengedikkan kepalanya tidak mengerti mengenai anak-anak zaman sekarang yang lebih mementingkan challenge berbahaya yang tengah happening pada saat itu dibandingkan dengan keselamatannya sendiri. Ring … ring !! Baru saja Adam hendak meraih gelas kopi di sana, namun ketika suara dering terdengar dan lampu kecil merah menyala di kursinya, membuat Adam kembali terduduk sigap dan menekan tombol Ok, dan kembali ia menyapa sang penelpon yang baru saja menghubungi Dispatcher 911 pada saat itu, “Emergency 911, Where’s the problem?” pertanyaan itu lah yang menjadi sebuah sapaan bagi mereka yang bekerja dan menerima telpon disana, hal itu sudah menjadi kebiasaan bagi Adam untuk melakukannya ketika bekerja, karena itu juga merupakan SOP yang diwajibkan bagi operator layanan Emergency. “Help Me! mereka melompat dari kamar mareka!” sebuah ucapan yang terdengar sangat histeris di sana, membuat Adam kini mengerutkan dahinya ketika dirinya mendengar suara yang tidak asing dari wanita yang baru saja menghubunginya di sana, yang membuat Adam berusaha untuk mengingat suara itu hingga pada akhirnya ia pun ingat dengan suara dari kekasih Tony, yang di pagi hari tadi menelpon Tony ketika dirinya berada di dalam mobil dan menumpang di sana. ‘Ingrid?’ itu lah pertayaan yang ada di dalam benak Adam saat itu, “Halo?!” tanyanya lagi, dan kali ini Adam benar-benar yakin jika wanita yang kini menelponnya merupakan Ingrid. “Om My God! Apa yang harus aku lakukan, I need Help!” ucap Ingrid kepada Adam yang kini segera memasukkan alamat dari Apartemen Tony dan bersiap untuk mengirim sinyal Emergency kepada Pemadam kebakaran dan juga Ambulance, namun Adam masih tetap harus mengikuti SOP yang berlaku, sehingga dirinya kini menahan tombol kirim untuk kembali bertanya mengenai peristiwa yang nantinya harus dijelaskan kepada pemadam kebakaran dan juga Ambulance. Dengan jelas Adam dapat mendengar deruan napas dari Ingrid yang ketakutan di sana, sehingga membuat Adam kini berkata, “Hei .. Hei … tenanglah Ingrid! Sekarang katakan padaku, apa yang telah terjadi di sana? Siapa yang terluka agar aku bisa mendeskripsikan kejadiannya kepada Pemadam dan juga Ambulance!” ucap Adam kepada Ingrid yang berada jauh di sana, yang kemudian terdengar pertanyaan dari Ingrid yang terdengar kebingungan, “What? Bagaimana kau tahu namaku?!” tanya Ingrid, namun Adam mengerenyitkan dahinya seraya menggelengkan kepala ketika merasa jika itu tidak harus di jawab karena itu merupakan jawaban yang tidak penting saat ini. “Ingrid, bantu aku agar aku bisa membantumu juga! Siapa yang terjatuh? Dan bagaimana keadaan mereka saat ini?” tanya Adam kepada Ingrid yang dengan segera berucap meski terbata-bata karena takut dan khawatir, “Mereka! Anak berusia enam dan sembilan tahun! Mereka melompat dari apartemen Los d Angel, dari lantai tiga belas! Dan aku saksi mereka melompat! Dua anak itu … aku tidak tahu bagaimana keadaan mereka, karena saat ini aku sedang memantau dua anak lainnya yang bersiap untuk melompat!! Oh God! Aku tidak bisa membuka jendela Apartemenku, dan mereka juga tidak mendengarkan ucapanku selain tertawa, please! I need help!” ucap Ingrid terdengar semakin Histeris, yang tentu saja membuat Adam segera memasukkan deskripsi dan akhirnya mengirimkan sinyal Emergency kepada Ambulance dan pemadam kebakaran. Di saat yang bersamaan, Ingrid menjerit dengan sangat kencang dan semakin histeris, yang tentu saja membuat Adam terkejut mendengar jeritan itu, “Ingrid! Ingrid, can you hear me?!” panggil Adam, setelah ia menyadari pasti dua anak lainnya yang dijelaskan oleh Ingrid tadi melompat di sana, “They Jump … oh my God, this is horrible! Please … help!” ucap Ingrid terdengar sangat-sangat lemas dan histeris di sana, yang membuat Adam menganggukkan kepalanya dan kemudian berucap, “Alamatku …- “Aku sudah mengirimkan Ambulance dan juga Tony! Dan Ingrid … selama mereka berada di perjalanan menuju Apartemen kalian saat ini, bisa kah kau membantu ku untuk mengecek keadaan dari anak-anak itu? Karena aku rasa kita tidak akan tahu situasi dan kondiri dari mereka jika tidak ada yang melihatnya secara langsung … eum, maksudku kau harus mengeceknya agar setidaknya aku bisa mengirimkan detail kondisi mereka kepada Ambulane! Dan jangan tutup telpon mu, tetap bersamaku dan berbincanglah selama kau turun dan menuju lantai dasar!” ucap Adam kepada Ingrid, yang kemudian Adam pun mendengarnya membalas dengan berkata, “Hh .. okay!” ucap Ingrid terdengar seperti menahan tangisnya di sana, dan Adam mengerti akan hal itu. “Aku pergi ke lantai dasar, tapi … aku tidak yakin jika hanya aku saja yang menyaksikannya, bagaimana jika jalanan sana penuh?” tanya Ingrid lagi kepada Adam yang kini menganggukkan kepalanya dan kemudian berkata, “Tidak apa … yang terpenting kau berada di lantai dasar untuk saat ini!” jelas Adam kepada Ingrid yang kemudian membuat Adam pun kini terlihat serius, ia bahkan menggenggam pulpen dengan cara meremasnya dan cukup erat, ia merasa khawatir dengan apa yang terjadi di sana, yang membuatnya merasa penasaran mengenai kondisi dari anak-anak itu. “Halo?” sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh Ingrid pada saat itu membuat Adam tersadar dan kemudian membalasnya dengan berucap, “Ya, aku masih tetap berada di sini dan menemanimu, Ingrid!” ucap Adam kepada Ingrid yang kemudian deruan napas dari wanita itu kembali terdengar dengan jelas oleh Adam. “Aku sudah berada di lantai dasar, apakah aku harus benar-benar mengeceknya?” tanya Ingrid kepada Adam, dan dari pertanyaan yang di lontarkan oleh Ingrid pada saat itu, membuat Adam yakin jika Ingrid merasa ragu dan takut untuk mengeceknya saat ini, “Apakah di sana ada sebuah kerumunan, Ingrid?” tanya Adam lagi kepada Ingrid, namun di saat yang bersamaan suara dari sirine Ambulance dna juga pemadam kebakaran pun terdengar, dan membuat Adam semakin penasaran karenanya, “Mereka sudah datang! Aku akan menghampiri mereka sekarang, terima kasih!” ucap Ingrid yang segera saja menutup sambungan telpon keduanya, yang tentu saja membuat Adam segera berucap, “No, no … wait, Ingrid!” Tuut … tutt … tutt… Hal itu selalu saja terjadi, dan bahkan Ingrid bukan orang pertama yang menutup telfonnya, sehingga Adam merasa sangat penasaran di sana, “Hh …” Adam hanya bisa menghembuskan napasnya setelah ia mengetahui bahwa Ingrid menutup sambungannya sama seperti orang-orang lainnya, yang pada akhirnya membuat Adam tidak bisa mengecek kondisi mengenai anak-anak yang tadi sempat dilaporkan oleh Ingrid kepadanya, yang tentu saja itu adalah perbincangan pertamanya bersama dengan Ingrid, kekasih dari Tony, yang ia ketahui namanya dari mimpi buruk yang datang beberapa waktu yang lalu. …  To Be COntinue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD