pasrah

849 Words
Gendis menuruni tangga di gandeng sifa adiknya, netranya tak henti memindai rumahnya yang terbilang cukup matang untuk ukuran persiapan lamaran yang di bilang dadakan itu, keluarga pria yang datang juga cukup banyak. jika kalian ingin tau apa yg dia rasakan, dia sendiri tidak tau, yang dia yakini adalah satu, takdir tuhan tidak pernah salah kepada sia dia akan berpihak, entah itu pilihan siapa jika memang telah menjadi hak, maka semesta hanya akan bisa meng-Iyakan. tanpa sadar langkah yg berat itupun kini telah berhasil mengantarnya pada tempat di sisi orang tuanya, entah pra- acara apa saja yg sudah berlangsungpun dia sudah tak peduli, dia hanya berfikir untuk menjalani perannya di sini, kini acara inti yang mereka nanti sudah tiba. Gendis duduk dengan tenang di sebelah mamah dan papahnya, di iringi suara mc yang entah siapa diapun gendis tidak tau. "kini tuan putri kita sudah tiba, saatnya acara inti ya hadirin, mba GENDIS FARADIBA DAVINA, putri ibu aisyah dan bapak ahmad nawawi, kami persilahkan menuju tempat tukar cincin yang sudah tersedia, di apit bapak sama ibu ya cah ayu," " ayo nduk" ibu aisyah memberi isyarat untuk berdiri pada putrinya. gendis hanya mampu menurut, dia terus saja menundukan pandangannya, tak habis pikir dengan apa yang sedang terjadi sekarang. " sekarang mas bagus ASKARI Baihaqi putra dari kiyai haji muhammad abizar dan bu nyai Sri lestari, di persilahkan menyusul keluarga dari pihak putri" kini lelaki yang gagah nan indaj parasnya , yang menjadi idola hampir di setiap sudut bumi, di mana dia menginjakan kakainya, akan melabuhkan hatinya pada tambatan hati pilihan tiakdir-nya. kini jantung gendis berpacu cepat luar biasa, seorang putra Kiyai yang meminangnya. dia yang minim tentang urusan agama di buat gugup bukan main. entah amal baik apa yang sudah membawanya bertemu dengan keluarga priyayi ini, atau ini adalah doa dari orang tuanya yang di ijabah sama sah maha pencipta, entahlah. yang jelas Gendis yang suka memberontak jika sudah berurusan dengan perjodohan, kali ini terlihat pasrah tidak ada penolakan yang berarti seperti sebelumnya. jangan kalian fikir karna gendis tau kalau yang akan meminangnya adalah putra dari seorang kiyai, dia justru baru tau sekarang. " sekarang sudah siap tukar cincin?" suara pembawa acara itu yg menyadarkan lamunan gendis, pertanyaan yang di angguki, oleh kedua orang tua, dan pihak dari si pria. " baik bismillah hirrohman nirrohim, kita memasuki awal yang baru, untuk melangkah lebih baik ke depan, monggo mas bagus ASKARI BAIHAQI" "terimakasih, bismillahhirrohman nirrohim, saya ASKARI BAIHAQI hari ini meminangmu untuk menjadikanmu yang halal untukku" kalimat Askari terjedda, pemuda itu terlihat mengambil nafas dalam dan menghembuskannya berlahan. sebelum dia melanjutkan kalimatnya, terdengar ada hawa gugup yg di pikulnya. "GENDIS FARADIBA DAVINA binti Ahmad nawawi hari ini saya secara resmi menghitbahmu untuk saya jadikan istri, sudikah engkau menerima lamaranku dan menjadi istriku?" meski terdengar gugup, laki2 itu berhasi menyelesaikan kalimatnya dengan sangat sempurna. "mba gendis silahkan di jawab?" "apa, sekarang aku harus bilang apa" kini gendis yang sejak tadi tenang mulai gelisah, dia memainkan jemarinya gusar, teramat bingung ingin mengeluarkan kalimat yang bagaimana. hingga satu kalimat tanpa permisi terlontar begitu saja dari bibir mungilnya. " bismillah, insyaalloh saya bersedia" satu kalimat yang mampu membuat seluruh orang yang ada di ruangan itu mendesah lega dan mengucap syukur. "alhamdulullah" jawab seluruh orang yang ada di ruangan itu. " baiklah ibu nyai sri lestari, sekarang panjenengan sudah bisa menyematkan cincin di jari manis dari calon mempelai wanita, sekarang sudah bisa di sebuta calon mempelai ya. karna sudah mengatak ketersediaannya untuk di pinang" ucap pembawa acara itu, yang seketika membuat suara riyuh di dalam ruangan itu, teriakan2 bahagia yang kini seperti tanpa beban, berbeda dengan tadi saat gendis baru memasuki ruangan acara itu, suasana seperti mencekam dan penuh dengan ketegangan. ibu nyai kemudia berjalan mendekat kearah gendis yang berada di tengah kedua orang tuanya, wanita patuh baya yang tak lagi muda tapi masih terlihat ayu itu, tak hentinya mengembangkan senyumnya, beliau membuka kotak cincin yang di sambut gendi dengan uluran tangannya. "terimakasih sudah menerima pinangan putra saya, dan selamat untukmu nak gends." " sami2 ibu, dan terimakasih" jawab gendis yang masih menundukan pandangannya" ibu nyai mendekat, memeluk dan mencium pipi gendis, mengelus puncak kepalanya sayang sembari berucap " panggil umi saja nduk, aku ini akan menjadi umimu seperti askari memanggilku" yang di jawab anggukan oleh gendis. "njih umi" nyai sri lestari kemudia berbalik dan kembali berjajar di sisi putrany. " sekarang sebagai tanda bahwa kedua pasangan kita, bapak ahmad nawawi dari mempelai putri saya persilahkan untuk menyematkan cincin di jemari manis calon mempelai putra kita" bapak ahmad kemudian beranjak dari sisi putrinya menuju calon menantunya guna mengenakan cincin di jari manisnya, cincin berwarna silver yang sudah di desain sepasang dengan cincin gendis yang berwarna emas kini sudah tersemat di jari manis ASKARI. ahmad kemudia menyalami dan mendekap tubuh calon manantunya itu. " terima kasih dan selamat" " matur suwun bapak" askari mendekap erat tubuh calon mertuanya itu yang tak lagi muda, di iringi tepuk tangan dari semua keluarga dan tamu undangan. **** setelah sesi foto keluarga kemudian di iringi doa bersama oleh seorang kiyai besar seorang Syeh, kemudian acara berlanjut dengan penentuan tanggal dan hari-H pernikahan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD