bc

Terjebak Cinta Janda Kembang

book_age16+
465
FOLLOW
2.8K
READ
independent
maid
single mother
comedy
bxg
city
office/work place
self discover
love at the first sight
servant
like
intro-logo
Blurb

“Mas Gen! Kok baru pulang?!” Wanita muda itu membukakan pintu untuk pria yang dipanggil ‘Mas Gen’ yang sebenarnya memiliki nama Gentala.

“Astaga!!! Sarmila! Kamu enggak bisa apa, enggak nongol di depan saya?!” sentak Gentala yang baru saja masuk ke dalam rumahnya.

“Mas Gen! Kawin yuk?!”

“Mas Gen, cium dong!”

“Mas Gen, enggak kangen aku apa?!”

Suara nyaring melengking milik wanita muda bernama Sarmila menghantui kehidupan Gentala. Pria itu mencoba berbagai cara untuk menghindari Si Janda Muda yang menjadi Kembang Kompleks rumahnya.

Bagaimana jadinya kalau seorang Gentala dikejar-kejar oleh wanita muda, si Janda Kembang yang tiba-tiba menjadi tetangganya saat ini?

Gentala yang kesal dikejar-kejar Sarmila, tak sadar terjebak dengan cinta si Janda Kembang!

chap-preview
Free preview
Prolog
“Ah masa sih 35 tahun?” celetuk wanita muda yang masih mengepel lantai dengan penuh semangat pagi ini. “Kamu kok enggak percaya sih? Pak Gentala itu bujang lapuk! Dia belum kawin-kawin sampai sekarang tau!” papar wanita yang menjadi sesama teman kantor, di mana Sarmila, wanita muda tadi bekerja. “Hot banget dong! duh ... jadi pengin deh dinikahi mas Gentala,” timpal Sarmila yang menyudahi kegiatan mengepel lantai saat ini.   “Sinting kamu! Kamu dulu juga nikah muda sama yang beda 15 tahun, ujungnya dicerai juga. Sudah deh, jangan macam-macam, cari yang sekelas pak Heru atau pak Saka aja, akhir dua puluhan, masih muda, masih kuat!” “Ah! Kamu mah enggak seru deh! Kurang sensasinya! Kalau mas Gentala kan beda tuh, perjaka ting-ting! Perkasa dan … mapan.” Sarmila mengedipkan kelopak matanya berkali-kali sambil tersenyum genit.   Wanita itu mendadak membetulkan tatanan rambutnya dan mendorong temannya untuk menyingkir. “Pagi, mas Gen! Duh ... kok makin ganteng saja Mas?” Sarmila menyambut kedatangan Gentala di kantor.   “Ya Tuhan! Kamu tidak bisa ya sehari menghilang dari hadapan saya,” ketus Gentala yang tak membalas sapaan Sarmila. Dia memilih melangkah pergi, meninggalkan wanita itu. “Good luck on your day Mas!” Dengan medoknya, Sarmila menyemangati pria itu menggunakan bahasa inggris yang pas-pasan.   Semua teman kerjanya saling menepuk jidat, mengetahui betapa nekatnya Sarmila mengejar Gentala. ***   “Kamu itu sudah tak bisa memberikan aku anak tahu! Lebih baik kamu segera keluar dari rumah ini!” bentak pria yang berumur menjelang 36 tahun itu. Wanita muda yang menangis terisak hanya bisa menunduk saat mendengarkan caci dan maki dari pria yang dulu menikahinya itu. “Kamu memang tak berguna, Mila!” Lagi-lagi, Sarmila harus mendengarkan kemarahan yang tak tahu apa penyebabnya. Namun, dia paham kalau suaminya itu menginginkan seorang anak.   “Mas enggak bisa menuduh aku begitu! Dulu, Mas yang mau menikah denganku! Bahkan aku jadi istri kedua!” Sarmila ikut membentak suaminya. Dia mulai memberanikan diri menjawab kemarahan suaminya. “Itu adalah kebodohan saya! Saat ini juga, saya talak kamu! Kita cerai!”   Deg! Jantung Sarmila seolah tertikam dalam. Pisau tanpa wujud menusuk jantungnya sampai merasa nyeri dan sesak. Tanpa sadar, air matanya meluncur deras dalam diam. Suaranya tercekat hebat sampai-sampai bibirnya terkatup rapat namun tangisannya sudah meledak. Dadanya terasa begitu terhimpit, seolah-olah ada tali yang mengikatnya di sana. Kehidupannya sudah pahit kini semakin sulit.   Tangisan Sarmila sama sekali tak berhenti, usai satu jam duduk di ruang makan. Tidak ada siapa pun yang bisa menghiburnya saat ini. Yang ada hanyalah malam yang sunyi, yang menemani rasa sedihnya. Sarmila mencoba menghapus air matanya. Dia tak tahu ke mana suaminya pergi, yang jelas suaminya tak akan pulang malam ini.   Duk! Duk! Duk! Kaki jenjang milik Sarmila sudah terburu-buru menginjak anak tangga satu per satu menuju kamar tidurnya. Sreekkk!!! Brakkk!!! Sreeettt!! Sarmila mengeluarkan kopernya. Dengan cepat diraupnya seluruh baju yang ada di lemarinya. Dengan asal dimasukkannya ke dalam koper. Srekkk! Sarmila membuka laci meja riasnya, mengambil beberapa emas yang pernah dibelinya dan juga uang tabungan yang dia kumpulkan selama satu tahun ini. “Sudah saatnya aku memang pergi, terima kasih Mas Cakra,” bisiknya lirih dengan suara yang sudah habis akibat menangis berjam-jam lamanya. Dia menatap jari manisnya lama. Menatap cincin emas yang melingkar dengan satu permata kecil di sana. Perlahan dilepasnya cincin kawin itu, lantas diletakkan di atas meja bersama surat bertuliskan kalimat perpisahan dan juga buku nikahnya. Suaminya, Cakra sudah menalaknya.   Greek ... grek .... Suara roda koper yang beradu dengan lantai yang dingin terdengar nyaring di rumah yang sepi ini. Cklekk! Brak! Sarmila menutup pintu rumah itu. Dia berdiri lama menatap rumah yang menjadi tempat bernaungnya, lantas dia berbalik pergi sambil menyeret koper besarnya.   Hari sudah malam, namun wanita muda itu sama sekali tak takut untuk terus pergi. Dia memang sudah tak diterima lagi di sisi sang suami. Setidaknya zaman sudah canggih. Dia tak miskin, masih memiliki ponsel untuk memesan taksi online.   Sarmila memandangi foto pernikahannya. Dulu, saat dia berumur 19 tahun, dia dijodohkan oleh ayahnya dengan Cakra. Pria yang baru saja hari ini menceraikannya itu, menerima perjodohannya dan akhirnya mempersuntingnya. Tidak ada yang istimewa dalam kehidupan pernikahannya. Dia sendiri bahkan tak paham kenapa dia menurut saat dijodohkan oleh mendiang ayahnya. Jawaban yang dimiliki saat itu adalah agar ayahnya tenang. Ayahnya yang sakit parah setidaknya bisa diobati sebelum akhirnya melepas kehidupannya.   “Ibu Mila?” Suara berat dari sopir taksi online memanggilnya dengan ragu. “Eh, i—iya Pak, saya! Sebentar Pak!” Sarmila buru-buru merobek foto itu lantas membuangnya dengan asal. Dia segera menggeret kopernya kembali dan memasukannya ke dalam mobil. “Ayo Pak, jalan,” pintanya.   Sepanjang perjalanan, dia tak berbicara sedikit pun. Sang sopir bahkan hanya bisa mengandalkan aplikasi peta digital di ponselnya untuk menemukan lokasi tujuan sang pelanggan*. Matanya melirik dari kaca spion. Koper dan juga wajah yang lusuh akibat menangis, sudah dipastikan wanita muda itu tengah mengalami masa sulit saat ini.   Sarmila hanya bisa menunduk, memandangi potret mendiang ayahnya yang sudah tiada. ‘Maafkan Mila, Pak. Mila tak bisa mempertahankan rumah tangga Mila. Bapak jangan sedih di sana, Mila kuat kok,’ batinnya tengah membujuk. ***   Sarmila yang mengenakan seragam dinas miliknya, masih berdiri memandangi Gentala yang tengah memberikan sambutan kepada karyawan-karyawan baru di perusahaannya. Wanita itu menyandar di alat pelnya, tersenyum-senyum mengagumi ketampanan Gentala.   “Jadi, saya harap kalian dapat memberikan kontribusi dan inovasi untuk ikut memajukan Hotel Asmar ini,” tutup Gentala yang mengakhiri pidatonya. Tepuk tangan terdengar riuh sampai dirinya menuruni podium.   Pria yang berusia matang itu hanya memandang datar sekelilingnya. Banyak tatapan kagum yang diberikan oleh para karyawan di gedung perusahaan miliknya. Gentala sudah terbiasa dengan pandangan itu sampai saat ini. Siapa yang tak tahu Gentala Samudra Lintang, pria yang sudah memiliki hotel lebih dari 25 cabang di seluruh Indonesia, yang berhasil melanjutkan kekuasaan ayahnya di saat berusia 30 tahun dan juga menjadi pria sukses di usia muda, tercatat dalam beberapa majalah bisnis nasional dan internasional.   Mata Sarmila terus memandang wajah tampan Gentala. Mata yang bulat dengan manik hitam legam, diiringi bulu mata panjang dan alis yang menukik tajam. Hidung mancung bak seluncuran dengan tulang pipi yang menonjol, didukung dengan body building yang sudah ideal. Gentala, pria dewasa yang berkarisma. Gentala dengan kesempurnaan fisik yang unggul di atas rata-rata, semakin dipuja oleh Sarmila.  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
102.4K
bc

My Secret Little Wife

read
98.7K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.2K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook