01~Aroma Kehidupan

1149 Words
Didalam sebuah kereta yang berbentuk seperti labu yang mirip namun  keseluruhan dari kereta putih itu terbuat dari keramik cantik dan kayu yang telah di pahat indah bukannya benar - benar dari labu, tengah berderit melangkah karena di tarik oleh 4 pasang kuda di depan dengan terdapatnya seorang gadis yang sedari tadi hanya terdiam di tengah keheningan yang melandanya di dalam kereta. Dirinya sibuk memikirkan semuanya dalam keadaan diamnya ini. Tidak ada yang menjelaskan apapun padanya dan hanya memberikannya sebuah kain untuk menutupi tubuh polosnya sebelum menariknya masuk kedalam kereta yang entah akan membawanya kemana. Tidak bisa mengingat apapun mengenai dirinya ataupun mengenai perihal makhluk - makhluk berbeda yang tengah mengelilinginya. Beberapa suara berisik dari luar kereta yang berjalan membuatnya yang tengah berpikir dengan kepala tertunduk langusng mengakat kepalanya dengan penasaran, hingga bergeser sedikit menuju jendela yang terdapat dalam kereta. Suara berisik di luar berbeda dengan keheningan beberapa menit lalu. Makhluk - makhluk yang pertama menemuinya itu tidak satupun membuka suaranya sedikitpun padanya, sekalinya membuka suaranya mereka hanya berbisik kecil satu sama lain hingga nyaris tidak di dengar olehnya. Seperti memang disengaja atau kemang begitu cara mereka berkomunikasi satu sama lain. Saat suara berisik dan beberapa suara gaduh sedikit terdengar, dirinya dengan perlahan menarik keluar sebelah tangannya dari dalam kain lalu mendorong pelan jendela di sampingnya hingga mengirimkan sebuah terik matahari masuk kedalam kereta, membuatnya harus menyipitkan matanya saat cahaya matahari terlalu bersinar terang membutakan penglihatannya sebentar. "Hei itu dia." Manik mata biru terang miliknya yang sudah tidak terlalu di terpa oleh sinar matahari dan sudah dapat menyesuaikan menangkap seorang pria yang juga tengah menatapnya dan berbisik pada seorang temannya disamping. Merka saling bertatap bahkan beberapa orang yang berdiri di ujung jalan bersama pria tersebut sudah mulai saling berkerumun, seolah ingin ikut melihat apa yang di tunjuk oleh pria tersebut dengan heboh. Tidak lama seorang pria dengan telinga layaknya kuda dan sepotong tubuh kebawah pinggangnya ialah tubuh kuda, makhluk yang dilihatnya di gua tadi membuatnya terkesiap kaget dan spontan termundur menjauhi pria bertubuh setengah hewan itu. Itu adalah salah satu kumpulan dari pria yang dilihatnya di gua tadi. Dengan kedua tangan manusia yang dimilikinya pria itu memegang pada dua bagian jendela kereta dan menariknya kembali sedikit merapat hingga tidak akan menampakan isi kereta itu pada dunia luar, menyisakan kepalanya saja yang menatap lekat - lekat pada gadis yang terlihat ketakutan padanya. "Jangan coba - coba membuka jendela lagi. Ini berbahaya." Perasaan takut itu kini di bumbui dengan sebuah rasa tidak percaya dan sedikit antusiasme saat pria dengan wajah di penuhi janggut di sekitar rahangnya yang masih ada di jendela sembari mengikuti langkah kereta tengah berbicara padanya. Dirinya pikir hanya wanita tua yang berada dalam air yang bisa berbahasa yang sama dengannya. "Kau mengerti bahwa ini bahaya untukmu ?." Kembali di ulangnya dengan sedikit penekanan hingga perempuan itu menganggukan kepalanya pelan, terlihat raut wajah ketakutannya sedikit meluntur. Baru saja dirinya akan membuka suaranya dengan sedikit pertimbangan bahwa mereka memiliki bahasa yang sama dan hanya berdua saja sedikit membuatnya merasa tenang, perasaan terancam itu setidaknya sedikit memudar. Mungkin inilah kesempatannya untuk menggali informasi. "Bagus." BUK. Atau mungkin tidak. Pria itu telah menarik diri dan sudah kembali menutup daun jendela dengan rapat, kembali menunggalkannya sendirian di tengah keheningan dengan berbagai pertanyaan. Bersama suaranya yang tertahan di ujung tenggorokan dan hanya di isi oleh suara tapak kaki kuda bersama dengan suara bising yang awalnya memenuhi pendengarannya di luar secara perlahan mulai menghilang. Dirinya rasa kereta telah berjalan keluar dari tempat ramai itu. *** Seorang pria tengah berdiri di depan sebuah balkon yang berasal dari atas ketinggian kastil yang begitu kokoh dan megah membuat, mata merahnya bersinar saat mendapati sebuah rombongan yang dikenalnya tengah berjalan masuk melewati gerbang besar yang membatasi kastil dengan bagian luar. Hal yang paling menarik perhatiannya ialah saat seorang pria berambut putih menyadari keberadaanya sehingga mendongak menatapnya ke atas hanya dengan mata telanjang Golden Quartz milik pria tersebut, yang juga ikut membuatnya berbalik menatap telak pada manik mata itu dari jarak yang terbilang jauh, namun hal tersebut terbilang tidak mengaburkan penglihatan di antara mereka. Hingga pria tersebut menarik kontak mata mereka dan melirik pada sebuah kereta yang kini berhenti tidak jauh di belakangnya. Menunjukan pada dirinya. Jauh di atas ketinggian manik mata merah yang sudah bersianr sejak kedatangan dari rombongan yang memang di tungguinya itu muncul kini semakin menjam, bahkan tanpa sadar dirinya telah bergerak maju keujung balkon dan mencengkram pembatas yang ada hingga tanpa sadar pembatas yang terbuat dari besi itu membengkok karena kekuatannya. Seorang gadis berjalan turun dari kereta di bantu oleh seorang makhluk Centaurus atau tepatnya makhluk bertubuh setengah kuda itu. Perempuan dengan jantung ke-101 itu telah lahir. Kutukannya akan berakhir tepat pada bulan purnama yang akan terjadi pada 3 bulan lagi, saat itu dirinya akan memakan jantung gadis tersebut. Sesaat setelah gadis yang ke-101 itu keluar dari kereta tanpa sengaja aroma tubuhnya yang tertiup oleh angin terbawa ke arahnya yang masih berdiri menjulang tinggi di atas kastil. Mengirim rasa berdebar pada jantungnya begitu nyata dan memacunya begitu kuat sebagai bentuk respon pada sebuah aroma yang di keluarkan oleh gadis pemilik jantung terakhir. Jantung miliknya yang berhenti sedari malam hanya untuk mengirim rasa sakit yang membuatnya rasanya ingin mati itu kini berdebar begitu kencang. Entah berapa lama setelah dirinya telah merasakan debaran jantungnya yang begitu kuat. Setelah hampir 500.000 tahun lamanya dirinya merasa hidup tanpa sebuah jantung. Jantung yang ada tapi hanya untuk membuatnya merasa terus menerus akan terbunuh namun tidak benar - benar membunuhnya. Kini terasa benar - benar hidup dalam dirinya. Hingga tanpa sadar manik mata miliknya hampir memerah sempurna. Kontrol iblis dalam dirinya yang seharusnya tidak pernah terpecah itu mengalami guncangan hanya karena sebuah aroma yang tidak sengaja di ciumnya. Membuatnya yang belum pernah mencium aroma semabukan sampai begitu berpengaruh pada kontrol miliknya ini, selain darah dengan begitu nikmat dan begitu berhasil menggoda sisi iblisnya untuk menyeruak keluar membuatnya tidak fokus. Rasanya dirinya ingin melompat dan segera mendekat pada tubuh lemah yang hanya berbalut kain untuk menarik keluar jantung gadis tersebut dan segera memakannya. Sayangnya dirinya tidak bisa melakukannya sebelum bulan purnama terjadi atau dirinya harus kehilangan kesempatannya untuk terbebas dari rasa sakitnya yang membuatnya lemah jika tidak menepati aturan yang ada. Klannya yaitu Demon atau lebih dikenal sebagai bangsa iblis merupakan klan tertinggi yang membawahi Klan Centaur dan Klan Nymph sebagai pemimpin. Bukan tanpa alasan Klan Demon menjadi pemimpin, mereka merupakan klan terkuat yang berada di atas hirarki dan menjulang tinggi. Hal ini di dukung karena mereka memiliki indera tubuh yang bekerja di atas rata - rata dan kekuatan yang jauh lebih besar di atas rata - rata klan lainnya. Sayangnya jauh sebelum gadis terakhir itu terlahir seratus gadis lainnya tidak mengeluarkan aroma seperti ini. Aroma yang mereka keluarkan semuanya sama, aroma yang menunjukan bahwa mereka hanyalah manusia biasa yang lemah. Hanya jantungnya yang memompa darah itu yang memiliki sedikit aroma harum samar setelah keluar dari masing - masing tubuh mereka untuk dirinya santap.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD