3

1246 Words
Takdir yang membuat kita dekat Ku harap takdir takkan membuat kita jauh -Echa- Brruukkkkk Echa menjatuhkan prioritas atas tempat tidur pink bermotif Hello Kitty. Ia menatap langit - langit kamarnya. Dia bingung, seharian ini yang hanya ada dalam pikirannya Aldi saja? Kok gue mikirin dia mulu sih? Apa gue udah gila ya? Batin Echa. "Apa gue kerumahnya aja ya? Kan gue temen sekelasnya jadi wajar dong gue jengukin dia." Gumam Echa yang bingung dengan keadaannya sendiri. Echa membulatkan niatnya untuk pergi menjenguk Aldi. Echa melangkahkan pengambilan kedapur untuk mengambil sesuatu. ********** Sekarang Echa sudah sampai di rumah krim berwarna muda yang tak lain adalah rumah Aldi. Ia berjalan melewati pintu dan langsung mengetuk pintu tersebut. Tok ... tok ..... tok ..... Saat tengah mengetuk pintu rumah tersebut, Echa mendengarkan langkah langkah menuju ke arah pintu. Sepemikiran Echa itu pasti seseorang yang akan membukakannya pintu. Kreeekkkkk Pintu besar itu kini sudah terbuka. Di samping pintu itu di tengah terbuka wanita yang sudah lumayan pergi yang dilepas dengan ramah di Echa. "Cari siapa nak?" tanya ramah nya. "Halo tante saya Echa diterima Aldi. Saya kesini mau jenguk Aldi tante karna denger - denger dia lagi sakit" jawab Echa seraya menyalim tangan wanita didepannya dengan sopan. Wanita kagum saat kagum dengan anak perempuan yang didepannya saat ini karena kesopanan dan santunnya gadis itu untuk orang tua. "Ohh temennya Aldi, tante Mamanya Aldi. Kok Aldi ngga punya cerita ya punya temen secantik kamu?" puji Mama Aldi yang membuat Echa tersipu malu. "Ahh tante bisa aja, makasih tante" "Ohh iya ayoo masuk. Aldi lagi tidur dikamar, dia lagi demam" ajak Mama Aldi Echa bisa melanjutkan langkah kaki wanita yang ada di panggil. Saat tengah berjalan menuju kamar Aldi, Echa melewati ruang keluarga Aldi. Echa melihat begitu banyak foto masa kecil Aldi yang di pajang ada. Echa melangkah langkah mundur saat ia melihat di atas meja di pajang foto masa kecil Aldi yang sangat lucu. Di dalam foto itu Aldi tengah tersenyum lebar menampakan dengan jelas giginya yang ompong. Mama Aldi menoleh kebelakang, ia melihat Echa tengah tersenyum memperhatikan foto Aldi yang begitu lucu itu. "Lucu ya?" Mama Aldi berjalan menghampiri Echa seraya tersenyum. Echa terkejut dan langsung mengalihkan pandangannya pada sumber suara itu. "Ehh iya tante," jawabnya malu. "Aldi kalau di sekolah orangnya gimana Cha?" tanya Mama Aldijelaskan. "Ohh Aldi di sekolah baik kok tan." "Ahh masa sih? Padahal setau tante dari kecil Aldi itu orangnya jahil banget, seneng banget ngisengin orang lain." "Ahh ngga kok Tante, Aldi baik kok di sekolah" bela Echa. Iya tante ..... Dan aku selalu jadi sasaran ke jahilannya tante ..... Lirih batin Echa. ********** Langkah kaki kedua wanita itu berhenti di depan sebuah pintu kamar. "Masuk aja, Aldi nya di dalam kok" ucap Mama Aldi seraya puas lembut bahu Echa. "Tante tinggal ya." Wanita itu akan pergi meninggalkan Echa lebih jauh hingga tak terlihat lagi. Saat Echa akan mengetuk pintu kamar itu, ia berhenti. "Nanti gue ngomong apa ya?" Echa bingung nanti harus menjawab apa atas semua pertanyaan yang akan di lontarkan Aldi pertanyaan. Tok .... tok ... tok ... Echa mengetuk pintu kamar itu, namun ia tak mendapatkan jawaban apa pun. Akhirnya Echa memberanikan itu Membuka pintu kamar itu. Krekkkk ... Echa Buka pintu kamar itu, ia celingak - celinguk ke kanan dan ke kiri untuk melihat kondisi kamar itu. Di atas kasur berwarna biru ia melihat Aldi tengah tertidur. Echa Berjalan masuk ke kamar yang menghampiri Aldi. "Al, bangun dong Al" ucap Echa seraya memukul perlahan tangan Aldi. Aldi terbangun karna ia mendengar suara seseorang membangunkannya. Mata Aldi terbelalak saat ia melihat Echa tengah berada di dalam kamarnya. Ia langsung terbangun dan mendudukan sendiri di atas kasur. "Lo kok ada di kamar gue?" tanya Aldi yang masih di selimuti rasa bingung dan terkejut. "Ya, kamu akan datang kesini buat jengukin lo, kata Lisa lo lagi sakit" jawab Echa gugup. Echa masih berdiri di tempatnya. Sesaat suasana ruangan itu sangat canggung, sedangkan Aldi masih terkejut dengan kehadiran Echa di kamarnya. "Ini gue bawain bubur ayam buat lo, gue denger - denger bubur ayam enak buat orang sakit lagi," tutur ECha. Ia memberikan bubur yang dibawanya pada Aldi. Aldi langsung menerima bubur tersebut, "Makasih ya. Jadi ngerepotin nih gue." "Oh iya duduk Cha," tawar Aldi sambil menepuk - nepuk tempat tidurnya. Echa menuruti perkataan Aldi dan langsung duduk. Sekarang Echa tengah duduk di sebelah cowok yang selalu menerima bengkel setiap hari. Aldi langsung dibuka wadah yang berisi bubur ayam yang dibawa Echa tadi. "Emmm.Wah dari aromanya aja udah enak banget, pasti enak juga enak nih," "ini lo yang masak Cha?" lanjutnya. “Iya, gue yang masak. Jadi kalau kurang enak maaf ya, soalnya gue ngga pinter - pinter banget masaknya,” jelas Echa tulus. "Pasti enak kok, kan masaknya pakai hati" terang Aldi. "Emmm. Kan apa gue, Ini bubur terenak yang pernah gue makan selama ini," puji Aldi seraya menikmati bubur yang ada di coba. "Apaan sih lo Al. Lo tau dari mana kalau gue masaknya pakai hati?" "Yaa tau lah. Memisahkan apa pun seseorang memasak, tapi memasaknya ngga pake hati tetap tetap bakalan ngga enak. Makan bubur yang enak buat dan gue ngerasa bubur enak banget, mau lo masaknya pakai hati." Echa tersenyum malu mendengar ucapan Aldi. "Makasih udah muji masakan gue." "Makasih udah peduli sama gue, makasih udah jengukin gue." Aldi menatap mata Echa penuh arti.Ruangan itu terasa sunyi, Echa dan Aldi masih saling bertatap mata. Tatapan yang penuh arti, hanya mereka berdua yang tau arti dari tatapan itu. Echa tersadar dan langsung memalingkan pandangannya dari Aldi. Baru hari ini untuk pertama kalinya Echa melihat sisi lain dari Aldi selama ini. Aldi yang jahil, Aldi yang menyebalkan, dan Aldi yang selalu mencari cela untuk mendapatkan Echa setiap hari sangat berbanding terbalik dengan Aldi yang di lihat Echa saat ini. Aldi yang melihat Echa saat ini adalah Aldi yang baik, Aldi yang ramah, Aldi yang lembut, dan Aldi yang tidak menyebalkan. "Al, gue bisakah nanya sesuatu ngga sama lo?" "Boleh, asal jangan nanya yang aneh - aneh." "Ihh ya ngga lah. Mau serius Al mau nanya sesuatu sama lo?" "Lo mau nanya apa sih Cha? Kok gue jadi penasaran ya?" "Gue mau nanya, kenapa mulai dari dulu kita kenal di sekolah lo selalu gangguin gue, lo selalu jahilin gue, lo selalu mencari - cari peluang buat gue kesal. Kenapa Al? Apa yang lu ngga suka dari gue sampai lo segitu ngga sukanya sama gue ? " ucap Echa lirih. Echa menundukkan pembicaraan tak mampu lagi berkata - kata. Selama ini Echa selalu suka Aldi tidak suka, makanya Aldi selalu mencari - cari peluang untuk mengganggunya. Aldi meletakkan bubur ayam yang ada di pegangnya di atas meja di sebelah tempat tidurnya. Aldi memegang wajah Echa dengan lembut dan mengangkatnya agar bisa menatap ke depan. Aldi menatap mata Echa begitu dalam. Tatapan yang sulit untuk di artikan oleh Echa, namun Echa bisa merasakan ada rasa senang dalam tatapan tajam namun lembut itu. "Lo mau tau kenapa selama ini gue gangguin lo Cha?" "Lo salah jika selama ini lo mikir gue benci sama lo, sedikit pun gue ngga punya rasa benci ke lo Cha. Gue ngelakuin semua itu karna gue pengen narik perhatian lo Cha, gue pengen bisa minta tolong dari lo Cha." Deg! "Lo itu orangnya cuek banget Cha, susah banget buat dapetin perhatian lo. Gue bersyukur akhirnya setelah dua tahun gue buat buat dapetin perhatian lo ngga sia-sia. Akhirnya sekarang lo perhatikan sama gue Cha." Deg! Echa terdiam mematung mendengarkan semua penjelasan dari Aldi. Bahkan selama ini ia tak pernah berpikir Aldi melakukan itu karena ingin mendapatkan perhatiannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD