Bab 4 - Welcome Back Dewa Channing

1627 Words
Hutan Mawar Rubah Merah Kerajaan Rubah Putih dan Merah Dewa Jian Ming anak asuh sekaligus Murid dari Dewi Estella terbang menuju ke Rumah Pondok tempat tinggal Dewi Estella, dan mendarat di permukaan tanah, lalu berlari sambil memanggil-manggil Dewi Estella, “Guru! Guru!” Dewa Jian Ming tampak sangat cemas, “Guru gawat!” serunya panik. Dewi Estella yang sedang Menyulam sehelai Kain yang direncanakan membuat baju bagi Stellina putrinya, mendengar seruan Dewa Jian Ming. Dia berhenti menyulam, lalu bergegas keluar dari rumah Pondoknya. Dia melihat Dewa Jian Ming tampak panik menaikin tangga di Teras rumahnya ini. “Guru!” Dewa Jian Ming melihat Dewi Estella tampak lega, diatur nafasnya yang tersengal akibat panik, “Gawat Guru. Gawat sekali.” “Gawat apa?” “Di mana Stellina, Guru?” “Kok bertanya di mana Stellina?” Dewi Estella merasa heran, kemudian terdiam, lalu terkesiap, “Apa terjadi sesuatu sama Stellina? Mana adikmu itu? Guru menyuruhnya mengantar Pakaian milik Dewi Iryana ke Kamu yang menunggu di Gerbang Barat Kerajaan Dewa 13 Alam.” “Itu gawatnya, Guru. Aku terlambat menemuinya di Gerbang Barat. Sampai di Gerbang Barat, Pengawal di sana mengatakan Stellina masuk ke dalam Istana dengan membius 3 Pengawal yang lain pakai Six Sensenya.” “Apa?!” Dewi Estella terperanjat mendengar ini, “Lalu apa yang terjadi sama Dia? Di mana adikmu sekarang?” diguncang kedua sisi lengan Dewa Jian Ming. “Dia ditangkap Dewa Bruno karena membuka Segel yang memasung Bravee di Tempat Ujian Kerajaan Dewa 13 Alam.” “Apa?!!!” Dewi Estella kaget bukan kepalang mendengar ini, “Ini beneran gawat, Jian Ming.” Dia menjadi cemas, “Ayo lekas Kita tolong adikmu itu.” Segera saja Dia berlari menurunin Tangga Teras, lalu merentangkan kedua tangannya ke samping, dan melesat terbang. Dewa Jian Ming segera terbang menyusul Dewi Estella. +++ Aula Singasana Istana Kerajaan Dewa 13 Alam Tampak di Kursi Singasana, duduk Kaisar Agung Brylee. Kaisar Agung yang berpostur badan tinggi tegap, kharismatik, Bijaksana, dan tenang. Kemudian di beberapa Podium duduk para Kaisar yang memimpin 12 Kerajaan milik Kerajaan Dewa 13 Alam, ada para Raja yang memimpin setiap Kerajaan Bagian dari 12 Kerajaan tersebut, dan disisi Kaisar Agung berdiri Dewa Guntam Assisten Pribadi Kaisar Agung. Dewa Bruno juga ada di Aula ini. “Yang Mulia Dewa Channing!” terdengar suara Kasim Hotman dari arah Pintu Utama Aula, “Tiba!!!!” diberitahu kedatangan Dewa Channing dengan suara lantang. Para Dewa Dewi berdiri melihat ke Pintu Utama ini. Kaisar Agung tetap duduk di Singasananya. Lalu datanglah Dewa Channing berseragam Perdana Menteri Kerajaan Dewa 13 Alam Semesta. Semua mata tertuju ke Dewa Channing yang berparas sangat tampan ini, yang hingga kini belum beristri, belum juga punya kekasih. Langkah Dewa Channing berhenti tepat di batas henti, lalu Dia setengah berlutut, memberi salam ke Kaisar Agung. “Salam Yang Mulia Kaisar Agung Brylee Salvador. Hamba Channing sudah kembali ke Kerajaan Dewa 13 Alam.” Kaisar Agung tersenyum melihat Dewa Channing, segera berdiri, lalu menurunin tangga Podium Singasananya, kehadapan Dewa Channing. “Berdirilah,” diminta Dewa Channing berdiri. “Terima kasih Yang Mulia.” Dewa Channing pun berdiri. Kaisar Agung mengamatin Dewa Channing dengan perasaan haru, ditepuk pundak kanan Dewa Channing, “Channing, Alam Semesta sangat menyayangimu. Alam Semesta mengembalikan Soul Dewa ke ragamu, sehingga Kamu bisa kembali bertugas sebagai Perdana Menteri di Kerajaan Dewa 13 Alam ini.” Dewa Bruno mendengar ini langsung wajahnya masam. “Maaf Yang Mulia,” Dewa Channing tahu Dewa Bruno kesal dengan kebangkitannya, “Saya masih bertugas sebagai Perdana Menteri Kerajaan Dewa 13 Alam?” “Tentu saja, sebab Kamu sudah kembali ke Kerajaan Dewa 13 Alam kan?” “Maaf Yang Mulia, izinkan Hamba bertanya.” “Silahkan.” “Selama Saya tidak berada di Kerajaan Dewa 13 Alam, siapa yang menjalankan tugas sebagai Perdana Menteri?” “Dewa Artos Wakilmu.” Kaisar Agung memberi jawaban, “Namun sayang, Dewa Artos dua tahun lalu mengundurkan diri, sebab menikah sama Peri Irma Assisten Rumah Tangga di Istananya.” Dilanjutkan jawabannya, “Dan seperti peraturan di Kerajaan Dewa 13 Alam, Dewa Level A jika menikah sama Peri yang Levelnya setara dengan Dewi Level D dan Level E, maka harus meletakan jabatannya di Pemerintahan Kerajaan Dewa 13 Alam, dan keluar dari Istana ini.” “Sebenarnya,” Dewa Channing bicara, “Peraturan seperti itu tidak adil, Yang Mulia.” “Kenapa?” “Saling mencintai itu hal bagus, mengapa Kerajaan Dewa 13 Alam mengharuskan Dewa atau Dewi menikah dengan yang sama Levelnya.” Kaisar Agung terdiam, mencerna penjelasan Dewa Channing, lalu tersenyum, “Apakah ada seseorang yang menyentuh hatimu, Dewa Channing?” dipandangnya Dewa Channing. DEG..Jantung Dewa Channing terasa terhenti diberi pertanyaan ini oleh Kaisar Agung. Lalu sekelebat dalam ingatannya melihat Stellina yang cantik dan seksi menggemaskan itu. Yang saat ketakutan, merapat ke badannya. Membuatnya tergerak harus melindungin Stellina. Dia lalu menghela nafas, ‘Kenapa Aku membiarkan Gadis itu dibawa Dante?’ rutuk hatinya, ‘Sekarang bagaimana keadaan Gadis itu? Apa Dante memperlakukan Gadis itu dengan baik? Semoga begitu. Aku sangat mencemaskan Gadis itu yang kudengar membuka Segel Bravee yang dipasang Tuanku Imam Bentley di Taman Ujian Istana Kerajaan Dewa 13 Alam ini.’ “Dewa Channing.” Kaisar Agung menegur Dewa Channing, “Dewa Channing.” Dipanggil sekali lagi Dewa Channing. Dewa Channing terkesiap, segera memandang Kaisar Agung. “Siapa perempuan yang beruntung itu?” Kaisar Agung bertanya, sebab Dia tahu ada seseorang yang sudah menyentuh hati dan pikiran Dewa Channing yang Bujang Lapuk ini, padahal sangat banyak Wanita cantik di Kerajaan Dewa 13 Alam berharap dicintainya. Lalu saat ini, Dia mendengar perkataan Dewa Channing yang tidak setuju dengan Peraturan Kerajaan Dewa 13 Alam yang mewajibkan Dewa Dewi menikah dengan Dewa Dewi selevel. Dewa Channing glegepan ditanya hal itu. “Beritahu Saya, biar Saya pertimbangkan untukmu.” “Emm..” Dewa Channing bertambah gugup, “Terima kasih Yang Mulia.” Diucapkan terima kasih, “Saat ini Saya fokus kembali mengerjakan tugas-tugas sebagai Perdana Menteri yang Saya tinggalkan selama 50 ribu tahun.” “Pelan-pelan saja mengerjakan itu.” Kaisar Agung tersenyum geli, memahami Dewa Channing yang memiliki Kepribadian tertutup. “Dan pelan-pelan juga menjalain hubugan dengannya.” Dewa Channing sedikit mengerucutkan bibirnya. Digoda terus sama Kaisar Agung. “Baiklah.” Kaisar Agung mengakhirin pembicaraan ini, dipandang semua Dewa Dewi yang hadir di sini, “Keluargaku terkasih.” Disebut semua Dewa Dewi ini sebagai Keluarganya, “Dewa Channing sudah kembali bersama Kita. Berarti posisi Perdana Menteri kembali ke Dewa Channing. Dewa Bruno kembali ke Posisi sebagai Dewa Perang.” Ujarnya memberi Keputusan, “Mari Kita bantu Dewa Channing mengerjakan tugas-tugasnya tersebut.” Semua Dewa Dewi segera berlutut di tempat masing-masing, “Kami terima Titah Yang Mulia Kaisar Agung. Selamat datang kembali Dewa Channing ke Kerajaan Dewa 13 Alam.” Dewa Channing memandang Dewa Dewi ini, “Terima kasih untuk Kalian semua.” “Sudahlah.” Kaisar Agung bicara lagi, “Kalian silahkan kembali duduk, dan kita lanjutkan pertemuan ini.” Dipersilahkan mereka semua duduk kembali, “Dewa Channing silahkan ke tempat duduk Anda di sana.” Ditunjuk tempat duduk untuk Dewa Channing yang berada di sebelah Imam Bentley Imam Kepala. “Terima kasih Yang Mulia.” Dewa Channing kemudian mengulurkan tangan kanannya, tanda agar Kaisar Agung silahkan kembali dulu ke Singasana. Kaisar Agung segera kembali ke Singasananya. Dewa Channing segera duduk di kursinya. Dewa Bruno berdiri, mengarahkan dirinya ke Kaisar Agung, “Yang Mulia, mohon maaf, izinkan Hamba bicara.” “Silahkan.” “Ini mengenai Peri kecil yang membuka Segel Bravee.” DEG..Dewa Channing terkesiap mendengar ini. Hatinya menjadi was-was, kembali mencemaskan Stellina. “Hal apalagi yang ingin Anda persoalkan mengenai itu, Dewa Bruno?” tanya Kaisar Agung dengan suara tenang dan senyum di wajah. “Dewi kecil itu sudah ditanganin Bentley lewat Dante. Lalu Dewa Channing sudah kembali menyegel Bravee di Kolam Neraka.” “Peri kecil itu persoalannya, Yang Mulia.” Dewa Bruno bicara sambil melirik ke Dewa Channing. Dia mendapat laporan dari Kedua Prajurit yang bertemu Dewa Channing di Ruang Es, melihat Dewa Channing diam-diam membawa Stellina keluar dari Ruang Es. “Kita semua tahu, bahwa Segel milik Dewa Channing hanya bisa dilepas oleh Dewa Channing sendiri, Anda, dan Tuanku Imam Bentley.” “Lalu?” “Kenapa Peri kecil itu bisa membuka Segel Bravee? Kenapa pula Peri kecil itu selalu meneriaki Hamba agar tidak mencelakai Bravee, saat hamba berusaha menjinakan Brave. Malah kemudian Bravee membawanya lari ke Gunung Kramat.” Tutur Dewa Bruno, “Saya curiga apa Peri kecil itu sebenarnya Siluman Bangsa Black, atau Jelmaan Raja Arthur.” JLEB Dewa Channing tersentak mendengar ini, dipandangnya Dewa Bruno, ‘Six Sense Kamu tumpul apa? Apa tidak bisa lagi membedakan Bangsa Dewa, Bangsa Black, atau Bangsa Jelmaan Bangsa Black?’ tanyanya gemas ke Dewa Bruno yang membalas pandangannya dengan sorot mata sinis. Dewa Bruno dan Dewa Channing dari dulu tidak akur. Tepatnya saat Mereka masih di Perguruan Kumlung. Dewa Bruno merasa Dewa Channing terlalu diistimewakan Dewa Almero Mantan Dewa Perang terdahulu yang dipilih Kaisar Agung Armando Salvador untuk menjadi Guru Kepala di Perguruan Kumlung, sekaligus sebagai Guru pembimbing Murid-Murid di sana. “Maaf Yang Mulia Dewa Bruno!” sela Lord Raphael Dewa Pengawas Daratan berdiri, “Dewi kecil itu tidak mungkin bisa membuka Segel tersebut. Tidak bisa pula dituduh Jelmaan Raja Arthur.” Ujarnya membantah penjelasan Dewa Bruno, “Anda jangan mengarang sesuatu untuk memojokan Dewa Channing yang menyelamatkan Dewi kecil itu saat Prajuritmu mencari Dewi kecil itu ke Ruang Es di Gunung Kramat.” “Apa?!” Kaisar Agung terperanjat mendengar ini, “Prajurit Dewa Bruno berani memasukin Ruang Es yang terlarang bagi siapa pun memasukinya tanpa izin Aku atau Bentley?” tanyanya memandang Lord Raphael, lalu memandang Dewa Bruno, “Dewa Bruno, Anda kah yang menyuruh Prajurit itu memasukin Ruang Es? Anda lancang, Dewa Bruno!” JRENG.. + TO BE CONTINUE +
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD