BAB 28

2370 Words

Malam itu keraton tampak lebih sunyi dari biasanya. Angin berhembus perlahan di antara tirai-tirai halus kamar Sekar, membawa aroma minyak kacapiring yang selalu dibakar Ratna sebelum tidur. Namun ketenangan itu terganggu ketika kelopak mata Sekar terbuka pelan. Ia menggeliat sedikit, merasa dadanya berat bukan karena rasa sakit, melainkan kegelisahan. Sekar mengangkat tubuhnya perlahan dan memandang sekeliling. Kamar itu remang, hanya diterangi lampu minyak. Ratna duduk tak jauh dari ranjang, sementara Adiwangsa tertidur di kursi dengan posisi tidak nyaman. “Ada apa, ndoro?” Ratna langsung menghampiri ketika melihat Sekar bangun. Sekar memegang dadanya. “Mahesa… di mana Mahesa?” Suaranya lirih, tetapi jelas menuntut jawaban. Ratna dan Adiwangsa saling tatap, keduanya sudah diberi pesa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD