bc

Kuis Kematian

book_age12+
69
FOLLOW
1K
READ
adventure
tragedy
mystery
scary
male lead
like
intro-logo
Blurb

Noval, Andro, bersama 8 orang pemenang kuis lainnya. Awalnya sangat senang. Karena mendapat voucher berlibur di sebuah kepulauan kecil, yang terletak di Selat Sunda. Namun kematian, tiga di antara mereka bersepuluh. Telah menyadarkan mereka. Jika mereka sudah dijebak oleh sekumpulan psikopat yang menamakan diri mereka 7 Malaikat Kematian. Yang tinggal di 7 pulau yang membentuk Kepulauan kecil. Yang mereka namakan Pulau Kematian.

Kepanikan pun terjadi atas insiden itu. Sempat terjadi ketegangan kecil di antara 7 pemenang kuis yang tersisa. Namun akhirnya mereka pun setuju, untuk membagi diri mereka menjadi 3 kelompok. Untuk mencari Ketut, Tigor dan Andi. Dengan jejak-jejak darah yang sengaja ditinggalkan oleh Malaikat Merah, Malaikat Kuning dan Malaikat Hijau. Yang menuju ke arah Pulau Hitam, Pulau Merah dan Pulau Kuning. Yang berada di dalam Laguna Kematian.

Tak disangka oleh mereka semua. Thomas pun tewas oleh Malaikat Kuning yang berhasil dibunuh oleh Tomy di dalam menyelusuri jejak-jejak b******h itu.

Malaikat Hijau yang terjatuh dari atas bukit, akibat duel dengan Tino. Ternyata masih hidup, namun sekarat. Bukannya menolong anak buahnya yang tengah terluka parah. Malaikat Hitam sebagai pimpinan dari 7 Malaikat Kematian. Malah menghabisi Malaikat Hijau tanpa mengenal belas kasihan sama sekali, di hadapan Malaikat Cokelat. Yang membuat Malaikat Cokelat, berniat untuk mengkhianati 7 Malaikat Kematian, Bersama Malaikat Putih yang tengah menyusup di antara para pemenang kuis itu.

Sebenarnya siapakah penyusup di antara para pemenang kuis itu?

Lalu bagaimanakah nasib Noval dan Andro, beserta para pemenang kuis lainnya? Yang menjadi target dari kesenangan dan kegilaan dari anggota 7 Malaikat Kematian yang tersisa?

chap-preview
Free preview
Bab 1. (2 Lelaki Penakluk Perempuan)
    Pagi ini Matahari begitu terang benderang menyinari Bumi, hingga langit Jakarta pun. Terlihat tak ternoda oleh awan sama sekali. Seperti langit yang habis dilanda hujan deras, bersih tanpa noda sama sekali. Hari ini benar-benar akan cerah sepanjang hari. Jika dilihat dari suasana pagi ini.     Matahari seakan sedang mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk menyinari Bumi. Hingga sepagi itu, Jakarta sudah terasa sangat panas. Tak seperti biasanya saja. Untung saja masih ada angin yang bertiup dari pegunungan di selatan Jakarta. Yang memberikan kesejukan, dan sedikit meredam panasnya Sang Surya di pagi hari itu.     Tampak pada sebuah rumah yang cukup besar pada sebuah komplek perumahan di Jakarta Selatan. Terlihat Noval, seorang Mahasiswa tingkat 2 pada sebuah universitas swasta di Jakarta, masih terlelap di peraduannya. Ia terlihat begitu nyenyak tertidur dan terbuai di alam mimpinya. Tanpa mempedulikan Matahari yang semakin memanas di langit biru, tanpa batas yang pasti.      Seakan dirinya benar-benar betah berada di alam mimpinya. Hingga sang raja langit pun tak mampu mengganggu tidur pulas nya itu. Seakan Matahari takluk di alam mimpi pemuda itu. Yang entah sedang memimpikan apa.     Namun tiba-tiba saja terdengar suara nada dering dari WA yang masuk, dari smartphonenya. Hingga membuat pemuda itu terbangun dari tidurnya, seketika itu juga. Walaupun masih dengan keadaan setengah tersadar, keluar dari alam mimpinya. Yang entah indah atau buruk, hanya dirinya yang tahu. Karena hanya dirinya lah sendiri, yang mengalami mimpinya itu.     Karena smartphonenya berada di samping bantalnya. Sehingga membuat dirinya kaget bukan kepalang, ketika mendengar nada dering yang disetting dengan volume maksimal oleh dirinya sendiri, yang keluar dari speaker smartphonenya itu. Hingga mau tak mau. Ia pun harus mengambil ponsel kesayangan. Yang internetnya selalu aktif selama 24 jam, seperti minimarket yang buka selama 24 jam. Seolah orang penting, yang akan dihubungi di jam yang tak menentu.     Jantungnya pun berdegup kencang, mendengar nada dering daei ponselnya. Yang seakan nada kematian untuk dirinya. Yang memaksa dirinya, untuk keluar dari alam mimpinya itu.     Setelah smartphonenya berada di genggaman tangan kirinya. Noval lalu membuka kunci ponsel full layar sentuhnya itu, dengan cara mengedipkan matanya, ke arah kamera depan gawai kesayangannya itu. Sebagai kuncian selain sidik jarinya di samping ponselnya itu.     Dirinya lebih suka mengedipkan matanya. Daripada jarinya yang belum tentu bersih, untuk dibaca oleh smartphonenya itu.      Seusai kuncian smartphonenya terbuka secara otomatis. Ia pun lalu membuka WA dari Andro, dengan menyentuh layar sentuh ponselnya dengan jari telunjuk tangan kanannya. Walaupun hatinya itu dipenuhi oleh kekesalan terhadap Andro, si pengirim WA, yang telah mengganggu tidur nyenyak nya.     "Ada apa si Andro, mengirim pesan sepagi ini?" tanya Noval dengan penuh tanda tanyanya. Tentang motif, Andro mengirim pesan di pagi hari itu.     Andro merupakan teman akrab Noval. Sejak dari TK, SD, SMP, SMA, hingga masuk Universitas pun mereka berdua tetap satu kampus, satu fakultas dan satu kelas pula. Mereka berdua sudah seperti anak kembar saja, dengan perjalanan sejarah pendidikan mereka berdua yang seperti itu. Selalu saja menimba ilmu yang sama, di tempat yang sama. Dan waktu yang sama.      Noval dan Andro sudah seperti amplop dan prangko. Yang seakan tak dapat dipisahkan sama sekali. Walaupun saat ini lebih banyak orang menggunakan jasa pos digital daripada memakai cara konvensional, yang memerlukan prangko. Untuk menggunakan jasanya. Bisa dibilang cara konvensional itu sudah mati. Tergantikan oleh era digital, yang serba online.     "Val, cepat kamu datang ke rumahku. Ada hal penting, yang perlu dibahas ...," tulis dari pesan WA Andro. Yang seakan sedang memerintah Noval untuk segera datang ke rumahnya, saat itu juga. Seolah ada sebuah kepentingan yang sangat mendesak saja. Yang harus diselesaikan saat itu juga.     "Mengganggu saja kerjaannya si Andro. Ada hal apa sih yang ingin dibahas denganku? Mana ini hari minggu dan masih pagi. DASAR PENGGANGGU ABADI ...!" gerutu Noval di dalam hatinya. Atas pesan WA yang diterimanya dari Andro. Yang sudah mengganggu tidur indahnya.      Noval terlihat masih memandangi smartphone layar sentuhnya, dengan pikirannya sendiri yang menerawang entah ke mana? Mungkin ia sedang mengumpulkan seluruh rohnya di dalam tubuhnya. Agar bersatu kembali di dalam tubuh kasarnya itu. Supaya ia dapat berpikir dan bertindak sebagai manusia seutuhnya.     "Dasar mungkin sudah nasibku, harus selama bersamanya ...," ujar Noval di dalam kalbunya. Masih saja menggerutu atas pesan WA dari sahabat sehidup-semati nya selama ini.      Tetapi biar bagaimana pun, pemuda ia pun akhirnya mulai mengetik pesan balasan untuk Andro. Ia mengetik di keyboard virtualnya, di layar sentuh seluas 5.5 inci pada smartphonenya. Dengan jari yang sudah terlatih mengetik di smartphone layar sentuh. Hingga tak ada kesulitan sama sekali bagi dirinya melakukan hal itu. Di layar sekecil itu. Yang pas digenggaman tangannya.     "Dro! aku nanti datang, tapi agak siangan. Dan jangan lupa sediakan makanan yang enak ya ...," tulis WA balasan dari Noval. Dengan melampirkan emosi tersenyum lebar.     Sesudah mengirim balasan WA itu, Noval lalu meletakan smartphonenya di sisi bantalnya kembali. Tampak dirinya masih berbaring di tempat tidurnya, dengan tatapan mata ke arah plafon kamarnya yang berwarna putih, dengan bertumpang kaki. Seperti seorang tuan muda saja.     Noval nampak berusaha kembali menyusun memorinya. Pada waktu pertama kali ia mengenal Andro, di masa lalunya.      Ingatannya pun me mundur ke masa lalu bersama Andro.     Dan sepertinya Noval sudah berhasil merangkai memorinya kembali. Kembali ke masa lalunya. Di kala dirinya dan Andro masih kecil. Di mana mereka berdua, masih lucu-lucunya.     Ingatan masa lalunya pun membayang di benaknya. Yang membuat dirinya tersenyum-senyum sendiri.     "Waktu itu Aku dan Andro, mungkin masih berusia 5 tahunan. Dan Andro merupakan anak yang baru pindah dari rumah lamanya. Walaupun rumahku, dengan rumahnya berjarak cukup jauh, yaitu satu blok jauhnya. Akan tetapi aku dan Andro sangat akrab. Sejak kami masih duduk di bangku TK, ia sering aku buat menangis. Dan itu berlanjut hingga kami duduk di bangku SD. sedangkan sewaktu SMP dan SMA kami malah sering menggoda anak perempuan bersama-sama, dan itu berlanjut hingga kini. Dan di kampus kami sangat dikenal, sebagai 2 lelaki penakluk perempuan. Mungkin julukan itu terlalu muluk, tapi itulah kenyataannya. Tak ada perempuan yang takkan jatuh cinta, bila melihat kami berdua. Itu pasti, dan sudah terbukti kebenarannya itu," ujar Noval di dalam hatinya dengan penuh percaya dirinya, sembari tersenyum sendiri, seperti orang yang kurang waras. Membayangkan masa lalu dirinya bersama Andro. Noval pun terus membayangkan masa lalunya bersama Andro. Dengan Matahari yang semakin meninggi di langit.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Scandal Para Ipar

read
694.7K
bc

Menantu Dewa Naga

read
177.4K
bc

Di Balik Topeng Pria Miskin

read
861.2K
bc

My Devil Billionaire

read
94.9K
bc

Marriage Aggreement

read
81.3K
bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
625.7K
bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook