bc

Kebangkitan pangeran terlemah

book_age12+
2
FOLLOW
1K
READ
revenge
dark
tragedy
heavy
serious
mystery
straight
loser
special ability
weak to strong
like
intro-logo
Blurb

Blood Dance Kingdom, satu dari empat kerajaan terkuat yang sanggup bertahan dari serangan Beast dan ras Iblis.

Kerajaan manusia yang dianggap sebagai ancaman bagi ketiga kerajaan lainnya karena bermoral rendah dan menjunjung tinggi kekuatan di atas segalanya.

Tak peduli itu berasal dari kalangan bangsawan ataupun rakyat biasa, jika memiliki kekuatan maka mereka akan dijunjung tinggi. Begitupun sebaliknya.

Kerajaan ini hanya mentoleransi keberadaan penyihir, atau orang yang berkualifikasi menjadi penyihir.

Untuk mengetahui kualifikasi tersebut, diperlukan upacara kedewasaan yang akan dilaksanakan setiap kali ada seseorang yang menginjak usia delapan belas tahun.

Jika saat upacara dewasa selesai, terdapat hasil tak berkualifikasi terhadap energi Mana. maka, hanya ada dua masa depan yang akan ditemui. Mati di dalam kerajaan, atau keluar dari kerajaan dan tak boleh kembali.

Aturan k**i tersebut, masih tergolong ringan bagiku. Karena setidaknya, rakyat di negri ini, masih memiliki hak untuk hidup jikalau hasilnya tak memuaskan.

Satu satunya aturan k**i yang menurutku tidaklah adil ialah, aturan yang dibuat khusus untuk anggota kerajaan. Aturan mutlak yang hanya berlaku pada keturunan kerajaan sepertiku.

Diasingkan sejak lahir dari mata dunia, dan baru diperkenalkan ketika sudah lolos upacara kedewasaan dengan hasil yang memuaskan.

Apabila hasilnya tak memuaskan seperti halnya tak berkualifikasi terhadap sihir, maka kematianlah yang akan menunggu.

Setiap kali aku mengingat apa yang telah menimpa kakak kedua di masa lalu, aku selalu gemetar ketakutan.

'Apakah aku akan tiada sepertinya?' pikirku sembari melirik ke arah kakak pertama yang pernah mengeksekusi adiknya sendiri tepat di hadapan semua orang.

"Gale Gavin Blair, segeralah naik ke tengah altar!" Penyihir kerajaan, memanggilku untuk naik ke atas pusat altar.

"Uhm!" Aku mengangguk, kemudian menaiki tangga satu demi satu hingga sampai ke puncak altar yang nampak membentuk Lingkaran.

Simbol sihir dengan tulisan kuno terlukis jelas melingkari altar tersebut. Aku bertugas menginjak dan memutari semua itu sebanyak dua kali, kemudian duduk di tengah altar yang menjadi pusat lingkaran sihir.

"Korbankan darahmu!" Penyihir kerajaan memintaku untuk meneteskan darah, segar ke arah kendi kecil yang telah disiapkan di tengah tengah altar, dengan jarum runcing yang tergeletak di sampingnya.

'Semoga aku memiliki kualifikasi untuk menjadi penyihir!'

'Aku tak boleh gagal, agar dapat terus hidup!' Aku menggunakan jarum runcing yang disiapkan untuk melukai jariku. Kemudian meneteskan darah ke dalam kendi kecil yang berisi air hitam.

Normalnya, lingkaran sihir akan bercahaya sesuai element yang dimiliki, namun ... sejak beberapa menit setelah diriku meneteskan darah ... lingkaran sihirnya tidak bereaksi. Pertanda bahwa, aku bernasib sama seperti kakak keduaku.

"Sayang sekali ... , nampaknya aku uarus menyingkirkan saudaraku lagi!" gumaman kakak pertama mengejutkan diriku.

"

'Apa aku akan tiada sekarang?' pikirku gemetar

seakan tak percaya.

"A ... ayah?" aku mengucap sembarang untuk mengelabui penyihir kerajaan dan kelima saudaraku.

"Apa yang?" semua orang menengok bersamaan. Sementara aku, berlari sekencang mungkin memanfaatkan kelalaian mereka.

"Cih, kejar dia!" suara lantang kakak pertama terdengar jelas di telingaku.

"Padahal kita terlahir dari ibu yang sama, mengapa kau bisa setega ini Kak Neil!" gumamku kesal membayangkan kekejian kakakku yang pernah menghabisi salah satu adik kandungnya yang mana merupakan kakak keduaku.

'Kak Luke! apakah kau mengalami hal ini juga, dulu?!' pikirku tak percaya sembari berlari meninggalkan gedung kebangkitan.

'Padahal kupikir semua rumor itu palsu!'

'Kupikir kak Neil tak sekeji ini hingga benar benar menghabisi saudara kandungnya sendiri!'

'Padahal baru kemarin aku merasa mulai dekat dengannya, apa apaan semua ini!'

'Jika ini mimpi, seseorang tolong bangunkanlah aku!'

chap-preview
Free preview
Awal dari Kemalangan
Blood Dance Kingdom, satu dari empat kerajaan terkuat yang sanggup bertahan dari serangan Beast dan ras Iblis. Kerajaan manusia yang dianggap sebagai ancaman bagi ketiga kerajaan lainnya karena bermoral rendah dan menjunjung tinggi kekuatan di atas segalanya. Tak peduli itu berasal dari kalangan bangsawan ataupun rakyat biasa, jika memiliki kekuatan maka mereka akan dijunjung tinggi. Begitupun sebaliknya. Kerajaan ini hanya mentoleransi keberadaan penyihir, atau orang yang berkualifikasi menjadi penyihir. Untuk mengetahui kualifikasi tersebut, diperlukan upacara kedewasaan yang akan dilaksanakan setiap kali ada seseorang yang menginjak usia delapan belas tahun. Jika saat upacara dewasa selesai, terdapat hasil tak berkualifikasi terhadap energi Mana. maka, hanya ada dua masa depan yang akan ditemui. Mati di dalam kerajaan, atau keluar dari kerajaan dan tak boleh kembali. Aturan k**i tersebut, masih tergolong ringan bagiku. Karena setidaknya, rakyat di negri ini, masih memiliki hak untuk hidup jikalau hasilnya tak memuaskan. Satu satunya aturan k**i yang menurutku tidaklah adil ialah, aturan yang dibuat khusus untuk anggota kerajaan. Aturan mutlak yang hanya berlaku pada keturunan kerajaan sepertiku. Diasingkan sejak lahir dari mata dunia, dan baru diperkenalkan ketika sudah lolos upacara kedewasaan dengan hasil yang memuaskan. Apabila hasilnya tak memuaskan seperti halnya tak berkualifikasi terhadap sihir, maka kematianlah yang akan menunggu. Setiap kali aku mengingat apa yang telah menimpa kakak kedua di masa lalu, aku selalu gemetar ketakutan. 'Apakah aku akan tiada sepertinya?' pikirku sembari melirik ke arah kakak pertama yang pernah mengeksekusi adiknya sendiri tepat di hadapan semua orang. "Gale Gavin Blair, segeralah naik ke tengah altar!" Penyihir kerajaan, memanggilku untuk naik ke atas pusat altar. "Uhm!" Aku mengangguk, kemudian menaiki tangga satu demi satu hingga sampai ke puncak altar yang nampak membentuk Lingkaran. Simbol sihir dengan tulisan kuno terlukis jelas melingkari altar tersebut. Aku bertugas menginjak dan memutari semua itu sebanyak dua kali, kemudian duduk di tengah altar yang menjadi pusat lingkaran sihir. "Korbankan darahmu!" Penyihir kerajaan memintaku untuk meneteskan darah, segar ke arah kendi kecil yang telah disiapkan di tengah tengah altar, dengan jarum runcing yang tergeletak di sampingnya. 'Semoga aku memiliki kualifikasi untuk menjadi penyihir!' 'Aku tak boleh gagal, agar dapat terus hidup!' Aku menggunakan jarum runcing yang disiapkan untuk melukai jariku. Kemudian meneteskan darah ke dalam kendi kecil yang berisi air hitam. Normalnya, lingkaran sihir akan bercahaya sesuai element yang dimiliki, namun ... sejak beberapa menit setelah diriku meneteskan darah ... lingkaran sihirnya tidak bereaksi. Pertanda bahwa, aku bernasib sama seperti kakak keduaku. "Sayang sekali ... , nampaknya aku harus menyingkirkan saudaraku lagi!" gumaman kakak pertama mengejutkan diriku. 'Apa aku akan tiada sekarang?' pikirku gemetar seakan tak percaya. "A ... ayah?" aku mengucap sembarang untuk mengelabui penyihir kerajaan dan kelima saudaraku. "Apa yang?" semua orang menengok bersamaan. Sementara aku, berlari sekencang mungkin memanfaatkan kelalaian mereka. "Cih, kejar dia!" suara lantang kakak pertama terdengar jelas di telingaku. "Padahal kita terlahir dari ibu yang sama, mengapa kau bisa setega ini Kak Neil!" gumamku kesal membayangkan kekejian kakakku yang pernah menghabisi salah satu adik kandungnya yang mana merupakan kakak keduaku. 'Kak Luke! apakah kau mengalami hal ini juga, dulu?!' pikirku tak percaya sembari berlari meninggalkan gedung kebangkitan. 'Padahal kupikir semua rumor itu palsu!' 'Kupikir kak Neil tak sekeji ini hingga benar benar menghabisi saudara kandungnya sendiri!' 'Padahal baru kemarin aku merasa mulai dekat dengannya, apa apaan semua ini!' 'Jika ini mimpi, seseorang tolong bangunkanlah aku!' Pelarianku berlangsung cukup lama dan untungnya berhasil. Semua berkat pakaianku yang tak mencolok seperti halnya rakyat biasa. Meski berstatus pangeran, aku dan seluruh anggota kerajaan yang belum melewati upacara kedewasaan, dilarang keras untuk hidup mewah. Karena itulah pakaianku belum sebagus kelima saudaraku yang berada di gedung kebangkitan tadi. 'Berkat pakaian ini, aku jadi bisa membaur dengan rakyat,' Sayangnya, aku tak dapat bersembunyi di dalam kerajaan selamanya. Karena itulah, tujuanku saat ini ialah pergi menuju perbatasan kerajaan "Gale, berhetilah lari seperti seorang pengecut!" teriak pangeran Troy dengan kapak di tangannya. "Berhentilah berlari, dan biarkan kakakmu ini menghabisimu!" Pangeran Davey menatap tajam dengan pedang merah di tangannya. "Kalian hanyalah kakak tiri baginya, biar Neil saja yang menyelesaikan semua ini. Bukankah begitu, Neil?" tanya pangeran Damon dengan gadah di tangannya. "Cih, berhenti sok akrab denganku!" Neil memunculkan anak panah sihir di tangan kanannya, kemudian memasangnya ke tali busur sihir yang muncul seketika di tangan kirinya. 's**l, kak Neil benar benar berencana untuk membidikku!' Aku berlari sembari tersentak saat melihat pangeran Neil mengarahkan anak panah beracunnya kepadaku. Woooshh 'Si ... s**l!' 'Aku tak bisa menghindarinya!' aku tersentak dalam diam saat anak panah beracun milik pangeran Neil, berhasil mendarat tepat di punggungku. Seketika tubuhku melemas, sementara mataku mulai menggelap. Rasanya aku sedang berlari di tengah kegelapan mulai saat itu. Dan kemudian ... Wooshhh!! Aku terjatuh ke dalam jurang pembatas yang membatasi wilayah kerajaan Blood Dance, dengan wilayah kerajaan Altaria. "Di dia terjatuh ke jurang!" "Apa yang harus kita lakukan!" suara keras pangeran Davey masih terdengar jelas ditelingaku. Kala itu, aku sedang menggantungkan tangan di sebuah akar pohon yang kebetulan tumbuh di sisi jurang yang tak jauh dari permukaan. "Biarkan saja!" "Racunku tak bisa dinetralkan siapapun, Gale pasti akan tiada cepat atau lambat!" suara pangeran Neil terdengar jelas ditelingaku. "Cih, ya sudahlah. Ayo kita pergi!" "Lagi pula, kalau kita memaksa turun. Kita mungkin akan berurusan dengan para paladin yang merepotkan!" Gumam pangeran Troy sembari melangkah pergi. Satu demi satu, para pangeran pergi tanpa terkecuali. Membuat rasa tegangku lenyap meski hanya sedikit. 'Racun yang tak mungkin dinetralkan ya?' 'Dasar kakak breng53k!' 'Kenapa dia setega ini sih kepadaku!' batinku kesal sebelum perlahan kehilangan tenaga untuk memegang akar pohon yang menahan bobotku selama ini. Wooshh!!! Sensasi melesat jatuh, hingga menghantam derasnya sungai dapat kurasakan dengan jelas. Tubuhku begitu sakit dan kesulitan bernapas karena tak dapat digerakkan sama sekali. 'Kemana perginya semua tenagaku?' 'Apakah ini efek dari racunnya?' 'Sepertinya aku tak mungkin untuk hidup lagi ya, sekarang?' 'Bernapaspun sulit sekali. Sudah terlalu banyak air yang telah masuk ke dalam hidung dan mulutku.' 'Kak Luke, sepertinya kita akan segera bertemu!' Aku perlahan kehilangan kesadaran saat tenggelam cukup dalam sembari terseret derasnya sungai.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
639.9K
bc

FATE ; Rebirth of the princess

read
36.0K
bc

Rise from the Darkness

read
8.6K
bc

Marriage Aggreement

read
87.0K
bc

Rebirth of The Queen

read
3.7K
bc

Life of An (Completed)

read
1.1M
bc

Scandal Para Ipar

read
707.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook