MASTERCHEF

1717 Words

Ben membuka kemeja, menggantungnya di gantungan celemek. “Awas aja sampai lupa mindahin dari situ!” dumal Anne lagi. “Iya, baby. Ngga lupa kok,” jawab Ben lalu merapatkan gigi, ya gemas ya kesal juga. Bayangin aja, tengah malam lho. Ben juga lapar, tapi ia bukan tipe orang yang suka begadang demi makan. Mana pakai acara direpetin pula. “Oven-nya sudah panas tuh, Ben,” ujar Anne kemudian. Suaminya mengangguk, meletakkan tiga bongkahan adonan soft cookies; ada rasa coklat dan red velvet yang paling Anne suka, serta butterscotch coffee cream favorit Ben. Loyang dimasukkan ke pemanggang, alarm disetel, barulah Ben kembali bergeser ke depan kompor. Tombol nyala ia tekan, panas mulai merambat ke panci. Kuah rawon Ben tuang, disusul dagingnya. Aroma khas seketika menguar di udara. “Tuh, baby

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD