Part 15

2251 Words
Setelah menerima panggilan telepon dari Nyonya Oh, Hyera pun berpamitan kepada kedua sahabatnya yang masih berdebat. “Oppa.. Jeno.. aku pulang dulu,” pamit Hyera sambil membereskan barang-barangnya. Hyunsoo mengerutkan keningnya. “Kenapa buru-buru, Ra. Bukannya kita ada jadwal operasi nanti siang?” “Aku ada janji dengan seseorang pukul sembilan nanti, jadi sekarang aku harus pulang dulu dan berganti pakaian.” “Biar aku antarkan, Ra,” sahut Hyunsoo. “Tidak usah, aku pesan taksi saja atau menyuruh sopir menjemputku ke mari.” Hyera menolak halus tawaran Hyunsoo. “Aku harus mengantarkanmu sampai rumah dengan selamat, anggap saja ini ucapan terima kasih karena kau telah mengantarkan dan menjagaku semalam.” Hyunsoo bersikeras ingin mengantarkan Hyera pulang. Akhirnya Hyera menyerah dan mengizinkan Hyunsoo mengantarkannya pulang. “Huffttt.. baiklah.” “Sebentar, aku ambil jaket dulu,” sahut Hyunsoo. “Lalu aku?” Jeno menunjuk dirinya sendiri. “Menunggu di sini,” jawab Hyunsoo. “Ishhh.. menyebalkan,” ujar Jeno dengan wajah cemberut. Tak lama kemudian, Hyunsoo kembali dari kamarnya. “Ayo, Ra,” ajak Hyunsoo. “Pokoknya aku ikut kalian,” sahut Jeno. “Terserah.” **** Sejak tadi Sooyoung tersenyum-senyum sendiri setelah menghubungi Hyera. “Bagaimana Eomma?” tanya Yeri penasaran. “Dia mau, Yer,” jawab Sooyoung. “Aku ikut Eomma,” sahut Yeri. “Boleh, kalau begitu ayo kita bersiap. Eomma sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan calon menantu Eomma.” Sementara itu, Mino hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah istri dan putrinya yang sangat antusias sekali ingin bertemu yang konon katanya wanita yang tengah dekat dengan putranya. Namun tak dapat dipungkiri, ia juga sangat senang putranya akhirnya dapat melupakan cinta pertamanya. **** Sejak tadi Sean bersikap sangat ramah kepada semua orang bahkan ia membagikan makanan kepada seluruh karyawannya. “Terima kasih, Sajangnim,” ucap salah satu karyawan. “Sama-sama,” balas Sean sambil tersenyum. “Sepertinya Sajangnim tengah bahagia sampai-sampai ia membagikan makanan kepada kita.” “Iya, itu benar sekali.” Sean pun menghampiri Yongdae yang tengah duduk di meja kerjanya. “Hyung kau tahu tidak?” “Tidak kau belum memberitahunya,” jawab Yongdae sambil memakan makanan yang diberikan Sean. Sean memicingkan matanya.“Hyung tahu tidak alasanku membagikan makanan ke seluruh karyawan?” tanyanya kembali. Yongdae menghembuskan napasnya berat, Sean benar-benar tengah menguji kesabarannya. “Tidak,” jawabnya malas. “Ishhh.. Hyung tidak seru.” “Huffttt.. lalu apa? Aku bukan cenayang yang bisa tahu isi pikirannya.” Yongdae yang kesal acara makannya terganggu oleh atasan sekaligus sahabatnya. Kebetulan saat ini istirahat, jadi mereka tidak bersikap formal seperti biasanya. “Hehehe.. maaf Hyung.” Sean malah cengengesan. Yongdae merotasikan bola matanya malas. “Aku berhasil menemukan wanita kecil itu, cinta pertamaku.” Yongdae tidak jadi menyuapkan pizza ke dalam mulutnya. “Benarkah?” Sean mengangguk. “Iya, Hyung.” “Woahh ... selamat, akhirnya kau berhasil menemukan cinta pertamamu.” Sean tersenyum. “Terima kasih, Hyung.” “Lalu siapa namanya? Kau berhasil bertemu kembali dengannya di mana?” tanya Yongdae sambil menyuapkan pizza ke dalam mulutnya. “Kim Hyena, aktris yang saat ini tengah naik daun,” jawab Sean. “Uhukk.. uhukk..” Yongdae tersedak mendengar penuturan Sean. “Ini, minum dulu Hyung.” Sean memberikan sebotol air mineral kepada Yongdae. Yongdae