Tinder
" Lek please dengerin dulu!"
" Apa lagi mi? lo mau ngejelasin apaan lagi? apa yang gw lihat dan denger hari ini rasanya tuh udah cukup ngejelasin banyak hal"
" Gw sayang sama lo lek "
Aku hanya bisa terdiam menahan sedih dan marah ku saat ini, melihat dia yang begitu gigih untuk menahan ku pergi.
tapi aku juga tak mungkin bertahan dengan kenyataan bahwa dia mencintai orang lain.
" Kenapa harus gini sih mi? kenapa harus dia? lo gak seharusnya mi! gak seharusnya!" tangisku sambil menahan marah didepan Andra.
"lek! gw minta maaf, gw sayang sama lo tapi .....ini gw! gw gak bisa gitu aja ninggalin dia! gw juga sayang sama dia."
" terus lo lebih milih dia dibanding gw? sakit gak sih mi? lo lebih milih laki-laki dibanding gw! sakit gak sih mi? kita hampir tunangan mi, dan kenapa lo malah milih cowo itu di banding gw? jadi selama ini gw cuma buat nutupin jati diri lo yang ternyata suka sama jenis lo sendiri? ia?!!!"
tangis ku makin menjadi, bahkan akhirnya aku meluapkan segala rasa kesal dan marah ku di depannya.
dia hanya terdiam, sesekali masih mencoba meredam amarahku dan menjelaskan banyak hal sebelum akhirnya aku pergi.
Sore itu seolah langit bersedih bersama ku, dia berubah kelabu dan menurun kan hujannya untuk menutupi air mataku didepan banyak orang.
"Eva! kamu ngapain hujan - hujanan? kalau masuk angin nanti mama yang repot! cepet masuk!"
omelan mamapun membuyarkan lamunan ku saat itu.
" ma..."
" Kenapa?"
" Aku putus sma Andra"
" Lah kan kalian mau tunangan, ada masalah apa sih?"
" Andra Gay"
mamapun terdiam seolah tak percaya bahwa calon menantu idamannya ternyata adalah seorang Gay .
" Kamu tahu dari mana? bercanda gak nih? kamu gak lagi ngeprank mama kan?" mama seolah masih tak percaya.
" Aku dari rumah bang raga, dan saat aku disana ada cowo ganteng terus sixpack gitu dateng ke sana nanyain Andra. Terus gak lama aku lihat dari kejauhan bang raga sama sama tuh cowo tuh kaya berantem gitu! aku datengin lah! dan ternyata itu cowo pacarnya andra! bang raga marah karena dia masih nyariin andra".
" Raga? kakak angkatnya Andra ? boong kali! kan kamu pernah bilang kalau raga dulu sempet suka sama kamu juga, siapa tau dia nyuruh orang buat pura-pura jadi pasangan gay nya andra biar kamu batal tunangan sama andra"
mama masih seolah tak percaya.
" Andra gak lama dateng untuk jemput aku, dan ya mereka ketemu! Andra langsung salting gitu dan setelah terdesak akhirnya dia ngaku kalau itu cowo nya dia".
Aku pun beranjak dari hadapan mama saat itu, masuk ke kamar ku dan menguncinya dari dalam.
Aku hanya ingin sendiri saat ini, mencoba untuk tenang dan menghilangkan semua sisa kenangan ku bersama andra.
7 tahun bersama andra mungkin bukan waktu yang mudah untuk dilupakan tapi rasanya juga berat untuk menerima kenyataan bahwa andra adalah seorang gay dan dia juga lebih memilih seorang laki- laki dibanding aku yang sudah bersamanya selama 7 tahun.
Keesokan harinya, seolah perlahan duniaku runtuh tanpa andra.
aku bahkan tak tahu lagi dimana fikiran ku saat ini! apa yang ku kerjakan dan apa yang ku ingin kan.
seperti mayat hidup aku berjalan tanpa nyawa.
"Evaaaaa!!!"
Akhirnya ada juga yang memecah kesunyianku saat ini, iya! Nina sahabat ku satu - satunya berteriak sambil berlari kearahku.
"Lo putus sama Andra?!"
"Lo tau dari siapa?"
"weeiitss nina gitu kan! sahabat terbaik sepanjang masa sedalam lautan! lo pasang status melow gitu mak! udah ketebak ini sih lo pasti putus lagi sama andra".
"Andra Gay nin" jawab ku lemas.
"What?? Gay? seriusan mak? "
"iyaaaaa....udah aaahhh nangis lagi nih gw!"
Nina pun diam dan memelukku saat itu juga. Dia tahu aku akan semakin larut dalam kesedihan bila dia terus bertanya lebih jauh tentang aku dan andra.
"Hey! inget gak? Eva yang gw kenal sebelum ada Andra tuh cewe kuat lho! Player level ikan salmon yang gak gampang melow cuma gara-gara cowo"
"Ikan salmon?" aku pun tertawa kecil.
"Iya, mahalan salmon dari pada kakap mak! cari cowo lain gih! biasanya ya itu tuh efek sepi doang sedihnya, kali aja kalau ada cowo lain lo bakalan bisa lupain andra".
Aku pun mulai memikirkan sedikit saran dari Nina, walaupun mungkin akan agak sedikit sulit untuk beradaptasi kembali dengan orang lain.
Namun ya.... hidup tidak hanya tentang Andra.
"Tinder! "
"Ha?"
"Tinder vaaaa!!! lo coba deh buka Tinder "
"Ha ?"
"Iisshhh sini Hp lo!" nina mengambil Hp ku dan menginstall aplikasi tinder di Hpku.
"Nih udah! sana gih pulang masuk kamar, langsung deh lo buka tuh Tinder!"
Sesampainya dirumah aku pun kembali memikirkan saran dari nina.
swipe right swipe left dan ya aku pun menemukan beberapa orang yang menurutku cocok dengan kriteria ku.
hari berganti hari, chat demi chat yang masuk tapi entah rasanya masih begitu kosong tanpa adanya ketertarikan yang dalam akan orang tersebut.
Ya hanya sebatas teman tanpa ada tujuan untuk niat ku ajak lebih.
Sampai akhirnya.....
"Hi Eva"
"Hi Gill"
"Boleh tanya sesuatu gak?"
"Apa tuh?" jawabku penasaran.
"Kenapa swipe ke kanan? ada kesalahan kah?"
sungguh pertanyaan yang aneh
" Ha? hahaha gak salah kok emang aku swipe right tadi, kenapa?"
"Ha ha ha gak, takutnya kamu salah aja soalnya pernah ada yang kaya gitu! niat left dia malah swipe right".
Aku pun tertawa membacanya, sungguh pertanyaan ter aneh yang pernah ku lihat.
"Hobi kamu apa?"
"Aku mostly Craft sih sama ngejahit gitu, kalau kamu?"
"Aku DIY sama metal detector"
Sepanjang aku bertukar cerita dengannya, rasanya ada yang berbeda.Aku merasa nyaman dan senang berbincang dengannya
dia tidak seperti yang lain yang sangat terlihat berusaha dekat untuk menjadikanku pacarnya.
Dia berbeda, dia tidak membosankan sekalipun aku tidak mengerti dengan penjelasannya tentang komponen elektronik dan macam-macam hal yang dia kerjakan dengan mesin dan komputer.
Dia terlihat seperti seorang anak rumahan yang baik dan sopan. Bahkan lucunya dia berbicara menggunakan bahasa yang baku yang hanya saja terlihat aneh untuk orang di zaman sekarang masih menggukan bahasa baku ketika berkenalan dengan situasi nonformal.
Dia aneh tapi juga lucu.
"eemm....gill boleh minta nomer w******p gk? atau ada line mungkin? aku jarang buka tinder" Astaga apa yang ku fikirkan?! dimana harga diriku? kenapa malah aku yang meminta nomernya.
"Aku jarang pakai Line , w******p ada ini nomernya ya "
Sungguh seolah duniaku berubah 180 derajat saat itu, seketika sepiku hilang.
Aku bahkan lupa segala kesedihanku tentang Andra, aku sangat merasa nyaman dengan gill terlebih karena dia tidak berusaha terlihat seperti mendekatiku seperti yang lainnya.
Dia selalu mengirimi aku pesan, mengajakku bercerita tentang banyak hal, membuat ku tertawa dengan tingkah dan lawakannya.
Tapi sudah seminggu berlalu kami belum juga bertemu langsung, dia tinggal agak jauh dari tempat tinggalku.
Hingga akhirnya aku memberanikan diri untuk mengajaknya makan bersama.
"Gill, lunch bareng yuk! di pusat aja biar adil"
"Yah maaf aku gak bisa, besok aku sudah harus berangkat soalnya. Saat ini masih agak banyak yang harus di siapkan untuk besok"
"Berangkat kemana?"
"Sydney- Australia, aku keterima kerja di Cruise line sana."
"oh...ok, lama ya?" aku pun terdiam dan ada sedikit rasa sedih membacanya.
"10 bulan"
"Besok jam berapa Flightnya?"
"Jam 11an malam"
"Yah jam malam banget,aku gak bakalan boleh pergi jam segitu"
Ia, usiaku saat ini 27tahun tapi orangtua ku masih memperlakukan ku seprti anak 17tahun.
Aku juga masih diberlakukan jam malam pukul 9, jadi rasanya mustahil bisa menyelinap pergi ke bandara di jam tersebut untuk mengantar gill.
"Ia gak apa kok va, itu malam banget! aku gak mau ngerepotin"
Sedih, rasanya sangat ingin pergi ke bandara saat itu untuk mengantar gill.
kami sudah begitu akrab seminggu ini tapi kami belum sempat bertemu langsung.
Gill harus segera pergi malam itu.
"Have a safe flight gill, keep in touch ya kabarin aku."
"Terima kasih ya va" balas gill dengan icon senyum di akhir pesan.
sudah 2 Minggu setelah kepergian Gill ke Sydney dan gill belum juga memberi kabar sama sekali. Aku mulai khawatir dan kembali merasa sepi.
gill mungkin lupa atau mungkin sudah tidak mau lagi berteman dengan ku.
hampir sebulan lamanya, pagi itu akhirnya ku lihat sebuah pesan dari nomor asing di whatsappku.
Gill!
"Va, maaf aku baru ada kabar! kamu gimana kabar? maaf banget jam kerja aku padat banget. Aku bahkan gak sempet buka Hp, habis kerja aku langsung istirahat karena cape banget"
"Ya ampunnn Ggiiiiiillllll" balas ku dengan sangat bahagia.
"Iya va,maaf ya"
"ya ampun, aku kira kamu udah gak mau temenan sama aku lagi! kamu gimana kabar? tapi sehat kan?"
"hahahaha gak kok, aku cuma lagi padat banget aja! maklum anak baru, eh nanti aku chat lagi ya aku harus mulai kerja lagi"
Dan Gill pun kembali pergi....
Hari demi hari gill makin sulit untuk dihubungi, berkali - kali ku coba untuk menghubunginya tapi butuh waktu yang lama hingga ia membalasnya.
Rasanya duniaku kembali sepi dan menyedihkan tanpa gill.
Aku sering mengiriminya pesan tentang apa yang kulalui hari ini,tentang apa yang membuatku sedih atau senang meski kadang gill hanya membacanya tanpa sempat membalasnya.
Hari berganti bulan dan aku mulai putus asa untuk menghubungi gill, dia begitu sibuk dengan pekerjaan dan hari-hari barunya saat ini.
Aku hanya bisa melihat kisahnya dari tiap foto yang ia posting di aplikasi Path miliknya.
Aku tersenyum saat melihat begitu bahagianya dia ketika singgah Noumea bersama teman-temannya .
Ya.....setidaknya gill sehat dan bahagia walaupun gill tak pernah lagi menghubungi ku selama dia di sana.