Dua orang musuh telah kalah. musuh yang tersisa tinggal Ali dan Ale. mereka adalah yang terkuat didalam kelompok mereka.
Yuki, Siti kelelahan kehabisan tenaga. dan Gio masih pingsan dengan lukanya yang parah.
Tinggal Elias, Fian, dan Kuro harapan mereka untuk menang.
"Bagus yuki kau hebat!!!" Ujar Elias.
"Kalian benar-benar membuatku marah."
Aarrrggghhhh, kalian akan mati!!!!" Ujar Ale Sambil mengumpulkan kekuatan.
Ale semakin marah dan mengeluarkan seluruh kekuatannya. Getah parah menyelimuti seluruh tubuhnya dan mengeras. seketika dia berubah menjadi monster putih bersisik yang besar.
"Apa-apaan orang ini, dia berubah menjadi monster." kata Elias terkejut.
"Pecong, kau tidak perlu repot-repot menghabiskan tenagamu, aku saja yang akan menghabisi mereka sekaligus." Ujar Ali.
Kuro menoleh ke Fian
"Hey Fian, aku tau ini akan sulit, apa kau bisa menghadapi yang satunya sendirian?" Tanya Kuro ke Fian.
Suasana menjadi semakin tegang
"Karena sepertinya monster ini akan sangat sulit untuk dikalahkan sendirian. aku dan elias yang akan melawannya." Lanjut Kuro
"Yaaaa, aku pun berfikir demikian." jawab Fian
Tiba-tiba Ali menyerang dan ditangkis oleh Fian. Fian membalas serangan bertubi-tubi, mendesak Ali untuk berpindah tempat.
"Baiklah, sekarang tinggal kita berdua. aku akan bersungguh". Ujar Fian sambil mengganti Palu dengan Kapak yang besar.
Ali sedikit terkejut melihat Fian mengecilkan palu dan memasuhkannya ke dalam tas, lalu membesarkan kapak yang diambilnya dari dalam tas juga. Kapak itu awalnya kecil dan sekarang menjadi sangat besar di genggaman Fian.
"Ternyata Kau pengguna Pusaka." Ujar Ali.
"Yaa begitulah, aku pengguna pusaka Teratai. Kemampuanku adalah bisa membuat objek menjadi besar dan kecil." Jawab Fian.
"Baiklah ini akan menarik, mari kita buktikan Kekuatan Fisikku atau s*****a Pusakamu." Ujar Ali.
Ali memasang kuda-kuda untuk bersiap bertarung, tubuhnya yang tinggi dan besar membuat Fian tidak yakin bisa mengalahkannya. Seketika Baju Ali Rusak karena dorongan otot-ototnya. Otot yang sangat besar disertai dengan beberapa urat yang menonjol.
"Hosh,hosh,hosh.. hahaha bagaimana hahh? lihatlah ototku ini. aku mendapatkannya dari latihan yang sangat sulit. kau akan ku bunuh bocah ingusan!!!!" Ujar Ali bersemangat.
Fian terkejut dan bersiap
"s**l, ini benar-benar tidak menguntungkanku. dilihat dari ototnya, orang ini sama saja seperti monster. Baiklah aku akan mencoba menyerangnya" Ujar Fian dalam hati.
Fian pun menyerang Ali. Sambil melompat Fian mengayunkan kapak besarnya ke Ali. namun dapat ditahan Ali dengan mudah.
Serangan ke dua di lancarkan Fian namun masih dapat ditahan oleh Ali.
Ketika Ali menahan serangan Fian, kedua tangan Ali menjepit kapak Fian. Membuat pertahanan Ali terbuka. Tanpa menunggu Fian langsung menendang bagian samping tubuh Ali, namun Ali tidak merasakan efek apa-apa. Menyadari hal itu Fian menendang lagi hingga berkali-kali. Namun Ali tidak terlihat merasa sakit karena tendangan itu.
Tiba-tiba Ali mengangkat tinjunya dan mengayunkannya ke arah Fian. Fian terpental sangat jauh.
"Aaarrgghh, sakit sekali." Ujar Fian
Saat berusaha bangun Fian langsung menerima serangan lanjutan. Ali melompat dan langsung mengarahkan lututnya ke arah belakang Fian.
Belegaaaarrrrr !!!!!!
"Arrrggghhh, orang ini kuat sekali. Terkena beberapa serangan lagi aku pasti akan mati." Kata Fian dalam hati.
Ali berhenti menyerang seperti sudah yakin telah membunuh Fian.
"Aku sedikit kecewa, ternyata semudah ini." Ujar Ali sombong.
Ali membalikkan badan hendak kembali ketempat Ale bertarung. Tapi terhenti karena Fian masih bertahan.
"heyy kau, tunggu dulu. ini masih belum selesai". Kata Fian berusaha bangun dan menahan sakit.
"Bagaimana ini, apakah aku akan mati." Ujar Fian dalam hati.
Melihat Fian sudah bangun, berdiri ditengah debu dan puing-puing akibat hantaman dengkulnya tadi. Ali terkejut dan merasa aneh karena luka yang diderita Fian tidak begitu terlihat. Fian juga tidak terlihat kesakitan lagi.
"Kenapa bocah itu tidak terlihat kesakitan, padahal seharusnya tubuhnya sudah remuk." Fikir Ali dalam Hati.
Namun Ali tidak terlalu mempermasalahkannya. Ali pun siap untuk menghabisi Fian
"Dasar bocah bodoh, seharusnya kau pura-pura pingsan saja tadi. Baiklah akan aku selesaikan dengan satu serangan terakhir."
Tanpa berlama-lama Ali langsung menyerang Fian.
"Hahahah, Matilah kau !!!!" Teriak Ali.
BEEEELLLEEEEGGGGAAARRR !!!!!
Suara tinju Ali mengenai Fian.
"Apaaa!!!! Diiaaa!!! uugghh!!"
Sesorang melompat dan mengayunkan kapak ke arah Ali. Ali tidak dapat menghindar, namun berusaha menangkis.
Syuuuuttt. Craaaasssshhhhhh (Suara tebasan kapak)
"Aaarrrghhhh, tanganku!!!!" Teriak Ali kesakitan.
Ali masih bingung dan mencari siapa yang menebas tangannya. Dia menoleh ke belakang dan melihat Fian tertunduk memegang kapak yang berlumur darah. itu adalah darah dari tangahnnya. Ali terkejut dan menoleh ke arah sebaliknya. Fian juga masih berdiri tegak tepat dihadapannya.
"Kauuuu!!! Apa yang baru saja kau lakukan? kenapa kau ada dua?" aaaaaaaaaaarrrrrhhhhhhh!!!" Teriak Ali masih merasa kesakitan.
"Hosh hosh hosh, ya begitulah aku malas menjelaskannya. yang jelas, orang yang barusan kau pukul itu adalah patung mainan diriku, yang aku buat dari semen dan pasir yang juga dilapisi baja. Saat kau lengah aku membesarkannya menggunakan kekuatanku dan meletakkannya tepat dimana kau menyerangku dengan lutut tadi.
Hosh hosh hosh, sangat mirip dengan aslinya bukan? dari kecil aku memang sangat berbakat dalam seni memahat. hehehe." Ujar Fian yang masih bertahan.
"Aaarrrghhh, dia cukup pintar untuk menipuku. Saat menyerang patung itu tadi dia sudah menunggu untuk melakukan serangan kejutan saat aku lengah, hosh hosh hosh. Ujar Ali menganalisa.
"Sekarang apa yang akan kau lakukan tanpa tangan kananmu? hosh hosh hosh" tanya Fian sambil tersenyum.
"Arrrghhh, aku masih mempunyai tangan kiri ku. satu pukulan lagi dan kau akan mati." Jawab Ali.
Fian mencoba untuk memancing emosi dari Ali.
"Aku harus membuatnya menyerangku lagi, tapi sebelum itu aku harus memancing emosinya." Fian dalam hati.
"Tidak, sekarang kau hanyalah orang dengan satu tangan. untuk bertepuk tangan saja kau sekarang tidak akan bisa, hahaha dasar bodoh." Ejek Fian kepada Ali.
"Apa kau bilang, dasar bocaahh s****n!!!!" teriak Ali emosi.
"Hey jangan emosi, sabar lah pria dengan satu tangan."
"Hiiiiaaaaarrrggggggggggghhh memangnya kenapa kalau aku emosi hah? aku sangat ingin akan membunuhmu!!!!!" Ali Semakin emosi
Ali memangsang kuda-kuda dan mengumpulkan tenaga untuk menyerang.
"Baiklah, dia sudah emosi dan mulai tak terkendali. aku harap ini berhasil." Fian dalam hati.
Ali mulai maju menyerang.
"Rasakan ini, hhaaaaaaaaaaaaa!!!! TINJU PENEMBUS BAJA!!!!" nama jurus Ali.
Bruussssssttttttttttttttt!!!!!!!!!!!!! (Suara angin dari Tinju Penembus Baja)
Pukulan Ali yang sangat kuat mengarah ke arah Fian dengan cepat, Fian terkejut dan bersiap untuk menghadangnya.
"Aku tidak percaya, harus berakhir seperti ini."
"Tapi aku menang."
"Perisai Pijakan Belakang (Nama jurus Fian).
Sebuah Perisai baja membesar dihadapan Fian. Menahan Tinju Penghancur Baja milik Ali. Disisi belakang perisai terdapat sebuah pijakan. Fian menggunakan itu sebagai pijakan untuk melompat kearah depan. Setelah melompat Fian melakukan salto sambil mengayunkan Kapak ke arah Ali.
Syuuuuttt. Craaaasssshhhhhh (Suara tebasan kapak)
Kapak tepat menancap di d**a Ali. Ali terkapar bersimbah darah.
"s****n, aku kalah dengan bocah sepertimu aargghhhh." Ujar Ali terbata-bata sekarat.
"Aku sudah menyuruhmu untuk sabar tadi. Tapi kau masih saja emosi tak terkendali."
Percayalah Emosi adalah sumber dari kehancuran."
Ali mulai tak sadarkan diri dan mati.
"Orang ini benar-benar kuat, aku tidak percaya bisa menang. Perisai Pijakan Belakang sampai rusak seperti itu." Fian dalam hati sambil melihat perisainya yang rusak.
Fian pun berjalan dengan sisa tenaganya menuju arah pertarungan Elias dan Kuro.