menerimanya dan langsung meminumnya, setelah merasa lega Yongdae pun menatap serius ke arah Sean. “Benarkah?” “Ya, aku mengetahuinya saat insiden kemarin. Aku melihat Hyena memakai gelang yang sama denganku,” jelas Sean. Yongdae mengerutkan keningnya. “Tapi, bagaimana kau yakin dia orangnya, bagaimana jika bukan?” “Aku yakin Hyung, karena gelang itu hanya ada sepasang di dunia.” “Kalau begitu selamat, aku turut bahagia mendengarnya. Tapi jika kau bersama Hyena, lalu bagaimana dengan Hyera? Mereka 'kan saudara kembar?" Seketika senyuman Sean memudar, ia menjadi gelisah. Entah kenapa ada perasaan mengganjal yang hinggap di benaknya. **** Mobil Hyunsoo berhenti tepat di depan gerbang mansion keluarga Kim. “Terima kasih, apakah kalian akan mampir dulu?” tawar Hyera setelah turun dari mobil Hyunsoo. “Tidak, kemarin aku sudah janji akan mengantarkan Jeno ke toko buku.” Hyunsoo menolak halus tawaran Hyera yang menyuruhnya mampir. Sementara itu, Jeno yang berada di jok belakang tengah menampilkan deretan giginya. “Oppa, kemejanya akan aku kembalikan setelah aku cuci.” “Iya, kalau begitu kita pamit, Ra," pamit Hyunsoo. “Iya, hati-hati." Setelah itu, mobil Hyunsoo pun pergi menjauhi kediaman keluarga Kim. Setelah mobil Hyunsoo tidak terlihat lagi, Hyera pun masuk ke dalam mansion. “Selamat pagi Nona Kim,” sapa seseorang. Hyera menoleh dan mendapati petugas keamanan yang selalu berjaga di mansionnya “Selamat pagi Ahjussi Ahn.” Hyera tersenyum sangat ramah ke arah petugas keamanan itu. Saat Hyera masuk ke dalam mansion, ia mendapati kedua orang tuanya, Jun Yeon, dan juga Irena yang tengah menikmati teh hangat di ruang keluarga. “Loh Ra, kamu mengenakan kemeja siapa sepertinya bukan milikmu?” tanya Yoora sontak membuat semuanya menoleh ke arah Hyera. “Iya itu seperti kemeja untuk pria dan semalam kau menginap di mana?” “Tadi malam Hyunsoo oppa sakit, jadi aku yang menjaganya karena kedua orang tua Hyunsoo oppa masih berada di Jepang dan aku meminjam kemeja milik Hyunsoo oppa, karena aku lupa tidak membawa pakaian ganti,” jelas Hyera. “Lalu bagaimana keadaan Hyunsoo saat ini?” Yoora berubah menjadi panik mendengar Hyunsoo sakit. “Dia sudah membaik Mom, kalau begitu Hyera ke kamar dulu,” pamit Hyera. “Iya.” Sebelum Hyera pergi ke kamarnya, ia mampir terlebih dahulu ke kamar Hyena. Tok tok tok “Na, bolehkah Eonni masuk,” kata Hyera. “Masuk saja Eonni pintunya tidak di kunci,” sahut Hyena Ceklek Hyera tersenyum saat melihat Hyena tengah berbaring di ranjangnya. “Bagaimana kabarmu? Maaf kemarin Eonni tidak sempat menemuimu kembali, karena kemarin Eonni sangat sibuk.” “Tidak apa-apa Eonni,” jawab Hyena sambil tersenyum. Tiba-tiba Hyena mengerutkan keningnya saat melihat kemeja yang dipakai oleh Hyera. “Eonni kau memakai kemeja milik siapa?” “Ini milik Hyunsoo oppa, tadi malam Eonni menginap di apartemennya.” Hyera tersenyum masam saat melihat gelang miliknya yang tengah dipakai oleh Hyena. Gelang itu miliknya, namun karena waktu itu Hyena menginginkannya, ia pun terpaksa memberikannya kepada Hyena. Lalu ingatannya pun terlempar saat Hyena merengek ingin memiliki gelang miliknya itu. Sejak tadi Hyena merengek ingin gelang yang sama dengan milik Hyera. “Dad, aku ingin gelang seperti yang dipakai oleh Eonni,” rengek Hyena. “Nanti Dad belikan ya, sekarang Dad sedang bekerja,” jawab Siwan yang tengah fokus dengan laptopnya. “Tapi Nana inginnya sekarang, bukan nanti,” rengek Hyena. Hyena pun terus merengek hingga Siwan kesal. “Dad..” Hyena terus saja menarik-narik lengan baju Siwan. “Rara,” panggil Siwan. Hyera yang tengah mengerjakan tugas sekolahnya pun menoleh. “Iya, Dad.” “Berikan gelangmu kepada Nana, nanti Dad belikan yang baru,” perintah Siwan. “Tidak mau Dad, ini pemberian dari seseorang yang menolongku saat aku tersesat di Jeju." Hyera menyembunyikan gelang yang tengah dipakainya. “Kim Hyera!” bentak Siwan. Yoora menghampiri Hyera, lalu mengelus lembut punggung Hyera. “Nak, berikan gelang itu kepada Nana, nanti kita beli yang baru.” Yoora mencoba membujuk Hyera. “Tapi Mom—“ “Kau tidak ingin Daddymu marah, kan?” Hyera menggelengkan kepalanya. “Kalau begitu berikan gelangnya kepada Nana. Lihat, sejak tadi Nana merengek kepada Dad yang tengah bekerja,” bujuk Yoora. Hyera pun melirik ke arah adiknya yang terus merengek kepada ayahnya. “Baik Eomma, akan aku berikan gelangku kepada Nana.” “Anak pintar.” Yoora mengusap pelan rambut Hyera. Hyera menghampiri Hyena yang sejak tadi merengek kepada ayahnya. “Na, ini ambil gelang punyaku.” Hyera menyerahkan gelang miliknya kepada Hyena. “Terima kasih, Rara.” Hyena memeluk Eonninya sangat erat. “Eonni.” Hyena melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Hyera. Hyera tersentak kaget. “Ya,” “Kenapa Eonni melamun, apakah Eonni ada masalah?” “Tidak ada. Kalau begitu Eonni ke kamar dulu Na, hari ini Eonni ada janji bertemu dengan seseorang,” pamit Hyera. “Ya, tapi bisakah Eonni meluangkan waktu Eonni untukku? Aku sangat merindukan Eonni.” Hyera masih mematung di depan pintu, lalu berbalik dan tersenyum manis ke arah Hyena. “Akan Eonni usahakan,” jawab Hyera. Setelah mengatakan itu Hyera pun keluar dari kamar Hyena dan masuk ke kamarnya. “Maaf Na, Eonni belum siap menghabiskan waktu denganmu bahkan dengan keluarga ini...,” lirih Hyera. Jujur saja Hyera masih belum bisa melupakan kejadian tujuh tahun yang lalu. **** Sementara itu, Sooyoung dan Yeri sangat antusias sekali. Mereka tidak sabar ingin segera bertemu dengan Hyera, sehingga membuat Mino pusing melihatnya. “Pasti wajahnya sama persis dengan aktris Kim Hyena,” ujar Yeri sambil membayangkan wajah Hyera dengan Hyena. “Tentu saja, mereka ‘kan saudara kembar.” Mino ikut menimpali perkataan Yeri. Mobil Mino pun berhenti tepat di area parkiran You Cafe. “Sayang apakah kau akan ikut ke dalam?” tawar Sooyoung. “Tidak, jika aku ikut pasti suasananya akan terasa canggung,” jawab Mino. “Benar kata Appa, yang ada nanti Hyera Eonni merasa tidak nyaman jika Appa ikut,” sahut Yeri. “Lalu kenapa kau ikut turun?” “Tentu saja aku akan pergi ke sana.” Mino menunjuk bangunan di depan You Cafe. “Untuk apa Appa pergi ke toko mainan?” tanya Yeri kebingungan. “Tentu saja membeli mainan untuk keponakanmu, karena minggu depan noonamu akan pulang.” “Benarkah?” “Mengobrolnya dilanjutkan nanti saja, lebih baik sekarang kita masuk ke dalam Yer, siapa tahu Hyera sudah sampai,” ajak Sooyoung. “Baik, Eomma.” Sooyoung dan Yeri pun masuk ke dalam cafe. Sementara itu, Mino pergi ke toko mainan yang berada di seberang jalan. “Eomma, Yeri pesan minum duluan, ya.” “Terserah kau,” jawab Sooyoung. Tak lama kemudian seorang wanita cantik mengenakan dress pink masuk ke dalam cafe, ia celingukan mencari keberadaan seseorang. “Eomma, itu Hyera Eonni.” Yeri menunjuk Hyera yang tengah celingukan mencari keberadaan mereka. “Kim Hyera,” panggil Sooyoung sambil melambaikan tangannya. Hyera pun menoleh. Ia tersenyum, lalu menghampiri mereka berdua. “Maafkan saya datang terlambat Nyonya Oh.. Nona Oh.” Hyera membungkukkan badannya 90° “Tidak apa-apa, Ra. Kami juga baru tiba benarkan, Yer?” Sooyoung menendang kecil kaki putri bungsunya. “Iya, Eonni kami juga baru tiba.” “Ayo duduk Hyera-ssi,” titah Sooyoung mempersilakan Hyera duduk. “Iya, Nyonya Oh.” Lalu mereka pun berbincang santai sambil menikmati jajanan hits yang berada di cafe tersebut. “Jadi kau sahabatnya Sean,” ucap Sooyoung. “Iya Nyonya Oh.” “No! Jangan panggil saya Nyonya, panggil saja Eomma, karena sebentar lagi kau akan menjadi menantuku.” Perkataan Sooyoung sontak membuat Hyera salah tingkah. “Tapi—“ “Tidak ada tapi-tapian, cepat panggil aku Eomma,” titah Sooyoung. “Eo-eomma ...” Hyera mengucapkannya sedikit agak canggung. “Nah begitu baru betul.” Sooyoung sangat antusias sekali saat Hyera memanggilnya Eomma. “Eonni, sudah berapa lama Eonni bersahabat dengan Sean Oppa?” tanya Yeri penasaran. “Aku kenal dengan Sean Oppa sudah enam tahun,” jawab Hyera. “Ternyata sudah lama juga, ya, Eonni kenal dengan Sean Oppa.” “Iya.” “Kau sangat cantik, Ra. Kau mau tidak menjadi calon menantu keluarga Oh?” tawar Sooyoung. Yeri menepuk jidatnya melihat tingkah ibunya yang sangat wow sekali. Sementara itu, Hyera salah tingkah mendengar pertanyaan Sooyoung. “Eomma.” Yeri menarik baju ibunya. “Bagaimana? Apakah kau mau?” Tapi Hyera hanya menunduk saja, ia tidak berani menjawab pertanyaan atau mungkin tawaran dari Sooyoung. “Eomma anggap jawabannya iya,” sahut Sooyoung kembali. “Eomma!” tegur Yeri. “Hehehe.. maaf Eonni.” Yeri merasa tidak enak dengan Hyera. **** Hari ini Hyena kembali beraktivitas seperti biasanya. “Kau yakin sudah tidak apa-apa?” tanya Baekhoon khawatir. Saat ini mereka berada di agensi PCY Entertainment, agensi yang menaungi Hyena sampai saat ini. “Aku baik-baik saja.” Semua staff PCY Entertainment menyapa Hyena dan Baekhoon. “Sajangnim.” Baekhoon langsung membungkukkan badannya saat melihat kedatangan Yeol beserta sekretaris Chou. Sementara itu, Hyena masih berdiam diri memperhatikan Yeol yang berjalan ke arahnya. Baekhoon melirik ke arah Hyena, lalu menarik tubuh Hyena agar membungkukkan badannya. “Hey dia CEO baru itu.” Baekhoon berbisik kepada Hyena. Seketika Hyena melotot dan merutuki kebodohannya. “Maafkan saya Sajangnim atas kelancangan aktris Kim Hyena.” Baekhoon meminta maaf pada Yeol. “Tidak apa-apa manager Byun, mungkin Hyena-ssi belum mengetahui aku CEO barunya,” ujar Yeol sambil menatap lekat wajah Hyena. Hyena yang ditatap seperti itu merasa gugup. Tak lama kemudian, pintu lift terbuka. Yeol dan Sekretaris Chou pun masuk ke dalam lift. “Kalian tidak ingin masuk?” “Duluan saja Sajangnim,” sahut Baekhoon. “Cepat masuklah kalian akan lama menunggu lift yang satunya lagi.” Akhirnya Baekhoon dan Hyena pun masuk ke dalam lift. Suasana di dalam lift sangat mencekam aura yang di keluarkan Yeol membuat tiga orang yang berada di dalam lift menjadi canggung. “Hyena-ssi apakah lenganmu sudah membaik?” Yeol melirik lengan sebelah kiri Hyena yang masih dibalut perban. “Sudah Sajangnim,” jawab Hyena. “Maaf, saya tidak sempat menjengukmu.” “Tidak apa-apa Sajangnim, lagi pula keadaan saya tidak terlalu parah,” balas Hyena. Keadaan pun menjadi hening kembali. Ting “Sajangnim kami duluan,” pamit Baekhoon sambil membungkukkan badannya, lalu menarik tangan Hyena keluar dari dalam lift. “Ya.” Yeol menganggukkan kepalanya. Yeol memandang punggung Hyena sambil tersenyum. “Menarik,” guman Yeol.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD