bc

Devil's Secret Agency - Diego (Indonesia)

book_age18+
909
FOLLOW
6.9K
READ
billionaire
spy/agent
dark
sex
one-night stand
mate
dare to love and hate
mafia
bxg
friends with benefits
like
intro-logo
Blurb

WARNING 21+!

SPIN OFF Mr. Superstar & Miss CEO

Masa lalu itu ada dan semua memilikinya, hanya tingkat keburukannya itu saja yang berbeda. Lalu, muncullah sebuah organisasi rahasia dimana setiap anggotanya memiliki kesamaan yaitu sama-sama memiliki masa lalu yang sangat buruk! Dan mereka memiliki satu kegemaran yang dapat menghibur mereka dari bayang-bayang masa lalu sialan itu. Menuntaskan misi berbahaya!

Diego Wira Wijaya, 28 tahun, kejadian dimana mantan kekasihnya menorehkan luka begitu dalam serta sang adik yang telah menikah dengan mantan tunangannya membuat Diego memutuskan untuk bergabung kembali ke Devil’s Secret Agency atau DSA yang ia dirikan bersama sahabatnya.

Angelline Skye, 25 tahun, satu-satunya wanita yang menjadi anggota DSA bahkan masuk kejejeran anggota yang handal. Masa lalu membuatnya tidak bisa percaya pada mulut dan hati laki-laki. Terkenal sering melakukan ‘hubungan sementara’ dengan partner sesama misinya dan semua kembali seperti semula ketika misi itu selesai. Tanpa rasa! Tanpa cinta! Angel merasa hal itu memang lebih baik.

Lalu bagaimana ketika Diego dan Angel dipasangkan dalam satu misi yang sama? Ketika Angel yang selalu melakukan ‘hubungan sementara’ dengan partnernya, akankah Diego menerima? Lalu apa yang terjadi di saat keduanya mengetahui masa lalu partnernya?

Tetap tanpa rasa? Tetap tanpa cinta? Tetapkah menjadi ‘hubungan sementara’?

“Angel? Namamu sudah cukup mewakili bahwa DSA bukan tempat untuk makhluk sepertimu, nona!” – Diego-

“Kuharap kau tak berharap lebih karena aku tak ingin memiliki hubungan apapun setelah misi sialan ini selesai. Wajahmu sudah cukup meyakinkanku bahwa mulut dan hatimu itu juga b******n!” –Angel-

chap-preview
Free preview
Bab 1 - Kisah Diego
“Akhirnya kau menginjakkan kakimu juga ke perusahaanmu ini. Aku yakin, selama bertahun-tahun lamanya, hanya perusahaam saja yang memiliki ruangan CEO tanpa ada penghuni di dalamnya.” Diego menyunggingkan senyumannya saat mendengar ucapan sahabatnya. “Tidak usah berlebihan. Semua orang yang ada di perusahaan ini maupun dari perusahaan lain yang bekerja sama dengan kita pasti tau jika kau adalah CEO di sini,” ucap Diego sambil tersenyum tampan, memperlihatkan dua lesung pipi dalamnya. “Tapi kenyataannya, kaulah CEO yang sesungguhnya. CEO yang tak pernah sekalipun berada di sini sejak perusahaan ini berdiri. Kau hanya bekerja di balik layar, tapi aku sungguh bangga padamu, aku tau kau sibuk karena pekerjaanmu banyak sekali. Kau punya banyak sekali perusahaan yang berada di berbagai negara dan aku yakin perusahaan ini bukan satu-satunya perusahaan yang tak pernah kau kunjungi. Benar begitu kan?” tanya Chris sambil terkekeh pelan. “Kau benar. Semua perusahaan yang aku bangun sendiri tak pernah kukunjungi secara langsung. Sama seperti perusahaan ini, aku hanya memantaunya dari jauh saja. Kau tau sendiri betapa sibuknya aku, bukan?” tanya Diego sambil terkekeh pelan. Chris memutar bola matanya. “Lalu, apa yang membuatmu datang ke Chicago setelah hampir lima tahun kau nyaris tak pernah menampakkan diri? Oh! Ralat! Kau memang tak pernah menampakkan diri ke Chicago. Terakhir kita bertemu saat kau berada di New York dan itupun karena tak sengaja bertemu.” “Aku hanya merasa bosan berada di Indonesia. Bosan mengurusi urusan perusahaan yang hanya itu-itu saja,” jawab Diego santai. “Kau kira aku akan percaya? Urusan perusahaan yang bagaimana maksudmu? Sedangkan sekarang, kau juga sedang berurusan dengan perusahaanmu, bukan? Alasanmu tak bisa diterima oleh akal sehatku!” Diego kembali terkekeh, menampilkan lesung dalam di kedua pipinya. Lalu pria itu hanya tersenyum tanpa berniat memperjelas alasannya. Christopher, sahabat Diego yang biasa Diego sapa dengan panggilan Chris, pria itu selama ini bertugas untuk menjadi ketua direksi tertinggi di perusahaan yang jabatannya berada di bawah CEO tapi benar apa yang Diego katakan padanya tadi, semua orang yang berada di perusahaan itu mengira jika Chris adalah CEO mereka. “Apa semua ini karena adikmu?” tanya Chris pada Diego. Ia menatap curiga pada pria yang menjadi bos sekaligus sahabatnya sejak mereka duduk di bangku kuliah dulu. “Hm? Maksudmu?” Diego balik bertanya dengan menaikkan sebelah alisnya. “Tidak usah berpura-pura lugu, seluruh dunia tau tentang pertunanganmu yang berakhir lalu mantan tunanganmu itu ternyata menikah dengan adikmu. Huh? Ada apa sebenarnya? Kau tak pernah menceritakan padaku. Aku saja terkejut saat kau memberitahukan padaku bahwa kau sudah bertunangan dan asal kau tahu saja… aku mengira kau bertunangan dengan Alice. Ternyata bukan.” Chris menarik nafas panjang, terdengar seperti orang yang sedang jengkel. “Sepertinya banyak sekali hal yang telah terjadi padamu,” lanjutnya lagi, mengakhiri ucapannya. Dilihatnya ekspresi Diego saat ini dengan lekat. Bagi Chris, sahabatnya itu adalah satu-satunya manusia yang paling sulit untuk ditebak. Chris yang sudah mengenal Diego sejak mereka berumur delapan belas tahun saja, terkadang masih kesulitan menebak apa isi otak Diego. Diego memiliki sifat tenang tapi justru menyimpan sejuta rahasia, membuat pria itu menjadi sosok yang mistrius bagi orang lain. Itu yang Chris tahu. Chris memperhatika lagi wajah Diego. Belum ada tanda-tanda jika sahabatnya itu ingin bercerita padanya. “Baiklah. Aku tak memaksa. Apapun itu, aku harap segala kebahagiaan segera menghampirimu. Aku tau kau pasti punya masalah saat ini. Aku akan kembali ke ruanganku. Kau bisa bercerita padaku kapanpun kau mau. Kau tau sendiri kalau aku ini pintar menjaga rahasia.” Diego mengangguk dan tersenyum ramah pada Chris. Tanpa ada kata yang terucap dari bibirnya untuk menjawab semua yang Chris ucapkan tadi. Diego tetap mengukir senyum hingga Chris menghilang di balik pintu, barulah senyumannya hilang bersama lesung pipi yang menambah kadar ketampanannya. Diego menyandarkan punggungnya, menikmati empuknya sandaran kursi yang tak pernah diduduki ini. Matanya terpejam, seolah merasakan ketenangan namun nyatanya tidak sama sekali. Apa yang Chris ucapkan tadi memang benar adanya tapi ini bukan soal mantan tunangannya yang sudah menikah dengan adik kandungnya yang bernama Gavin Dirga Wijaya. Ya! Diego sudah mengikhlaskan itu, sangat! Ia tak berbohong saat ia mengatakan pada adik dan mantan tunangannya jika ia senang melihat keduanya bahagia dengan pernikahan mereka ini. Diego memang menyayangi adiknya, begitu pun dengan mantan tunangannya yang ia anggap seperti adik perempuan yang sangat baik dan menggemaskan. Diego kembali tersenyum mengingat kebersamaannya dengan mantan tunangannya itu, namun sesaat kemudian senyumannya pudar. Ia mengingat wajah cantik dan imut mantan tunangannya yang menangis karena dirinya. Diego merasa frustasi, seharusnya waktu itu ia tak berlari menemani mantan kekasihnya saat mantan tunangannya ada di sana dan ternyata… mantan kekasihnya yang bernama Alice itu lebih dari sekedar menghianatinya, namun juga menghancurkannya berkali-kali. Alice… mengingat namanya saja sudah membuat Diego mendidih. Wanita itu dengan seenaknya memutuskan hubungan mereka tepat di saat Diego berulang tahun yang ke dua puluh tujuh tahun lalu. Lebih parahnya lagi, mantan kekasihnya langsung bertunangan dengan pria lain. Memang kurang ajar! Lalu, saat Diego bertunangan dengan Tasya, mantan kekasihnya yang kurang ajar itu malah datang kembali mengejarnya dan dengan bodohnya, Diego yang dulu masih ada rasa cinta itu mau-mau saja meladeni mantan kekasihnya. Tapi kejadian itu… kejadian dimana Diego menemani mantan kekasihnya yang sedang berkelahi, membuat Diego tahu jika ternyata Tasya yang sedang bertunangan dengannya itu sudah lama menyimpan perasaan pada Gavin. Salah juga, karena hubungan Tasya dan Diego waktu itu diawali dengan sebuah perjodohan orangtua mereka. Baiklah! Tidak apa-apa… sampai akhirnya ia jika perasaan cintanya pada Alice harus ia hempaskan ketika tahu Alice sedang mengandung anak dari pria lain yang sudah menjadi tunangannya. Berani-beraninya Alice mengganggu kehidupan Diego lagi di saat wanita itu sudah merasakan nikmatnya dunia bersama pria yang sebentar lagi akan menikahinya! Tolong enyahlah semua itu! Diego mengusap kasar wajah tampannya. Tak ada yang sepenuhnya tahu tentang kegusarannya ini. Ia hanya menceritakan secara singkat pada adik dan adik iparnya, serta sahabat-sahabat adik-adiknya itu. Lalu ia memutuskan untuk meninggalkan Indonesia. Sialan semua masa lalunya, terutama Alice Anderson sang mantan terkutuk yang membodohinya itu. Diego memang merasa bersalah pada kedua orangtuanya karena harus meninggalkan perusahaan orangtuanya dan ia baru memberitahukan pada kedua orangtuanya jika ia memiliki perusahaan di Chicago yang sudah ia dirikan sejak ia duduk di bangku kuliah. Mansion mewah bahkan sudah ia miliki meskipun dulu ia tinggal bersama neneknya yang memang berasal dari Chicago. Itu juga alasan mengapa pria bernama belakang Wijaya ini memiliki rambut yang berwarna coklat tua, sama seperti adiknya. Wajah keduanya pun sama-sama memiliki paras yang tampan dengan hidung mancung. Lalu sekarang apa? Diego menjentikkan jemarinya sembari memikirkan hidupnya yang rumit bahkan untuk diceritakan saja bagai benang kusut. Ia juga tak bohong ketika mengatakan bahwa dirinya bosan mengurusi urusan perusahaan yang hanya itu-itu saja. Tidak seru dan menantang! Matanya terbuka dengan tatapan lurus ke depan, tak fokus dengan apa yang ia lihat namun otaknya mulai berpikir jika ia memang harus kembali ke tempat dimana ia seharusnya berada. Tempat yang ia dirikan bersama Michael Skye, sahabatnya yang lain ketika keduanya jenuh menghadapi dunia perkuliahan. Diego menganggukkan kepalanya dengan wajah tanpa senyuman yang jelas menampilkan rahang tegasnya. Michael… Diego harus menghubungi pria itu. Sudah cukup baginya untuk hidup di dunia yang penuh dengan penghianatan dan cinta sialan yang membuat hidupnya hancur. Ia harus pergi ke tempat dimana dirinya bisa mengusir kebosanan karena tantangan menanti di depan sana.   Diego mengambil ponselnya lalu mendial nomor yang sudah lima tahun lamanya tak ia hubungi. Entah masih aktif atau kah tidak. Ia menunggu beberapa saat sampai akhirnya mendapati jika nomor itu memang masih aktif. “Halo!” Terdengar suara pria yang dulunya sering Diego dengar. “Michael?” tanya Diego memastikan. “Ini siapa?” Pria di seberang sana balik bertanya, membuat Diego menaikkan sebelah alisnya. Ia tak mungkin salah mengingat suara sahabatnya itu. “Kau menghapus nomorku?” tanya Diego lagi. Lalu, ia mendengar suara kekehan. “Hehe… tidak mungkin. Aku senang kau menghubungiku lagi. Kau pasti merindukan sahabatmu ini kan?” “Terlalu percaya diri. Aku akan ke sana.” “Hmm… kemana?” “Kau tau aku mau kemana.” “Benarkah?” Suara Michael seakan menggambarkan jika pria itu bahagia mendengar ucapan Diego. “Apa kau senang? Atau berpura-pura senang?” “Kau tau aku tak pernah berbohong padamu. Untuk apa aku berpura-pura senang? Cepatlah! Aku menantimu!” Diego terdiam sesaat, menangkap sesuatu. “Kau memiliki sesuatu yang sulit ditaklukkan dan kau ingin memberikannya padaku. Begitukan?” Michael kembali terkekeh. “Kau memang tak pernah berubah. Itu yang membuatku selalu setia menjadi sahabatmu. Kau selalu memahamiku.” Diego memutar bola matanya. “Baiklah. Aku akan segera ke sana. Tunggu aku di ruanganmu.” “Ruangan kita. Kau sudah kembali dan aku harap akan pernah pergi lagi. Well… Selamat datang kembali di Devil’s Secret Agency!”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Hello Wife

read
1.4M
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
220.4K
bc

Sekretarisku Canduku

read
6.6M
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
76.0K
bc

Sepenggal Kisah Gama ( Indonesia )

read
5.0M
bc

Penjara Hati Sang CEO

read
7.1M
bc

Marry The Devil Doctor (Indonesia)

read
1.2M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook