5. Fakhri dan Farhan

1107 Words
"Arhhhhhhhhhhhh...." Suara yang berasal dari luar ruangan, membuat Reynand, Reyna, Rean, dan Retha segera melirik satu sama lain. Reynand segera beranjak dari duduk dan pergi keluar untuk mengecek suara siapa itu dan kenapa. "Ada apa, Vin?" Kebetulan Revin keluar dari dalam ruangannya yang berada tepat di depan ruangan Reynand. Revin mengedikkan bahu nya acuh, mendahului Reynand untuk sampai ke depan. "Anji**!" Retha memandang ngeri pada orang yang memakai seragam yang sama seperti papah nya di depan sana. Pria dewasa itu di perkirakan usianya masih dua puluh lima tahun. Kedua tangan nya di pegang oleh Dino dan Bayu; bawahan Reynand yang baru. Menggantikan Doni, yang sekarang pindah tugas di Pangandaran. "Kenapa ini?" Tanya Reynand menatap bayu dan Dino bergantian. "Siap Ndan, saya tidak tahu." Jawab Bayu tegas. Pria itu seumuran dengan orang yang berseragam itu. "Kamu kenapa?" Tanya Reynand, menatap tajam pria yang sedang mengamuk itu. "Farhan? Kamu denger kan pertanyaan saya?" Dengan wajah memerah, Farhan memandang Reynand penuh dengan nafsu. "Saya gak nyangka, ternyata anda yang sudah membunuh kakak saya!" Kening Reynand berkerut. "Maksud kamu apa, Farhan." "Kamu yang sudah membunuh kakak saya, Fakhri kan!" Teriak Farhan murka. Setelah mendengar nama itu, Reynand baru menyadari satu nama itu. Fakhri, pria yang dulu dia tangkap, dan berhasil kabur dari penjara. Bukan hanya sekali, laki-laki itu sudah beberapa kali ingin menculik dan mencelakai istri dan temannya; Siska. Teror yang dulu di dapat itu sedikit banyak nya membuat Siska trauma. "Mundur! Atau istri lo saya bunuh!" Reynand terpojokkan, s**l dirinya terkepung oleh beberapa orang. ** "Enggak! Jangan!!! b******k lo!" teriak seorang wanita di sebuah lorong dengan, dia terseret oleh dua orang yang memakai jubah dan masker berwarna hitam. Reyna hampir menangis, namun dia tak ingin melakukannya. Menurutnya menangis hanya akan membuat dirinya semakin lemah. "Diam!" teriak salah seorang dari mereka. Reyna menggeleng, "Lo gak tau apa! Laki gue polisi. Lepasin b******k! Sebenarnya lo siapa." teriak Reyna kembali, tangannya sudah lecet akibat di tarik paksa oleh orang yang tidak di kenal itu. "Lo butuh uang! Berapa. Tapi, lepasin gue." teriak Reyna kembali, namun mereka seolah-olah tuli tidak ingin mendengarkan penjelasan Reyna sama sekali. Mereka memasukkan Reyna ke sebuah tempat, dimana tempat itu sangat dingin. Reyna tak henti-hentinya berontak, namun dia tak cukup memiliki tenaga. Dia hanya bisa berdoa semoga saja Reynand bersama para kakak-kakaknya cepat menemukan dirinya. Tuk..Tuk..Tuk Tiba-tiba saja, suara sepatu bersahutan dengan lantai menggema di pendengaran Reyna. Dia menatap was-was ke arah pintu dan menunggu siapa yang datang, ia yakin pasti ada dalang dan motiv di balik ini semua. Reyna menunggu seseorang itu, dalam hatinya mengumpat tak jelas. Kenapa bisa orang yang berjalan itu begitu lama. Tapi tunggu! Di mana dirinya? Apakah dia sedang berada di alam lain? Kalau begitu, Reynand tidak akan mungkin menenukannya. Yang sekarang ia harapkan adalah kakaknya datang. Bahkan ruangan ini begitu pengap, dia tak tahu kalau ini malam atau siang. Suara pintu di buka, sontak saja. Reyna segera melihat ke arah suara. "Siapa kamu!" ujar Reyna. Orang ah ralat, Reyna tidak tahu itu adalah orang atau bukan. Dia memakai jubah hitam berwarna hitam, dan wajahnya tertutup masker. 'Hah apakah dia Kuchisake-onna hantu legenda jepang yang suka bertanya itu?" ujar Reyna dalam hatinya. Namun, dia segera memggeleng pelan. "Hallo sayang, apa kabarmu?" Tiba-tiba saja, Reyna menegang, tubuhnya terasa kaku. Matanya membola, meskipun tertutup masker, tapi ia tahu sangat tahu suara itu. Dia seperti pernah mendengarnya tapi entah dimana. "Siapa kamu!" teriak Reyna. Laki-laki itu tertawa pelan, lalu berjalan menghampiri Reyna. "Jadilah milikku, maka aku akan membiarkan suami mu yang bodoh itu hidup." ujar nya penuh penekanan. Hal itu mampu membuat Reyna menggeleng keras. "Tidak! Siapa kamu! Jangan sakiti suamiku." jawab Reyna dengan lantang. Lagi, membuat pria itu tertawa cukup keras. Pria itu membuka masker dengan perlahan, lalu menurunkan jubahnya. Reyna semakin terkejut di bautnya. "Siapa yang bertahan hidup! Itu yang akan bersamamu. Bagaimana cantik!" tanyanya, sambil menaik turunkan alisnya. Seringaian di bibirnya terbit membuat Reyna semakin menggeleng! "Fakhri.." lirih Reyna. Dia kembali menggeleng-gelengkan kepalanya. "Enggak! Pergi kamu!" Teriak Reyna. "Tidak semudah itu, Sayang." Jawab Fakhri masih dengan seringaian kecil. "Ah apakah ini, wanita yang paling Reynand cintai? Kalau begitu bagaimana kita bermain-main sebentar? Hum?" Fakhri menaik turunkan alisnya membuat Reyna mual. Tanpa aba-aba lagi, Reyna meludah di wajah Fakhri membuat Fakhri murka oleh kelakuan Reyna. "BERANI SEKALI KAMU!" Fakhri segera menampar wajah Reyna beberapa kali, membuat sudut bibir wanita itu berdarah. Tetapi Reyna tak gentar, dia tetap memasang wajah penuh dengan kebencian pada Fakhri. Lebih baik dirinya mati karena di siksa oleh Fakhri, daripada harus b********h dengan pria berengsek seperti nya!" Fakhri merobek baju atas Reyna, membuat Reyna membulatkan matanya. Dia menangis, tak kuat jika tubuhnya harus di kotori. Cuihh.. Sekali lagi, Reyna meludah ke hadapan Fakhri membuat Fakhri murka. Fakhri membuka sabuk yang berada di pinggangnya, dan segera mencambuk Reyna tampa ampun. Duarrrrrrrrr Satu kali tembakan, tepat di d**a Fakhri membuat pria itu menunduk. Dalam waktu beberapa saat, Fakhri tak sadarkan diri dan di nyatakan meninggal di tempat. Sementara Reyna sudah jatuh pingsan beberapa kali. Akibat dari hantaman, dan pukul serta penganiyaan kasus Fakhri, membuat Reyna kehilangan ingatan dan koma di rumah sakit beberapa hari. *** "s****n! Jadi cara kakak anda memperlakukan mamih saya seperti itu!" Retha memandang wajah Farhan dengan sarkas, siap untuk menerkam pria itu lalu memakannya hidup-hidup. "Maksud anda?" Tanya Farhan, nada nya sudah mulai melembut. "KAKAK ANDA YANG SUDAH MEMBUAT MAMIH SAYA TRAUMA DI MASA LALU, DAN LAGI YANG MEMBUAT MAMIH... AH BIADAB SEKALI KAKAK ANDA. HIKS!!!!!" Retha berteriak kencang, sampai-sampai Reynand terkejut dengan nada bicara Retha. Ia tahu, anak-anak nya temperamen terutama Retha. Saat Retha akan menghajar Farhan, Reynand segera menarik tangan Retha lalu memeluk nya. "Kakak tau. Tenang aja!" Lirih Rean. Buk Satu pukulan kencang mendarat di perut Farhan. "Itu pukulan Retha, sekarang bagian saya yang mukul anda." Saat Rean sudah melayangkan tangan, dan akan memukul perut Farhan kembali. Reynand segera menarik kerah baju Rean, sehingga Rean terhuyung ke belakang. Reynand, mengukung kedua anak nya di dalam ke dua tangannya. "Jangan emosi, papah gak suka. Tahan emosi kalian," ucap Reynand. Ia tahu, anak-anaknya sangat emosi karena sedikit banyak nya mereka melihat bagaimana masa lalu Reyna dengan Fakhri, apalagi saat Fakhri berniat menganiaya Reyna. Reynand sangat tahu sekarang, kekesalan kedua anak nya bagaimana. Tetapi, bagaimana pun juga, semua itu sudah terbayar dengan kematian nya Fakhri. Hari ini, dirinya hanya harus menjelaskan apa yang harus di jelaskan pada Farhan. "Kak, adek. Udah ya! Tahan emosi kalian! Lagian ini sudah berlalu cukup lama. 17 tahun yang lalu," Reynand kembali memberi peringatan, tetapi tetap kedua anak nya tak mau mendengarkan karena di kuasai oleh amarah. Beruntung, tenaga Reynand kuat sehingga dapat menahan tenaga Rean dan Retha, sehingga mereka tak lepas dari pelukannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD