"Kak!!"
Abella, menoleh ke arah dia mendengar suara adik nya. Abella, jelas melihat sang adik yang tengah berjalan ke arah nya. "Kenapa, Nat??" tanya Abella.
"Aku, minta belikan mobil" ucap Natasa dengan sinsi
Abella, merai kedua tangan adik nya dengan lembut. dia menepuk punggung tangan, adik nya. Abella, ingin Natasa mengerti keadaan mereka berdua yang hanya numpang di kediaman Alex.
"Nat, dapat dari mana kakak uang??" tanya Abella dengan lembut
"Uang kakak kan banyak" sahut Natasa dengan kesal.
"Uang dari mana?? kakak, tidak bekerja!" Abella, memberikan pengertian pada adik nya.
Natasa, menepis tangan Abella dengan kasar. Abella, menatap tangan nya, yang terasa sedikit sakit. sedangkan Natasa, dia menatap Abella dengan benci.
Tatapan yang selalu di layangkan adik nya. Natasa, tidak perna menyukai Abella, selama ini. Natasa, hanya menganggap Abella, sebagai pion untuk dia bisa hidup enak.
Tidak ada rasa cinta dan sayang di dalam diri Natasa, untuk Abella. tidak, ada rasa kasihan pada sang kakak, yang sudah sangat berjasa untuk nya.
Natasa, hanya tau menekan-menekan sang kakak, agar Abella mau menuruti keinginan nya, selama ini. kini, kehidupan sang kakak, sudah sangat bahagia, menemukan sosok, pria yang sangat mencintai nya, mau menerima Abella dengan keluarga nya.
Namun sayang, kebahagian Abella, selalu saja ada hantu di belakang nya. Natasa, tidak mau paham dan mengerti, kalau sang kakak juga ingin merasakan kebahagian.
Tapi, kebahagiaan Abella terletak pada kebahagian adik nya. Abella, terlalu polos mendekati bodoh akan cinta nya pada adik yang ada di depan nya. "Nat, kamu harus paham! kita hanya numpang disini" ucap Abella dengan hati-hati.
"Numpang?? yang bener! aja dong kak!!" sahut Natasa.
"Kakak, itu istri orang kaya! bagaimana bisa, kakak mengatakan, numpang" lanjut Natasa
"iyah, kakak memang sudah menikah dengan Mas Alex! tapi, kakak tidak punya hak apapun disini" sahut Abella, yang tidak mau menggunakan kata Nyonya untuk berkuasa di Mansion suami nya.
Abella, tidak ingin Alex berpikir, kalau dia sengaja menjebak nya. agar Abella, bisa menguasai rata yang Alex miliki. "Nat, tolong lah!! jangan meminta hal aneh-aneh" bujuk Abella.
"Mobil, bukan lah hal yang aneh kak" sahut Natasa
Hah..
Abella, membuang napas kasar. Abella, tidak tau harus mengatakan apa lagi pada adik nya. padahal, selama ini dia akan menuruti apapun yang Natasa inginkan.
Tapi kali ini Abella, tidak bisa memberikan apa yang Natasa inginkan. Abella, tidak punya keberanian untuk meminta mobil pada Alex.
"Sudah lah, kakak lelah" ucap Abella dengan berbalik
Belum sempat Abella, berbalik sepenuh nya. Natasa, menarik bahu Abella dengan kasar. membuat Abella, hampir saja terjatuh. kalau saja Abella tidak siap. "Nat, kamu apa-apaan sih" lirih Abella.
"Salah, kakak sendiri!! kenapa tidak mau membelikan aku mobil" kesal Natasa.
"Kakak, nggak punya uang Nat" sahut Abella
"Oh, tidak punya uang yah?? lalu, apa gunanya tinggal dengan orang kaya, kalau nyata nya hanya tetap miskin" pekik Natasa, dengan sangat kurang ajar.
"Apa, kakak disini jadi pel***r yang tidak dibayar??" lanjut Natasa menghina kakak nya.
Plakk..
Abella, tanpa sadar menampar sang adik dengan kesal. tatapan nya menajam mendengar hinaan sang adik. "Nat!, kamu tega menghina kakak" ucap Abella dengan menatap adik nya tidak percaya.
"Kakak, berani menampar ku, Hah??" kesal Natasa dengan memegang pipi nya yang terasa sangat panas
"Kamu yang membuat kakak melakukan nya" sesal Abella.
"Aku! aku mengatakan yang sebenar nya!! kakak hanya pela***r yang akan naik ke atas ranjang pria" pekik Natasa.
Abella, memejamkan mata indah nya. Dia, menenangkan perasaan nya sendiri, agar Abella tidak hilang kendali lagi. sudah cukup, dia menampar Natasa sekali.
Tanpa, banyak kata Abella meninggalkan Natasa dengan perasaan terluka. hati siapa yang tidak akan luka, mendengar adik kandung nya, menghina nya dengan sangat habis-habisan.
Natasa, tidak menghalangi sang kakak pergi. dia hanya menatap punggung Abella yang kian menjauh. "Aku, akan merebut semua nya" batin Natasa.
Natasa, pergi ke arah lain. dia tidak ingin berjalan di belakang Abella. Natasa, tampak sangat marah dengan Abella, yang berani menolak keinginan nya.
Pertengkaran mereka Natasa dan Abella di saksikan dua pelayan yang tengah membantu Abella, merawat bunga di taman belakang Mansion.
Kedua pelayan, tidak menyangka dengan sikap Natasa pada kakak kandung nya sendiri. dua bersaudara yang sangat jauh berbeda.
"Mungkin, kedua nya bukan lah saudara kandung" ucap salah satu pelayan
"Entah lah!" sahut teman nya melihat Abella, melangkah meninggalkan mereka.
Jelas, dua pelayan melihat Abella sangat rapuh, mendengar adik kandung nya menghina nya habis-habisan.
Abella kini tengah menenangkan diri nya disamping Mansion, dimana banyak burung peliharaan Alex. Abella, melihat burung berterbangan bebas di kandang yang sangat luas.
Hah..
Abella, kembali membuang napas kasar saat dia merasa burung-burung yang ada didepan nya, jauh lebih beruntung hidup nya dari pada diri nya.
Hidup bebas, tanpa tekanan. berterbangan ke sana ke sini, ke tempat yang akan membuat mereka nyaman. tanpa ada nya beban didalam hidup mereka.
Sedangkan Abella, dia terbang kemana saja. tapi dia masih punya tanggung jawab besar untuk adik nya. dia tidak sebebas apa yang dia inginkan.
"Hah, andai aku burung" batin Abella dengan bodoh nya.
Dia tidak akan menduga, burung peliharaan Alex, bukan lah burung sembarangan. mereka akan menjadi burung panggang saat, tidak bisa menyelesaikan pekerjaan mereka.
Burung-burung yang akan Alex gunakan untuk mengirim surat, sinyal disaat dia dengan anak buah nya ada di medan perang. jika musuh menyadari, burung-burung yang berkeliaran, adalah burung musuh.
musuh tidak akan segan menembak burung peliharaan Alex. kehidupan, burung yang ditentukan musuh dan kebaikan Alex.
Abella, yang sudah sangat dicintai dan disayangi malah dengan bodoh nya ingin menjadi alat untuk Alex.
Abella, mengusap air mata nya dengan pelan. dia menarik napas dalam lalu dia keluarkan perlahan. Abella, melakukan nya berulang kali sampai dia merasa tenang.
Baru, akhir nya Bella meninggalkan tempat nya melihat burung-burung peliharaan Alex. Abella kembali ke mansion, sebelum suami nya mencari keberadaan nya.
Dan, benar dugaan Abella. suami tercinta nya, mencari nya ke taman belakang. Alex, yang baru saja turun dari lantai empat, dia langsung mencari keberadaan sang istri tercinta.
Alex, ingin mengajak Abella sarapan. tapi saat Alex sampai di taman belakang, dia hanya menemukan dua pelayan yang menemani sang istri.
Pelayan mengatakan kalau Abella, pergi ke samping Mansion. Alex, tanpa menunggu lama, dia langsung mencari Abella ke samping.
Alex, tampak cemas dengan Abella. apalagi, sebelum turun dia mendengar dari pelayan lain, kalau Abella tengah bertengkar dengan Natasa.
Alex, langsung saja turun mencari Abella. dia ingin melihat keadaan istri nya. "Aku akan, membuat nya menyesal" batin Alex dengan melangkah lebar ke arah samping.
Belum juga sampai di samping Mansion. Alex, melihat istri nya melangkah ke arah nya dengan senyum sangat manis. "Sayang"
"Mas" panggil Abella.
"Kamu baik-baik saja??" tanya Alex dengan semakin mempercepat langkah nya.
"Aku sangat baik, kenapa??" tanya Abella
"Tidak" sahut Alex
Alex, memeluk Abella dengan sangat erat. dia sangat cemas, melihat Abella baik-baik saja, Alex merasa sangat lega. Alex melepas pelukan nya.
Alex menggendong Abella ala bridal style meninggalkan tempat mereka bertemu. Abella, lagi-lagi menyembunyikan wajah nya di d**a bidang suami nya.