bc

Life After Die

book_age16+
74
FOLLOW
1K
READ
adventure
system
tragedy
no-couple
ambitious
lucky dog
male lead
supernature earth
kingdom building
like
intro-logo
Blurb

Erix Lubis Arista tidak pernah menyangka jika kecelakaan yang menimpanya akan membawa dirinya masuk kedalam dunia yang benar-benar baru untuk dirinya, dunia di mana dia bisa melakukan apapun seperti yang dia bayangkan, dunia fantasi yang mirip dengan video game.

Erix mendapatkan hidupnya kembali setelah sekian lama dia terasingkan di dunia sebelumnya, kini Erix bisa menjelajahi dunia fantasi dengan suka cita, melawan banyak monster dan menaikan level, hingga dirinya harus melawan raja iblis yang membuat dunia barunya di ambang kehancuran.

Apakah Erix berhasil mengalahkan raja iblis? Ataukah dirinya yang harus kehilangan nyawa untuk kedua kalinya?

Dunia yang selalu ada di benakku, tak akan ku biarkan kau merenggutnya dari ku!

chap-preview
Free preview
New world
New word. Gue bernapas lega setelah satu Slime gue kalahkan. Tubuh gue lengket karena cairan menjijikan dari monster itu mengenai jubah satu-satunya uang gue miliki. Sial. Gue menyimpan kembali belati yang gue miliki, gue bergerak mendekat, memeriksa apa item yang di jatuhkan oleh Slime tadi. Mendengkus malas gue menatap benda yang ada. Lagi-lagi batu craft, ini monster nggak ada yang jatuhin item bagus apa? Kenapa selalu aja bahan craft, nggak gitu item yang bisa gue pakai dan berguna untuk menaikan setatus gue. Gue menyimpan blue musafir itu dalam penyimpanan, lalu kembali menjelajah gua yang entah akan membawa gue kemana, gue juga nggak tahu ini sudah berapa lama gue di sini. Level pun baru naik tiga setelah mengalahkan banyak monster. Untuk sebuah dunia yang mirip dengan sebuah game, ini terlalu sulit. Gue udah nggak tahu lagi berapa monster yang gue kalahkan, ratusan mungkin, dan poin kontribusi byang gue dapat bahkan nggak sampai menyentuh 50 persen. Sialan, siapa sebenarnya yang menciptakan dunia ini. Gue penasaran. Derap langkah membuat gue berhenti, pendengaran gue semakin tajam seiring kenaikan level uang gue alami. Sistem : bahaya mendekat! Lagi-lagi sistem ini membuat telinga gue berdenging, bisa nggak sih keluar pas gue nggak lagi waspada gini. Terserah lah, gue memilih untuk mengulurkan tangan, "aktifkan skill deteksi!" Tak lama beberapa suara masuk ke kepala gue, di susul beberapa notifikasi data. Sistem : 20 lizardman bergerak kearah anda. Sialan! Kenapa harus di saat seperti ini mereka datang. Hp gue tinggal tersisa 30 persen, mana mampu gue melawan mereka. Ayolah Erix berpikir, berpikir! Jangan sampai gue mati di dunia ini. Bahkan gue aja baru menikmati apa yang ada, ini dunia impian gue, dunia yang membuat gue bebas mengeluarkan semua yang gue inginkan. Ayolah, berpikir! Lalu gue mengingat satu skill yang gue dapat dari kenaikan level yang terakhir, skill penyamaran, yah! Gue harus coba itu. "Skill penyamaran aktif!" sitem : skill penyamaran telah aktif, anda dalam mode tidak terlihat selama tiga menit. What the! Kenapa cuma tiga menit, nggak bisa lebih lama lagi kah? Astaga, gue harus lari dari sini sebelum rombongan lizardman itu datang dan waktu konsumsi skill berakhir. Terlambat! Suara derap langkah itu semakin mendekat, gue menoleh kebelakang, cahaya merah dari mata mereka terlihat begitu jelas. Anjirr kabur bodoh, bisa berakhir riwayat gue sampai di keroyok sama mereka. Gue harap stamina gue cukup untuk berlari dan mengaktifkan langkah cepat, sistem memang mempermudah semua pergerakan gue, stamina gue tersisa 70 persen, gue bersyukur saat melawan Slime tadi gue nggak terlalu menguras stamina gue, dengan ini setidaknya gue bisa berlalu sejauh 20 kilo meter dalam waktu lima menit. Perhitangan gue sih gitu, semoga aja bener dan cukup, kalau enggak, entah apa yang harus gue lakukan untuk melawan mereka. Sistem : peringatan penggunaan stamina hampir mencapai batas, sisa stamina yang anda miliki hanya 25% Ayolah ayolah jangan sekarang, ini bukan waktu yang tepat! Sialan, ternyata menggunakan langkah cepat secara terus menerus bisa menguras stamina gue secara gila-gilaan. Gue menoleh kebelakang, memastikan rombongan lizardman tadi sudah nggak mengikuti gue. Dan saat gue menoleh ternyata mereka sudah nggak ada di sana. Akhirnya gue bisa lolos juga. Sekali lagi gue menggunakan skill deteksi, dan setelah memastikan mereka tidak mengikuti, barulah gue bisa bernapas lega. Tubuh gue merosot duduk dan bersandar pada dinding gua. Gue melarikan tatapan untuk melihat sekitar, memastikan tidak ada monster di sekitar, karena bagaimanapun stamina gue nggak cukup jika tiba-tiba ada monster yang tiba-tiba datang menyerang. Gue masih butuh waktu untuk mengumpulkan stamina. Sembari menunggu gue memilih untuk membuka ruang penyimpanan, melihat beberapa item yang ada. Di sana masih ada beberapa cairan penyembuh, dan beberapa cairan mana. Gue mengambil salah satu cairan penyembuh dan melahap nya dengan cepat. Yah satu botol bisa memangkas 50 persen waktu pemulihan stamina gue. Dengan ini gue bisa bernapas lega, setidaknya stamina gue sudah baik 75 persen. Yosh! Apa yang bakal gue lakukan setelah ini, level gue belum cukup untuk bisa melawan monster berlevel tinggi, setidaknya gue masih harus banyak mencari Slime untuk menaikan poin kontribusi gue untuk baik level. Hemm, enaknya mulai dari mana ya? Gua ini cukup luas, dan entah sudah sejauh mana gue berjalan, dan sampai saat ini pun belum menemukan jalan keluar dari sini. Baiklah, pertama-tama kita mulai menggunakan skill deteksi lagi untuk menentukan kemana arah gue berjalan, jangan sampai gue bertingkah ceroboh dan terjebak bertemu monster yang levelnya lebih tinggi dari gue. Jujur level sekarang belum siap untuk menghadapi mereka. Kiri, Yap gue memilih lorong kiri yang menurut infomasi lebih aman dan tidak terlalu banyak monster yang ada. Sepanjang perjalanan gue lebih banyak memperhatikan sekitar, melihat mungkin saja ada bahan material yang bisa berguna suatu saat nantinya. Apalagi jika dari game yang pernah gue mainkan di dunia sebelum ini, kita perlu banyak bahan untuk menempa senjata kita sendiri. Mmorpg mengajarkan gue banyak hal, dan ini lah impian gue selama ini. "Huaaa!" Gue berteriak girang. Entahlah begitu menyenangkan ada di dunia seperti ini, ibarat gue masuk kedalam surga setelah kematian gue. "Argggg!" "Ettss, apaan tuh? Kenapa suaranya serem banget!" Gue menghentikan langkah, menoleh kebelakang dan menyadari satu hal yang membuat gue meneguk ludah dengan kasar, tunggu emang gue punya air ludah ya? Gue kan cuma sebatas sleckton, tengkorak yang berjalan. Halah abaikan, gue masih dalam mode kaget dengan apa yang gue lihat sekarang. Ini beneran? Sistem : bahaya terdeteksi. Dalam jarak kurang dari 500 meter ada hawa membunuh yang berbahaya. Sial! Tanpa di kasih tau gue juga bisa lihat sendiri anjir. Di depan gue, bahkan bisa terlihat jelas, naga? Ini seriusan? Naga di gua ini. Gue nggak salah lihat kan? "Hei kau!" "Anj-" seketika gue menutup mulut saat hampir saja gue mengumpat, itu naga beneran kan? Kok bisa ngomong. "Apa yang membawamu kemari!" Tunggu, tenang Rix, tentang, kita lihat situasinya dulu. "Skill deteksi aktif!" Bisik gue pelan. Sistem : skill deteksi di aktifkan, anda bisa melihat dan memperhitungkan bahaya sekitar, informasi akan di kirim setelah skill deteksi di aktifkan. Setelahnya banyak kumpulan data hadir di hadapan gue, bagai layar monitor virtual data itu siap memberikan apa yang gue butuhkan. sistem : Hidrain Dragontrail, level 150, elemen petir, mahkluk mitos yang menjadi penjaga kedamaian Katedral, dikabarkan sudah menghilang sejak puluhan tahun. Menjadi hewan legendaris yang dipuja oleh banyak suku di Lacembrok. Tunggu, Lacembrok, combrok? Ini nama kota, daerah apa gimana? Aneh Bet, mana gue baru pertama kali denger pula, secara gue masih buta sama dunia gue sekarang. "Apa kau mengabaikan ku?" What the! Serius harus banget gitu tekan yang makhluk ini berikan sekian ini, bahkan kaki gue aja sampai bergetar karenanya. Gila sih ini, tapi wajarlah, dia level 150, bayangkan saja dia sudah jelas di atas langit di hadapan gue yang masih keroco ini, di hadapannya gue hanyalah kecoa yang bisa diinjak kapan saja. "Ngg...nggak, maafkan aku. Kau terlihat begitu besar hingga membuatku terkejut." "Hahaha!" Suara tawa itu menggelegar membuat telinga gue berdenging karenanya, selain sitem yang menjengkelkan, ternyata tawa naga ini juga masuk dalam kategori menjengkelkan. "Kau begitu lucu, banyak ras yang enggan menginjakkan kakinya di sini, kau termasuk orang pertama dari ratusan tahun berlalu." Yakali, siapa juga yang mau masuk ke kandang naga macam ini, mana hawa membunuhnya serem gini. Kalau aja gue tahu di sini sarang naga, ogah deh masuk kesini, macam nggak ada tempat lain aja. Pantesan aja sistem nggak mendeteksi banyak monster di sini ternyata ini alasannya. Terus kenapa sitem nggak kasih tahu kalau di sini ada rajanya monster di sini? Nggak kedeteksi atau gimana? Sialan. Ingin rasanya mengumpat untuk hal ini, kalau aja gue tahu dari awal meninding pilih lorong kanan tadi. "Em ... Maaf, sepertinya aku salah masuk lorong, kau beristirahat saja, aku akan pergi." "Woaarr!" Anj- mulut j*****m, kenapa selalu mengumpat sih? bisa mati berdiri kalo gue salah ngomong. Mana naga itu kelihatan marah pula. Ayolah, jangan buat gue terdesak gini, masih banyak hal yang harus gue jelajahi dari pada mati di sini. "Siapa yang mengizinkan mu pergi begitu saja!" Naga itu berdiri dan gue harus mendongak jauh keatas supaya bisa melihat bentuk tubuhnya, sepuluh kali lebih besar dari pada tubuh gue. Gila sih ini mah. Sekali injak remuk sudah badan gue. "Aku tidak pernah mengizinkan siapapun pergi setelah dengan lancang menginjakkan kakinya di tanah ku!" "Ma-maaf!" "Asal kau tahu aku bukan makhluk pemaaf yang bisa melepas siapa saja yang sudah lancang datang kemari!" Sialan, ini yang namanya terpojok, gue bahkan nggak bisa bergerak karena tekanan yang sungguh kuat, ini bukan lagi pertaruhan hidup dan mati, tapi ini lebih gila lagi sih, gue sakan berdiri di ujung jurang dan tinggal menunggu untuk melompat dengan sendirinya. Gue pasti mati! "Ak-aku sungguh tidak tahu jika ini adalah tangah kebanggaan mu. Aku hanya kecoa baru yang baru saja mentas di daerah ini, mohon ampuni diriku!" Bagus, pertahankan itu, merendah lah serendah-rendahnya supaya naga ini nggak makin murka dan menghancurkan tubuh gue yang cuma berupa tulang ini. Gue memilih menunduk. Menyembunyikan tatapan dari tatapan mata yang mengerihkan itu. Melihatnya saja sudah membuat bulu kuduk gue merinding. Hembusan napas kasar keluar begitu saja, lalu getaran gue rasakan saat tubuh naga itu kembali luruh, gue mengangkat kepala, melarikan tatapan mata gue kearah naga yang saat ini tengah meringkuk di tempatnya. Gue tercengang, ini serius apa gue cuma di prank sih, secara tadi serem banget, kenapa sekarang malah macam naga dingin yang nggak punya semangat. "Pergilah." Ujarnya sendu denyan wajah yang dia sembunyikan di antara lipatan kaki bagian depan, bahkan sayapnya sudah tergeletak lemas. Ini sesuatu yang membuat gue bingung, kemana hilangnya nada tegas dan aura membunuh tadi? "Hah! kenapa?" Bodoh! Kenapa pula gue harus bertanya? Bukannya gue mengambil kesempatan ini untuk pergi, gue malah cari penyakit dengan bertanya sesuatu hal yang nggak penting macam itu. Yah, gue bisa pergi begitu saja setelah dia mengatakan itu, hawa membunuh dan sistem yang sejak tadi berdenging memperingatkan gue seolah lenyap dan senyap. Raut wajah itu, gue seolah paham dengan situasi ini. Semuanya jelas tergambar dari raut tidak semangat itu. Seolah gue berkaca dengan melihat raut menyedihkan itu. Naga ini seolah membawa diri gue kembali pada dunia gue sebelumnya, sosok yang tidak di inginkan, terkurung dan terkekang, banyak gurat kesedihan yang ada di sana, dan perasaan itu seolah tersampaikan pada diri gue. Sesuatu yang gue benci sejak dulu, diasingkan dan tidak di pedulikan, itu sakit, percayalah. Gue pernah ada di posisi yang menyeramkan dan membuat sadar, hidup itu tidak seindah seperti apa yang dibayangkan. Tanpa sadar gue bergerak mendekat, mengikis jarak antara kami, tangan gue terulur kedepan hendak untuk menyentuh wajahnya, tapi sebuah penghalang membuat tubuh gue terlempar jauh kebelakang. "Akh!" Gue memekik kesakitan, ini rasa sakit yang luar biasa, dan selama gue di sini melawan banyak monster. Rasa sakit ini adalah hal baru yang gue rasakan. Sialan, penghalang macam apa yang bisa memiliki kekuatan semacam itu. "Hahaha bodoh!" Gue melirik sebentar, ini kurang ajar banget nggak sih, setelah apa yang gue alami kenapa pula dia tertawa puas seperti itu, nggak ada hal lain yang bisa dia tertawakan kah? Sialan, ini tangan kenapa pula harus lepas! Tubuh gue emang lemah, terkena benturan sedikit saja sudah membuat tulang-tulang ini rontok. "Untuk apa kau menyentuhku." Tanya dia dengan tatapan mengejek, sialan banget nggak tuh! "Satu alasan kenapa aku membiarkanmu pergi, karena aku tidak pernah bisa keluar dari tempat ini." "Lalu kenapa kau menggertak ku tadi?" Tanya gue dengan kesal. "Aku hanya ingin melihat reaksi mu saja, sudah ku katakan bukan? sudah lama tidak ada ras yang mau datang kemari, dan alasannya karena mereka takut, tapi kau?" Jari kaki bagian depan itu menunjuk kearah gue, dan tatapannya sombongnya itu membuat gue jengkel. Kalau saja tahu ini naga nggak bisa ngapa-ngapain, nggak akan sudi gue merendah macam tadi. "Dengan polosnya mau menyentuh tubuhku, apa kau tidak melihat di sini." Naga itu menunjuk sebuah kaca berlapis yang samar-samar terlihat. Pantas saja gue nggak lihat tadi. Gue terlalu ceroboh melakukan sesuatu. "Penghalang ini yang membuatku tidak bisa pergi, aku terkurung selama ratusan tahun di gua ini, dan karena keberadaan ku juga yang membuat gua ini masih ada sampai sekarang." Tidak ada kebohongan di dalam perkataanya, satu hal yang selalu gue yakini, tapi kenapa? Kenapa makhluk sekuat dirinya malah terkurung di gua samacam ini, lalu apa-apaan dengan penghalang itu. Gue beranjak, setelah tulang tangan tadi sudah gue kembalikan pada posisinya. Ini satu hal yang baru yang pernah gue lihat sejak datang ke dunia ini. "Siapa yang sudah melakukan ini?" Naga itu tertawa, lalu kembali meringkuk dan mengabaikan gue, sialan banget ngga tuh, gue tanya serius dia malah cuek. "Kisahnya terlalu panjang untuk di ceritakan, kau akan bosan hanya dengan mendengar kata sambutannya saja." "Ayolah, jangan membuatku penasaran." Naga itu terkekeh pelan, dia menatap kearah gue dengan seringai kecil di mulutnya. "Kau satu-satunya monster yang tidak takut akan keberadaan ku ternyata." Naga itu menghela napas sejenak. "Aku tidak mau terlalu lama menceritakan kisah ku, aku akan mempersingkat ceritanya, seratus tahun yang lalu, aku adalah makhluk mitos yang memberi perlindungan untuk penduduk Lacembrok, aku satu-satunya makhluk yang bisa melindungi mereka dari bahaya, karena hawa keberadaan ku membuat para monster takut untuk mendekatiku. Hanya saja saat sosok itu datang semua berubah. Sosok itu membawa bencana baru di Lacembrok, dan membuat banyak manusia terwas karena ketamakannya, aku di pukul mundur. Dia mengetahui kelemahan ku, dan saat itu, aku tengah dalam keadaan yang tidak siap untuk bertarung, aku terjebak dan berakhir di sini, di segel oleh sosok itu, iblis yang sudah membuat aku menderita." Gue menguap kecil. Itu sebuah dongeng bagus yang pernah gue dengar, dan entah itu nyata atau tidak, tapi melihat bagaimana tempat ini bersih dari monster membuat gue percaya. "Jadi kau kalah dari iblis itu?" "Iblis yang sangat kuat." "Oke iblis yang sangat kuat." Gue mengangguk kecil, mengamati belenggu yang menyegel naga ini, tipis tapi kuat, komposisi yang pas dan ini termasuk skill tingkat tinggi, gue pemilik skill ini ada di level yang tinggi. "Jadi, jika kau bisa lepas dari belenggu ini, apa yang akan kau lakukan." "Hahaha, jangan bercanda Tengkorak bodoh, kau tidak akan pernah bisa menghancurkan belenggu ini, bahkan aku yang memiliki level dan skill tinggal tinggi saja tidak bisa menghancurkan belenggu ini." Apa yang di katakan naga ini memang benar, tapi apa salahnya untuk mencoba, gue terdiam sejenak, jika menggabungkan beberapa skill yang gue miliki, ada kemungkinan beberapa persen untuk menghancurkan belenggu ini, tiap yang jadi pertanyaan, apakah mana gue cukup untuk mengeluarkan skill yang ada. Sedangkan untuk mengoptimalkan skill yang ada gue membutuhkan mana yang lumayan banyak, bahkan sangat banyak untuk itu. Coba berpikir, apa yang bisa gue lakukan untuk ini. "Aktifkan skill deteksi." Sistem : skill deteksi di aktifkan. Belenggu kehampaan, di ciptakan oleh sosok pendatang baru, musuh dari Hidrain Dragontrail, belenggu yang sama sekali tidak memiliki kelemahan. Gue tercengang seketika, ini serius? Skill yang tidak memiliki kelemahan? Sama aja nggak punya kecacatan dong, terus gimana bisa bebasin ini naga dari belenggu coba. Sistem : skill deteksi naik satu level. Tunggu, bukankah ini sebuah keberuntungan, setiap kali skill naik level maka akan ada satu terobosan yang memperluas skill itu sendiri, jadi secara tidak langsung gue bisa melihat lebih banyak informasi yang ada pada belenggu ini. "Sudahlah, menyerah saja, sampai kapan kau akan terus berdiri seperti orang bodoh di sana?!" "Diam lah, aku masih mencoba mencari cara untuk mengeluarkan mu dari sana!" "Terserah kau saja!" Abaikan naga pemalas itu, gue hanya penasaran dengan apa uang ada di depan gue sekarang, sebagai pecinta game dan pengendali karakter terbaik yang pernah ada, masalah seperti ini selalu membuat diri gue penasaran. "Aktifkan skill deteksi!" Sistem : skill deteksi di aktifkan. Setelah kenaikan level anda bisa menelusuri lebih dalam sesuatu hal dengan konsumsi mana yang bertambah sepuluh persen. Apa anda yakin? What the! Ini seriusan? Bahkan mana gue nggak sebanyak itu astaga, sekarang kondisi gue hanya bisa menggunakan lima kali skill deteksi saat mana gue full, sedangkan sekarang? Gue cuma bisa pake skill deteksi sebanyak tiga kali doang? Gila si ini, tapi kalo gue nggak setuju dengan ini, yang ada nggak akan bisa tahu apa kelemahan ini belenggu. Dilema kan sekarang. Gue berpikir sejenak, satu hal macam ini nggak bisa diambil dengan ceroboh, karena akan ada hal lebih penting nantinya, tapi tetep aja semakin luas jangkauan deteksi gue semakin jelas juga info yang gue dapat. Cuma itu tadi, kapasitas penggunaan gue jadi menurun, bisa diatasi pas naik level nanti, tapi kapan? Sampai sekarang aja gue belum ada kenaikan sama sekali. Dah lah, terlalu banyak pertimbangan malah bikin gue pusing. "Setujui." Sistem : permintaan di setujui, skill deteksi naik level, bisa memberikan informasi lebih rinci. Oke mari kita coba, apa yang bisa kita dapat dari skill ini. "Skill deteksi." Sistem : skill deteksi di aktifkan. Belenggu dari raja iblis yang terbuat dari cahaya neraka, tipis namun kuat, hanya bisa di pecahkan oleh pemilik aslinya. Ini mah sama aja, apa bedanya sama yang tadi sialan! "Sudah ku katakan, percuma saja kau menghabiskan waktumu di sini!" "Diam lah, kau naga!" "Anak yang keras kepala!" "Sialan! Apa tidak ada cara untuk melenyapkan belenggu ini?!" Sistem : belenggu bisa dilenyapkan dengan skill predator, dengan catatan pemilik skill harus berada di atas level 5. Tunggu! Inikan? Apakah ini efek kenaikan level skill tadi? Sungguh benar-benar tidak terduga. "Apakah ada efek samping saat aku melahap belenggu ini?" Sistem : untuk pemilik skill predator tidak akan mendapat efek samping, hanya saja sosok yang ada di dalam belenggu akan itu terlahap. Itu artinya naga ini juga akan termakan? Sama saja bohong sialan! Tapi tidak ada cara lain, lalu apakah gue bisa menggunakan skill kebangkitan setelah gue melahap naga ini? "Naga!" "Ya!" "Apa kau ingin keluar dari tempat ini?" "Aku tidak berharap banyak, kau tahu, sampai sekarang tidak akan ada yang bisa melenyapkan belenggu itu." "Jika saja belenggu ini bisa dilenyapkan, tapi dengan konsekuensi kau ikut lenyap, apa yang kau pikirkan?" Naga menghela napas pelan, dia menegakkan kepalanya guna menatap kearah gue. "Seandainya belenggu ini bisa dilenyapkan, aku tidak masalah. Asal kau tahu, belenggu ini yang membuat beberapa bencana di Lacembrok. Aku sering mengamuk karena merasa muak berada di dalam sini, dan hal itu malah menimbulkan bencana untuk kota uang seharusnya aku lindungi." Naga menata tajam kearah gue, dan itu membuat gue tersadar akan satu hal. Kota Lacembrok adalah tempat yang begitu berharga untuk naga, jadi mungkin hal ini bisa membuat dia tenang. "Jika kau bisa melenyapkan skill ini begitu juga dengan diriku, maka aku akan dengan senang hati menerimanya, tapi aku ingin kau berjanji satu hal kepadaku!" "Apa itu?" "Lindungi kota Lacembrok sebagaimana aku melindunginya dulu, dan tolong balaskan dendam ku pada iblis yang sudah mengurungku." "Aku tidak bisa berjanji, tapi aku bisa mengusahakan itu!" Gue menjawab dengan yakin, tanpa ada keraguan sedikitpun yang gue berikan, ini adalah janji sesama pria. Dan dia adalah sosok yang mengingatkan gue pada kenangan kelam masa lalu. "Baiklah, aku percaya padamu." Ucap naga kembali meringkuk pada kedua kaki bagian depan. "Tapi jangan sampai kau kecewa karena gagal melenyapkan belenggu itu." Gue mengangguk yakin, setelahnya gue mengeluarkan beberapa botol ramuan mana dan ramuan penyembuh, gue butuh banyak stamina dan mana untuk menggunakan skill predator Jangga panjang, setidaknya gue butuh 99 persen mana dan 75 persen stamina untuk mengaktifkan skill ini. Skill yang sudah sejak lama gue hindari karena efek yang selalu membuat gue pusing dan mual karenanya. "Kau siap?" Walau dalam diri gue nggak yakin, tapi tetap gue harus mencoba skill ini, karena satu satunya jalan gue bisa membebaskan naga dari belenggu sialan ini. "Lakukan saja kapanpun kau siap!" "Baiklah!" Gue memejamkan mata, butuh konsentrasi penuh untuk mengaktifkan skill ini. Karena jika salah sedikit saja maka semua akan gagal. "Skill predator di aktifkan!" Sistem : skill predator diaktifkan. Mana akan terserap sebanyak 99 persen, dan 75 persen stamina, apa anda yakin? "Ya!" Sistem : proses pengaktifan skill predator! Tentukan objek yang akan ada lahap. "Belenggu iblis." Sistem : objek di tentukan, memulai skill predator! Tekanan kuat itu kembali gue rasakan, skill yang selalu membuat gue muak karena pengaktifan yang menguras banyak mana dan stamina, tapi gue nggak bisa berbuat banyak. Proses pelahapan terus perjalan, bahkan hampir setengah belenggu itu sudah dilahap oleh asap hitam yang keluar dari mulut tengkorak gue. Sedikit lagi. Ayolah bertahan! Sistem : skill predator sudah melahap 80 persen objek yang diinginkan! Yosh, sedikit lagi, ayo! Ayo! Ayo! Sistem : skill predator sukses! anda melahap belenggu cahaya neraka, skill predator naik level. Sistem : anda melahap Hidrain Dragontrail, keseimbangan Lacembrok akan terguncang setelah kepergian Hidrain Dragontrail. Sistem : anda naik tiga level. Level anda saat ini 8. Sistem : ada mendapat gelar pemburu naga. Sistem : ada mendapat aura dan skill lightning strike dari Hidrain Dragontrail. Sistem : anda mendapat satu set item Hidrain Dragontrail. Sistem : Anda mendapat skill baru, cloning. Begitu banyak sistem yang keluar di hadapan gue, ini benar-benar sesuatu yang luar biasa, bahkan gue sendiri nggak pernah menyangka akan mendapatkan banyak item dan gelar seperti ini. Hanya saja kenapa level gue hanya naik tiga tingkat, bukankah gue baru saja melahap nada yang memiliki level 150? Sial, kenapa begitu sulit untuk menaikan level di tempat ini!

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Kembalinya Sang Legenda

read
21.8K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
9.0K
bc

Romantic Ghost

read
162.5K
bc

Time Travel Wedding

read
5.4K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.5K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
3.9K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook