BAB 4

1286 Words
Aura, Vito, dan Felix berjalan santai di koridor SMA Hayden. Felix merangkul Aura, sedangkan Aura mengoceh sambil sesekali tertawa bersama Felix. Vito? Ia sibuk bermain ponsel, sebenarnya itu hanya Alibinya. Vito tak benar-benar memberikan fokus sepenuhnya pada ponselnya, ia lebih sibuk mecuri-curi pandang pada adik perempuannya itu. "Woii, Vit!" sapa Ozi sambil menepuk pundak Vito membuat anak-anak Lavoisier itu serentak menoleh "Etdah, keluarga bahagia ya ini?" ledek Nasya lalu terkekeh diikuti Lyn, dan Gigi "Iya dong kak, harus itu." sahut Aura yang kemudian mengapit kedua lengan kakaknya itu. Vito yang terkejut hanya bisa membeku dengan perlakuan Aura. Entah kenapa akhir-akhir ini setiap ia berkontak fisik dengan Aura, ada sesuatu yang menjalar di tubuhnya. Perasaan aneh tapi juga nyaman disaat yang bersamaan.  "Pagi Princess!" sapa Ethan yang baru saja datang diikuti Vedo dan Afkar "Eh, ngapain lu kesini?" sungut Alden yang membuat Ethan menghembuskan nafas kesal.Ia bahkan sebelumnya tak menyadari ada geng Ervito di sana "Eh ada kakak-kakak," gumam Ethan sambil nyengir masam "Gausah sok baik deh lo segala nyapa-nyapa," Timpal Gigi yang membuat Ethan merengut. Aura hanya menggelengkan kepalanya geli. "Eh Ra, mau ke kelas kan? Yuk bareng gue aja. Gue juga mau ke kelas lo nih. Mau ketemu Anjas." ucap Ethan semangat lalu segera mengandeng tangan Aura. Vito yang melihat  hal itu, langsung menepis kasar tangan Ethan membuat semua yang ada di sana terdiam heran, bahkan Felix seketika rela menghentikan tawanya. "Gausah pegang-pegang!" Sentak Vito. Tentu ucapannya membuat kening orang yang ada disana berkerut dalam, tak terkecuali Aura tentunya. "Lo kenapa deh kak? Biasanya juga cuek-cuek aja." Tanya Felix yang seketika membuat Vito sadar akan kebodohannya sendiri.  "Eh, ya eng-engak papa. Lo kan tau sendiri Rara paling risih deket-deket dia." alibi Vito "Udah kak, gapapa," Kata Aura meneggahi "Tuh kak, Aura aja nggak nglarang. Masa lo nglarang sih kak?" timpal Ethan "Diem lo!" Sungut Vito, membuat Ethan mencibir. Aura sendiri hanya memutar bola jengah. Tak sengaja matanya itu menangkap bayangan Bea dan Abel. Secepat kilat Aura langsung berlari mengejar sahabatnya itu, meninggalkan gerombolan geng kakak-kakaknya tersebut.  "Bea! Abel!"pekik Aura sambil berlari meghampiri mereka, meninggalkan tempat ia berdiri bersama teman-teman kakaknya tad. "yah, gagal lagi deh," decak Ethan, membuat Vito kembali megalihkan pandang pada orang di depannya itu. "Gausah sok-sokan tebar pesona di depan Adik gue!" Gumam Vito sebelum akhirnya melenggang pergi, menyisakan teman-temannya yang masih terdim kebingungan.  "Kak? Nggak pergi juga?" Tanya Afkar. Kelima orang itupun saling berpandangan sambil berkedip polos.  "Iya juga ya, ngapain juga kita disini? Yuk cabut." gumam Lyn lalu ikut melenggang pergi bersama keempat temannya yang sudah memasang tampang Coolnya lagi. Felix yang melihat hal itu hanya mengelengkan kepalannya heran. "Fel?" panggil Vedo membuat Felix menoleh "Kakak lo kenapa deh? Kok jadi ganas gitu?" timpal Afkar. Felix sendiri hanya menggaruk tengkuknya bingung "Gatau, kok tiba-tiba gitu ya? Kenapa sih dia?" "Yee ditanya malah balik nanya, b**o banget sih!" sungut Vedo sambil menoyor kepala Felix membuat adik Vito itu mendelik kesal. "Kalo lo noyor kepal gue terus, gue gak pinter-pimter!" Pekik Felix kesal lalu segera meninggalkan teman-temannya yang hanya menggeleng-gelengkan kepala mereka  *** "Kak Vito kok jadi care sama elo sih, Ra?" Tanya Abel sambil menyalin PR fisika milik Aura "Iya, biasanya kan dia cuek-cuek aja lo digodain sama Ethan." sahut Bea yang sibuk membenarkan tatanan rambutnya Aura mengetuk ketukan jarinya di atas meja dengan alis tertaut, seolah-olah ia sedang memikirkan sesuatu yang sangat berat. "Gatau," jawabnya Acuh "Lagi khilaf kali dia, udahlah gausah dipikirin." lanjutnya, membuat kedua temannya itu mencibir.  ditengah kesibukan pagi mereka itu, suara teriakan di depan kelas membuat siswa-siswi di kelas itu serentak mengalihkan perhatian mereka.  "Heh, mana yang namanya Isaura?!" Pekik seseorang di depan kelas Aura membuat semua penghuni yang ada disana diam seketika dan menoleh ke asal suara. Termasuk Bea, Abel, dan Aura tentunya Aura mengernyitkan dahi bingung. Tak biasannya Geng Cewek bermake up tebal itu menghampiri kelasnya, apalagi sekarang tujuannya adalah mencari dirinya. "Loh ngapain mereka kesini?" Gumam Abel pelan sambil menyenggol lengan Bea "Gue tanya sekali lagi. Mana yang namanya Isaura?" Bentak Qamela sang ketua Geng, tapi semuanya masih hening. Tak ada yang berani menyahut, karena mereka yakin kalau geng cewek ini sudah masuk ke suatu kelas dan mencari seseorang, itu pasti bukan hal yang baik. Sedangkan mereka tak mau mempunyai urusan dengan Geng pentolan sekolah jika mereka memberi tahu sesuatu tentang Isaura. Aura pun tak berniat menunjukan dirinya yang sebenarnya. Ia masih duduk tenang sambil memperhatikan keempat seniornya yang sedang bersungut-sungut di depan kelasnya, meskipun sebenarnya perasaannya sudah was-was. Delia salah satu dari mereka mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas. Ia lalu melihat Demi, si cowok nerd dikelas Aura yang sedang menunduk diam sambil sesekali membenarkan kacamatanya yang merosot karena gemetar. "Heh cupu. Kasih tau gue, mana yang namanya Isaura." Bentak Delia sambil mengebrak meja Demi. Demi masih tak bergeming, ia semakin menundukkan kepalanya ketakutan. Aura melihat iba Demi. Tapi ia masih belum mau mengakui dirinya "Kalian gaada yang mau kasih tau gue?" Bentak Qamela di depan kelas "Udah Mel. Kita bikin hidup mereka sengsara aja di sekolah ini." ujar Orzora memanasi "Iya bener tuh yang dibilang, Zora." timpal Pervita "Oke. Kalo kalian gamau kasih tau gue, gue gabakalan biarin hidup kalian tenang selama sekolah disini." gumam Mela tajam, seketika membuat satu kelas tercengang, pasalnya Mela terkenal tak pernah bermain main dengan perkataannya Saat Mela cs sudah bersiap keluar kelas Mipa 1 itu, tiba-tiba Aura berdiri dan menghampiri mereka "Gue Isaura," ucap Aura saat berada tepat dibelakang 4 senior itu Mela cs serempak berbalik dengan wajah garangnya, membuat Aura menelan ludah susah payah "Oh jadi ini yang namanya Isaura." gumam Vita sambil mengangguk-angguk "Kalian ngapain nyari gue?" Tanya Aura to the point, meskipun sebenarnya kakinya sudah selemas jelly potter "Lumayan juga buat ukuran PHO. Ya gak guys?" ujar Mela terkekeh, diikuti ketiga temannya itu. Aura yang mendengar hal itu mengernyitkan dahi bingung "Maksud kakak apa ya?" Tanya Aura "Kenapa baru nongol, hm? Lo takut sama kita-kita?" Tanya Mela tak mengindahkan ucapan Aura "Gak penting. Sorry gue gak takut sama kalian walaupun kalian senior gue. Udah deh kak, gausah basa-basi. To the point aja. Ngapain nyari gue?" Ucap Aura berani "Lo jadi junior aja kok nyolot banget sih?" Sungut Zora geram sambil menunjuk wajah Aura, tapi langsung Aura tepis dengan kasar. "Gausah nunjuk-nunjuk gue." sentak Aura Mela yang sudah geram dengan ucapan Aura langsung maju selangkah membuat suasana kelas itu semakin tegang. Aura memandang tajam Mala berani, ketakutannya sudah hilang entah kemana "Lo gausah sok cantik jadi cewek!" Desis Mala tajam sambil mendorong bahu Aura dengan telunjuknya "Gue emang cantik kok. Lo aja yang katarak gabisa liat orang cantik." sanggah Aura cepat, Bea dan Adel yang mendengar ucapan Aura itu terkikik pelan. Dalam hati mereka mengacungi 10 jempol atas keberanian Aura.  "Lo itu nyo-" belum sempat Qamela menyelesaikan pekikkannya Aura sudah memotongnya terlebih dahulu "Basa-basi!" Potong Aura cepat sambil mencebik cebikan mulutnya. Qamela mengepalkan tangannya geram, gadis di depannya ini benar-benar berani denganya. "Oke gue gak akan basa-basi lagi. Lo, gaush sok kecantikan di depan Ethan! Ethan itu punya gue." desis Mela tajam. Aura yang mendengar hal itu sontak membelalakan matanya tak percaya. Namun sedetik kemudian tawannya pecah "Anjir hahahahaha lo suka sama brondong kak? Ahahaha," kekeh Aura keras. Siswa dan siswi yang mendar hal itu hanya bisa menahan tawannya karena sedari tadi teman-teman Qamela memelototi mereka. "Eh, diem ya lo! Pokoknya gue gamau tau. Lo harus jauhin Ethan." ulangnya lagi. Aura berusaha menetralkan nafasnya yang terenggah-enggah karna tertawa "Okey!" Ucap Aura sambil mengedipkan sebelah matanya lalu berbalik menuju bangkunya, membuat keempat orang yang melabraknya itu melonggo kebingungan "Cuma gitu doang?" Gumam Mela tak percaya Aura berbalik sambil mengernyitkan dahi "Kok masih disini? Pergi gih! Udah selesai kan?" Gumam Aura polos. Mela menahan geramnya lalu segera berbalik sambil menghentakkan kakinya diikuti ketiga temannya. "Anjir, gila lo berani banget!" pekik David mengacungkan 2 jempolnya ke arah Aura. Aura sendiri hanya terkekeh geli Vito mengembangkan senyum dibalik tembok besar yang menghalangi tubuhnya dari jangkauan anak X Mipa 1.  "Lo keren, Ra." gumam Vito pelan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD