Part 14

2168 Words
Seperti layaknya sepasang suami istri, Hyunsoo dan Hyera masih bergelung nyaman di dalam selimut dan saling berpelukan, hingga tidur salah satunya terusik karena cahaya yang masuk dari celah-celah gorden. “Eughhh..” Hyera pun membuka matanya, karena merasa silau terkena cahaya matahari yang masuk dari celah-celah gorden. “Jam berapa ini?” guman Hyera sambil pelan-pelan melepaskan tangan kekar Hyunsoo yang memeluk erat tubuhnya. Lalu Hyera melihat jam digital yang tersimpan rapi di atas nakas. “Ternyata masih pagi lebih baik aku mandi dulu tapi—“ Hyera lupa jika ia tidak membawa pakaian ganti. “Ah.. aku pinjam dulu saja baju Hyunsoo,” guman Hyera. Hyera pun pergi ke walk-in closet di mana seluruh pakaian Hyunsoo tersimpan rapi di sana. “Sepertinya ini kecil, aku pinjam yang ini saja.” Setelah menemukan pakaian yang menurutnya kecil, Hyera pun pergi ke kamar mandi. **** Sementara itu, Yoora tengah membereskan pakaian Hyena, karena hari ini Hyena sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. “Sayang sini aku bantu,” sahut Siwan yang baru saja tiba di ruang perawatan Hyena. “Tidak usah Oppa, lebih baik kau cari sarapan saja.” “Kalau begitu aku cari makanan untuk sarapan kita." “Ne." Yoora yang masih sibuk memasukkan pakaian Hyena ke dalam tas ransel. Siwan pun pergi dari ruang perawatan Hyena. “Eughhh..”. Yoora menoleh saat mendengar suara lenguhan. “Mom, ini jam berapa?” tanya Hyena sambil mengucek-ngucek kedua matanya. “Ini masih pagi, lebih baik kau tidur lagi saja,” jawab Yoora. “Aku ingin ke toilet,” ucap Hyena. “Sini biar Mom bantu.” Yoora beranjak dari tempatnya menghampiri sang putri, lalu memapah Hyena pergi ke kamar mandi. “Kau bisa sendiri?” “Bisa kok Mom, Mom tunggu saja di luar.” Hyena pergi ke dalam kamar mandi, sementara itu, Yoora pun menunggu Hyena di luar. Ceklek “Sayang, kau di mana?” panggil Siwan yang baru saja kembali mencari sarapan untuk mereka. “Di sini sayang!” sahut Yoora. Lalu Siwan menghampiri Yoora. “Sedang apa kau di sini?” “Menunggu Nana,” jawab Yoora. Ceklek “Sudah, sayang?” tanya Yoora yang dijawab anggukkan kepala oleh Hyena. Yoora kembali memapah Hyena ke ranjang, setelah itu ia menghampiri suaminya yang sudah lebih dulu duduk di sofa sambil menata makanan yang baru saja dibelinya untuk sarapan. “Na, kau mau? Kebetulan Dad membeli lebih,” tawar Siwan yang dijawab anggukkan kepala oleh Hyena, karena ia sudah bosan dengan makanan rumah sakit. “Sini biar Mom suapi.” Yoora pun mengambil makanan itu, lalu menyuapi putri kesayangannya. Di sela-sela sarapan mereka, Hyena menanyakan keberadaan Hyera. “Mom apa—“ “Telan dulu makanannya,” ucap Yoora. Setelah selesai menelan makanannya, Hyena kembali melanjutkan perkataannya. "Mom apakah Hyera Eonni sangat sibuk? Sejak kemarin ia tidak mengunjungiku?” “Tidak tahu, tapi sepertinya Eonnimu sangat sibuk, Mom juga lupa belum mengunjungi Eonnimu.” Karena terlalu fokus pada Hyena, ia sampai melupakan putrinya yang lain. “Tadi malam Dad sempat datang ke ruangannya, ternyata dia sudah pulang. Lalu setelah Dad membeli sarapan, Dad mampir lagi ke ruangannya untuk mengantarkan sarapan untuknya, tapi sayang Hyera belum datang dan Dad menanyakan kepada salah satu perawat, katanya Hyera mempunyai jadwal operasi siang.” “Mungkin Hyera lelah, jadi dia langsung pulang dan tidak sempat menjengukmu.” Hyena hanya menganggukkan kepalanya mendengar penjelasan kedua orang tuanya, walaupun dalam hatinya ia sedikit kecewa, karena Hyera tidak menjenguknya. “Sebenarnya aku sangat merindukan Eonni. Sejak dia kembali dari LA, kami belum pernah menghabiskan waktu bersama.” “Bukan hanya kau, Dad juga sama merindukan Eonnimu.” **** “Hoammm..” Hyunsoo meregangkan otot-ototnya yang terasa sangat pegal. Mungkin semalam ia tidak merubah posisi tidurnya, hingga salah satu lengannya terasa sangat pegal, seperti habis tertimpa sesuatu. “Mengapa aku berada di kamar? Siapa yang membawaku pulang?” batin Hyunsoo bertanya-tanya, karena seingatnya tadi malam ia berada di sebuah club malam bersama Jeno. “Apa Jeno yang membawaku pulang?” Hyunsoo terkejut saat mendengar keributan di dapurnya. “Apakah Eomma? Tapi kenapa Eomma tidak memberitahuku terlebih dahulu jika ia akan berkunjung?” Lalu Hyunsoo bergegas ke dapur untuk mengecek siapa yang membuat keributan di dapurnya. Setelah Hyunsoo keluar dari kamarnya, ia mencium harum masakan. Deg Hyunsoo mematung saat melihat Hyera yang tengah memasak di depan sana dengan memakai kemeja putih miliknya. “Kukira belum bangun, karena tadinya aku akan membangunkan Oppa, setelah aku selesai memasak.” Hyera berkata tanpa menoleh ke arah Hyunsoo. Hyunsoo meneguk ludahnya kasar, melihat penampilan Hyera saat ini. Penampilan Hyera benar-benar menggoda imannya. “Are you okay?” Hyera Hyunsoo pun segera mengontrol kembali raut wajahnya. “Ahh.. tidak apa-apa, Ra.” Hyunsoo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil memalingkan wajahnya. “Benarkah? Tapi kenapa Oppa terlihat sangat gugup?” Hyunsoo semakin menjadi salah tingkah, tidak mungkin ia mengatakan jika penampilan Hyera saat ini telah menggoyahkan imannya. “Sebaiknya Oppa mandi dulu. Setelah itu, kita sarapan. Aku telah memasak sup untuk meredakan rasa pusing.” “Baiklah,” balas Hyunsoo. **** Tok tok tok “Sean, bolehkah Eomma masuk?” tanya Sooyoung dari luar kamar. “Masuk saja Eomma, pintunya tidak dikunci!” sahut Sean dari dalam kamar. Ceklek “Mau ke mana kau pagi-pagi sekali sudah rapi?” tanya Sooyoung penasaran. “Tentu saja ke kantor Eomma,” jawab Sean santai. Sooyoung memicingkan matanya. “Benarkah? Tapi Eomma lihat kau seperti bukan akan pergi ke kantor, tetapi terlihat seperti orang yang akan pergi berkencan." Seketika Sean menjadi salah tingkah setelah mendengar perkataan ibunya. Sooyoung tersenyum, sepertinya tebakannya benar. “Sebenarnya Eomma ke mari ingin menanyakan sesuatu kepadamu.” Sean mengerutkan keningnya. “Eomma ingin menanyakan apa?” “Ini. Siapa wanita ini, sepertinya wajahnya terlihat familiar.” Sooyoung menyerahkan beberapa foto Sean dan Hyera saat berkencan kemarin malam di sungai Han. “Eomma ... Eomma mendapatkannya dari mana?” Sean sangat syok saat melihat beberapa foto dirinya dan Hyera saat jalan-jalan di sungai Han kemarin malam. “Hehehe.. sebenarnya Eomma menyuruh seseorang untuk mengikutimu secara diam-diam, karena Eomma dan Yeri curiga jika kau tengah berkencan dengan seseorang.” Sean mengusap kasar wajahnya. “Seharusnya Eomma tidak menyewa seseorang untuk menguntitku!” Sean terlihat sangat marah. “Hehehe.. maaf habisnya Eomma penasaran, belakangan ini kau selalu sibuk dengan ponselmu sampai tersenyum-senyum sendiri dan sudah 2 hari ini kau pulang malam terus." “Tapi tidak seperti itu caranya Eomma, Eomma ‘kan bisa bertanya kepadaku.” “Eomma sangat penasaran, siapa wanita itu?” Sooyoung mendesak putranya agar segera memberi tahu siapa wanita yang berada dalam foto itu. Sejak lama ia menantikan jawaban dari Sean, karena sudah lama juga Sooyoung menyuruh seseorang untuk menguntit putranya. “Dia Kim Hyera saudara kembarnya Aktris Kim Hyena.” Sean akhirnya menjawab pertanyaan ibunya. “Ahh.. pantas saja wajahnya sangat familiar, tapi Eomma sangat senang, setidaknya kau tidak dekat dengan aktris itu.” Seketika raut wajah Sean berubah. “Memangnya kenapa Eomma?” tanya Sean penasaran. “Tidak, hanya tidak suka saja jika kau dekat dengan seseorang dari dunia hiburan. Kalau begitu, cepat kau turun, Appa dan Yeri sudah menunggumu di bawah.” “Iya, Eomma.” Setelah Sooyoung keluar dari kamar Sean, Sean mengusap kasar wajahnya. “Bagaimana ini, Eomma tidak menyetujui hubunganku dengan Hyena.” Sean mengacak-acak rambutnya yang sudah ia sisir rapi. **** Sejak tadi Hyunsoo mencuri-curi pandang ke arah Hyera. “Ada apa? Apakah makanannya tidak enak?” Hyunsoo menggelengkan kepalanya. “Enak, kok.” Hyunsoo kembali menyuapkan nasinya ke dalam mulutnya. “Benarkah?” Hyera memajukan tubuhnya. Hyunsoo menjadi salah tingkah apalagi satu kancing kemejanya terbuka, membuat ia salah fokus. “Emm.. cepat kau kembali duduk di tempatmu!" Hyunsoo mendorong pelan pundak Hyera. Hyera pun duduk kembali seperti semula. “Apakah semalam aku tidak melakukan hal yang aneh-aneh kepada Hyera? Tapi jika aku melakukan hal yang aneh kepada Hyera, pasti dia tidak akan bersikap seperti ini,” batin Hyunsoo. Hyera menaikkan sebelah alisnya saat Hyunsoo menggeleng-gelengkan kepalanya. “Oppa tidak apa-apa 'kan?” tanya Hyera khawatir. Hyunsoo berhenti menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu menoleh ke arah Hyera. “Ra, boleh aku bertanya sesuatu kepadamu?” Hyunsoo menatap serius ke arah Hyera. “Emm.. memangnya Oppa mau bertanya tentang apa?” tanya Hyera penasaran. “Apakah saat tadi malam aku mabuk, apakah aku melakukan yang aneh-aneh terhadapmu?” tanya Hyunsoo hati-hati. “Tidak! Cuman semalam saat aku akan pulang Oppa melarangku,” jawab Hyera. “Huffttt.. syukurlah.” Hyunsoo akhirnya dapat bernapas lega. “Memangnya kenapa?” “Tidak! Aku takut melakukan hal konyol di hadapanmu.” Hyunsoo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. “Dasar.” Hyera melanjutkan kembali sarapannya. **** Ceklek “Selamat pagi Nyonya Kim ... Nona Kim,” sapa Sean saat masuk ke dalam ruang perawatan Hyena sambil membawa sebuket bunga mawar putih. Yoora tersenyum. “Tuan muda Oh.” “Untukmu Nona Kim.” Sean menyerahkan sebuket bunga itu kepada Hyena. “Terima kasih Tuan Oh.” “Panggil saja Sean.” Yoora tersenyum melihat interaksi mereka berdua. “Tuan Oh ... bolehkah aku meminta tolong kepada Anda?” “Tentu saja boleh Nyonya Kim,” jawab Sean sambil tersenyum. “Tolong jaga Hyena, saya akan berbicara dahulu dengan Profesor Han. Apakah boleh?” “Tentu saja boleh Nyonya Kim.” “Terima kasih Tuan Oh, kalau begitu saya mau pergi ke ruangan Profesor Han,” pamit Yoora. Setelah kepergian Yoora, Sean pun menatap serius ke arah Hyena. “Na aku ingin berbicara serius denganmu.” Sean menatap lekat wajah Hyena. **** Suara gelak tawa terdengar di apartemen Hyunsoo. “Ra kembalikan ponselku!” Hyunsoo berusaha mengambil ponsel miliknya yang berada di dalam genggaman Hyera. “Tidak akan aku kembalikan, aku belum melihatnya hahahaha..” Hyera berlari menghindari kejaran Hyunsoo. Mereka pun saling kejar di ruang TV, sampai akhirnya Hyera tersandung ujung karpet. “Aaaa!" Hyunsoo segera menarik tangan Hyera agar tidak terjatuh, tapi sayang Hyunsoo hilang keseimbangan sehingga mereka berdua pun terjatuh. Bruk Tiba-tiba ada yang menekan password apartemen Hyunsoo. “Omo!! Ka-ka-kalian..” Jeno menutup mulutnya. Di hadapannya Hyunsoo tengah menindih tubuh Hyera, ditambah dua kancing kemeja Hyera terbuka karena tidak sengaja ditarik oleh Hyunsoo saat terjatuh tadi. **** Saat ini Hyera dan Hyunsoo tengah disidang oleh Jeno. “Aishh.. kalian ini, untung saja aku datang jika tidak ...” Jeno membayangkan apa yang terjadi, jika ia tidak datang tepat waktu. “Sudahlah, aku tidak ingin melanjutkannya. Aku jadi menyesal menyuruh kau mengantarkan Hyunsoo.” Jeno memicing matanya ke arah Hyera. “Kau salah paham Jen.. aku dan Hyunsoo tidak melakukan itu.” Hyera mencoba menjelaskan apa yang terjadi. “Kau asal tuduh saja tanpa tahu kebenarannya,” imbuh Hyunsoo. “Tentu saja aku curiga lihatlah Hyera.. dia memakai kemejamu ditambah tadi aku melihat kalian dalam posisi sangat intim bahkan kancing atas kemeja Hyera terbuka, jadi apakah aku salah, jika aku curiga kalian telah berbuat hal yang tidak-tidak.” Drt drt drt “Sebentar..” Hyera mengambil ponselnya. Hyunsoo dan Jeno masih berdebat tidak memedulikan Hyera yang saat ini pergi menjauhi mereka. “Halo?” jawab Hyera. “...” “Iya, dengan saya sendiri.” “...” “Annyeong haseo Nyonya Oh, maaf saya tidak tahu jika ini Anda.” “...” “Iya, saya sahabatnya Sean Oppa.” “...” “Hari ini saya shift siang Nyonya Oh.” “...” “Tentu saja boleh Nyonya Oh.” “...” “Iya, pukul sembilan di You Cafe.” “...” “Iya, Nyonya Oh. Sampai jumpa.” Pip “Untuk apa Eomma Sean Oppa ingin bertemu denganku? Dan bagaimana dia tahu nomor ponselku?” Hyera bertanya-tanya dalam hatinya. **** Saat ini suasana hati Hyena sangat baik sampai-sampai ia tersenyum-senyum sendiri mengabaikan orang-orang. Ia teringat dengan kejadian beberapa saat yang lalu ... “Na, aku ingin berbicara serius denganmu.” Sean menatap lekat Hyena. “Ya.” “Kau sudah tahukan jika aku tengah mencari seseorang yang memiliki gelang yang sama denganku.” Hyena menganggukkan kepalanya. “Ya.” “Waktu kecil aku sudah berjanji akan menikahi wanita itu, jika aku bertemu kembali dengannya. Dan setelah bertahun-tahun aku mencarinya, akhirnya aku berhasil menemukan wanita itu dan wanita itu adalah kau Kim Hyena.” Hyena masih terdiam menunggu kelanjutan dari perkataan Sean. Sementara itu, Sean berlutut di hadapan Hyena lalu meraih tangannya. “Dan aku akan menepati janji itu.. Kim Hyena sebelum aku menepati janjiku untuk menikahimu, apakah kau mau berkencan denganku terlebih dahulu?” Sean menatap lekat wajah Hyena. Sementara itu, Hyena syok mendengar perkataan Sean. “Na,” panggil Sean kembali yang kini mulai gelisah menanti jawaban Hyena. “Ya, aku mau.” Hyena mengatakannya dengan malu-malu. “Terima kasih.” Sean memeluk erat tubuh Hyena. Hyena menutup wajahnya mengingat kembali kejadian beberapa saat yang lalu itu. “Maaf Eonni, aku telah mengambil hakmu, karena aku juga mencintai Sean.” Hyena menatap lekat gelangnya yang sebenarnya gelang itu bukan miliknya, melainkan milik Hyera. Tanpa tahu, keputusan yang Hyena ambil akan mengubah kehidupannya dan orang-orang yang ada di sekitarnya di masa depan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD