Part 13

1743 Words
Mereka berdua masih berada di sungai Han memandangi indahnya langit Seoul yang kini bertaburan bintang. “Ra.” Sean melambaikan tangannya di depan wajah Hyera. Hyera tersentak. “Eoh ... ada apa Oppa?” Sean mengerutkan keningnya. “Kau kenapa, Ra? Sejak tadi Oppa perhatikan kau melamun, kalau ada masalah kau bisa menceritakannya kepada Oppa.” Sean mengusap pelan rambut Hyera. “Tidak apa-apa Oppa,” jawab Hyera. “Benarkah?” tanya Sean yang masih belum percaya. “Iya Oppa, aku baik-baik saja.” Hyera tersenyum manis kepada Sean. Sean membalas senyuman Hyera. “Bagaimana kalau kita duduk di bangku itu. Apakah kau mau?” “Boleh Oppa.” **** Sejak tadi Hyunsoo melamun memikirkan perkataan Hyera. “Cukup Hyung, kau sudah terlalu banyak minum!” Jeno menahan tangan Hyunsoo yang akan menenggak kembali winenya. “Lepaskan, Jen.” “Tidak Hyung, kau sudah terlalu banyak minum, itu tidak baik untuk kesehatanmu!” Jeno memperingati Hyunsoo sebagai Dokter sekaligus sahabatnya. Tiba-tiba saja Hyunsoo menangis. “Hiks ... hiks ... dia tidak mencintaiku Jen, hiks ... hiks ... bahkan kejadian kemarin ia menyuruh melupakannya,” racau Hyunsoo. Jeno menepuk-nepuk pelan punggung Hyunsoo berusaha menguatkannya. “Sabar, Hyung.” “Sebegitu tidak berartinya aku di hidupnya hiks ... hiks ... apakah aku tidak mempunyai kesempatan untuk hik .. hik ..” Tiba-tiba Hyunsoo cegukan, karena terlalu banyak minum. Dan setelah mengatakan itu Hyunsoo pun tidak sadarkan diri karena terlalu banyak minum. Jeno menatap sendu ke arah sahabatnya. “Aku tidak tega melihat Hyung seperti itu,” guman Jeno. Lalu meraih ponselnya yang tergeletak di meja bar dan langsung menghubungi seseorang. “Apakah kau sibuk?” tanya Jeno. “...” “Tolong jemput Hyunsoo di club. Dia sudah mabuk berat dan aku tidak bisa mengantarkannya, karena ada jadwal yang mendadak.” “...” “Terima kasih, Ra.” Pip Jeno menoleh ke arah Hyunsoo. “Aku berjanji akan membuat kau bersatu dengan Hyera. Aku tidak bisa melihat kau seperti itu.” Jeno menatap prihatin ke arah sahabatnya. Jeno sudah bertekad akan melakukan apa pun agar Hyunsoo yang sudah ia anggap seperti saudaranya sendiri bersatu dengan cinta pertamanya. **** Sean terus saja menggoda Hyera dengan terus memotret wajah Hyera. “Oppa, sudah cukup!” “Hahaha ... lihatlah wajahmu, Ra.” Sean memamerkan hasil jepretannya. “Tidak! Aku terlihat sangat jelek. hapus fotonya Oppa!” “Justru kau terlihat sangat lucu Hahaha ...” “Ishhh ... Oppa kemarikan, aku akan hapus fotonya.” Hyera berusaha merebut ponsel Sean. “Tidak!” Sean langsung berlari menghindari Hyera. “Oppa, kemarikan ponselmu!” Mereka pun saling kejar hingga akhirnya Sean tersandung dan menimpa tubuh Hyera. “Ahh..” Bruk Hyera dan Sean saling pandang, lalu Sean mencium kening Hyera. “Terima kasih. Selama ini kau selalu berada di sisiku.” Sean mengatakannya tepat di telinga Hyera. Hyera meremang mendengar suara dan embusan napas Sean yang tepat berada di daun telinganya. “Astaga! Jika kalian ingin berbuat m***m jangan di mari, m*****i mataku saja!” omel Ahjussi yang memergoki mereka berdua. Sean dan Hyera pun langsung bangkit, membenahi pakaian mereka yang terlihat acak-acakan akibat insiden tadi. “Maafkan kami, Ahjussi.” Sean dan Hyera membungkukkan badannya 90° Ahjussi itu menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah laku pasangan di hadapannya. “Cepat kalian cari hotel terdekat, lain kali jangan lakukan di tempat umum!” nasihat Ahjussi itu menatap tajam mereka berdua. “Ahjussi Anda salah paham—“ Tetapi sayang, Ahjussi itu sudah berlalu dari hadapan mereka. “Dasar anak muda, tidak tahu tempat jika ingin berbuat m***m,” gerutu Ahjussi itu yang masih dapat didengar oleh mereka berdua. Kedua pipi mereka pun bersemu setelah mengingat kejadian yang barusan terjadi. “Maaf, Ra.” “Tidak apa-apa, Oppa.” Suasana mendadak menjadi canggung. “Ini sudah malam, bagaimana jika kita pulang saja?” tawar Sean. “Iya, Oppa.” **** Sementara itu, di ruang perawatan Hyena, kini terdapat Jaemin yang baru mempunyai waktu senggang untuk menjenguk Hyena. “Bagaimana keadaanmu?” tanya Jaemin. “Sangat baik, Jae.” Hyena menjawab pertanyaan Jaemin, laki-laki yang dekat dengannya saat ini. “Benarkah?” “Ya.” “Tapi katanya kau terluka dan mengalami cedera parah.” Jaemin menyampaikan informasi yang ia dengar dari orang-orang dan media masa. “Hahaha ... kau percaya dengan berita yang saat ini tengah beredar?” Dengan polosnya Jaemin menganggukkan kepalanya. “Itu bohong Jae. Aku tidak apa-apa, hanya sedikit lecet di bagian lengan dan pelipis. Selebihnya aku baik-baik saja.” “Huffttt ... syukurlah kukira kau terluka parah.” “Terima kasih kau sudah mengkhawatirkan keadaanku.” Hyena tersenyum ke arah Jaemin. “Sama-sama.” Jaemin membalas senyuman Hyena. Ceklek “Eoh .. ternyata ada tamu,” kata Yoora. “Annyeong Nyonya Kim, Tuan Kim.” Jaemin membungkukkan badannya 90° “Annyeong Jaemin-ah, senang bertemu denganmu biasanya saya melihatmu di televisi,” kata Yoora sambil tersenyum. “Kau lawan mainnya Hyena di drama terbaru itu?” tanya Siwan. “Iya Tuan Kim, saya temannya Hyena sekaligus lawan mainnya di drama terbaru kami,” jawab Jaemin. Lalu Jaemin pun berbincang dengan kedua orang tua Hyena **** Mobil Sean pun berhenti tepat di depan mansion keluarga Kim. “Terima kasih, Oppa,” ucap Hyera. “Sama-sama, Ra.” Saat Hyera akan melepaskan sabuk pengamannya, tiba-tiba saja sabuk pengamannya sulit dilepas. “Ishhh ... kenapa sulit dilepas,” gumam Hyera. Sean pun menoleh lalu tersenyum. Deg Hyera merasakan ada embusan napas seseorang di lehernya. “Oppa ...” Sean berusaha membantu melepaskan sabuk pengaman Hyera. “Nah, selesai,” ucapnya lalu menoleh ke arah Hyera. Pandangan mereka saling beradu cukup lama, hingga akhirnya .... Cup “Oppa!” Hyera terkejut saat Sean mencium pipinya. “Hehehe ... Maaf, Ra. Habisnya kau sangat menggemaskan.” Kedua pipi Hyera sudah memerah seperti tomat, Hyera pun langsung turun dari mobil Sean. “Oppa mau mampir dulu?” tawar Hyera. “Terima kasih, tapi Oppa akan langsung pulang. Kalau begitu Oppa pamit ya, Ra. Sampaikan salam Oppa kepada orang tuamu,” pamit Sean. “Iya, Oppa. Hati-hati, jangan mengebut,” pesan Hyera. Mobil Sean pun melaju menjauhi mansion keluarga Kim. Setelah mobil Sean tidak terlihat lagi, baru Hyera masuk ke dalam mansion. “Kau diantarkan oleh siapa sepertinya bukan Hyunsoo?” tanya Jun Yeo penasaran. “Astaga!” Hyera terkejut mendapati kakak dan kakak iparnya di ruang keluarga sedang menonton televisi. “Ishh ... Oppa mengagetkanku!” Hyera menatap sebal ke arah kakaknya. “Hehehe ... maaf. Siapa yang mengantarkanmu pulang? Sepertinya bukan Hyunsoo. Apakah dia kekasihmu?” tanya Jun Yeon penasaran. Seketika kedua pipi Hyera bersemu. “Ahh ... ternyata benar jika dia kekasihmu. Siapa namanya? Dia berasal dari keluarga mana? Apa pekerjaannya? Sudah berapa lama kau berhubungan dengannya?” tanya Jun Yeon bertubi-tubi. Hyera memutar bola matanya malas. “Dia bukan kekasihku.” Hyera langsung pergi ke lantai dua, di mana kamarnya berada. “Dasar anak itu,” gerutu Jun Yeon. “Kenapa sayang?” Irena menghampiri suaminya sambil membawa dua gelas teh hangat. Di sisi lain, Hyera tengah tersenyum-senyum sendiri sambil terus memegangi pipinya yang dicium oleh Sean. Drt drt drt Hyera mengerutkan keningnya. “Jeno? Tidak biasanya dia menghubungiku?” Ia pun mengangkat panggilan masuk dari Jeno. “Ya, Halo,” jawab Hyera. “...”. “Tidak, memangnya kenapa Jen?” “...”. “Iya, aku akan segera ke sana.” Hyera terlihat panik. Pip “Kenapa dengan Hyunsoo Oppa? Tidak biasanya ia pergi ke club sampai mabuk seperti itu?” batinnya bertanya-tanya. Hyera pun terburu-buru menuruni anak tangga. Jun Yeon dan Irena yang tengah menonton televisi pun menoleh ke arah Hyera. “Kau mau ke mana lagi, Ra? Kenapa kau terburu-buru seperti itu?” tanya Jun Yeon terheran-heran. “Emm ... temanku sakit Oppa, sekarang dia tengah membutuhkan bantuanku,” jawab Hyera. Hyera sengaja berbohong, ia tidak mau kakaknya tahu jika ia akan pergi ke club menjemput Hyunsoo. “Ya, kalau begitu hati-hati.” Hyera tidak menghiraukan perkataan kakaknya, ia terlalu panik dan ingin cepat-cepat sampai di club. **** “Aishhh ... di mana Hyera?” Jeno melirik jam tangannya. “Hyera ... Kim Hyera ... saranghae,” racau Hyunsoo. Jeno menoleh ke arah Hyunsoo yang sejak tadi meracaukan nama Hyera. Drt drt drt “Halo,” jawab Jeno. “...” “Kau di mana?” Jeno celingukan mencari keberadaan Hyera. “...” Jeno pun menemukan keberadaan Hyera yang tidak jauh darinya. “Coba lihatlah ke sebelah kanan, aku ada di situ,” ucap Jeno sambil melambaikan tangannya. “...” Hyera pun menghampiri mereka berdua. “Ra,” panggil Jeno. “Mengapa Hyunsoo sampai mabuk seperti ini?” tanya Hyera khawatir. “Ra, tolong antarkan Hyunsoo ke apartemennya, sekarang aku ada jadwal mendadak.” Jeno mencoba mengalihkan topik pembicaraan. “Baiklah, tapi bantu aku angkat Hyunsoo ke dalam mobil,” pinta Hyera. Lalu Jeno memapah Hyunsoo hingga ke mobil. “Terima kasih Jen.” “Sama-sama, Ra. Kalau begitu aku pamit, Ra. Kau antarkan Hyunsoo sampai selamat ke apartemennya. Maaf jika aku merepotkanmu,” ucap Jeno tidak enak. “Iya, Jen. Hati-hati,” pesan Hyera. Hyera menoleh ke arah Hyunsoo yang kini berada di samping kursi kemudi. “Huffttt ... apa Oppa mempunyai masalah sehingga melampiaskannya kepada minuman?” Lalu Hyera mengantarkan Hyunsoo ke apartemennya. Sesampainya di apartemen Hyunsoo, Hyera membawa Hyunsoo ke kamarnya. “Jangan pergi, Ra. Aku mohon ... jangan tinggalkan aku,” racau Hyunsoo menahan tangan Hyera yang akan pergi. “Tapi Oppa—“ Hyunsoo malah menarik Hyera ke dalam pelukannya. “Oppa ...” Hyera ingin melepaskan pelukan Hyunsoo, namun Hyunsoo malah memeluk Hyera semakin erat. Akhirnya Hyera pasrah dan menemani Hyunsoo sampai ketiduran. **** Sementara itu, Sean sejak tadi tersenyum-senyum sendiri. “Hyera ... Hyera ...” Sean terkekeh geli saat mengingat kembali kejadian di sungai Han. Lalu Sean membuka ponselnya dan mencari foto Hyera. “Kau sangat lucu, Ra.” Namun perhatian Sean teralihkan saat melihat gelangnya yang berada di atas nakas. “Huffttt ... Hyena.” Sean memainkan gelangnya. Entahlah, ia merasa bingung dengan semua ini. Ia merasa nyaman dengan Hyera, karena selama ia menempuh pendidikan di LA, Hyera 'lah yang selalu ada untuknya. Sementara itu, Hyena adalah cinta pertamanya, orang yang ia cari-cari selama ini. “Arghh! Lebih baik aku tidur saja.” Sean meletakkan kembali gelang dan ponselnya di atas nakas.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD