Part 12

1855 Words
Wanita cantik tadi pun berlari menghampiri Yeol. “Oppa!” “Hey, jangan lari, nanti kau jatuh!” Yeol memperingati wanita itu. “Oppa aku sangat merindukanmu,” ucap wanita itu yang kini sudah berada di dalam dekapan Yeol. “Oppa juga sangat merindukanmu, Chae.” “Ekhemmm ... apa kau tidak merindukan Eonni?” ucap seseorang yang berada di belakang mereka. Chaeyoung melepaskan pelukannya. “Aku juga merindukanmu Eonnie.” “Eonni juga merindukanmu, Chae.” Mereka berdua saling berpelukan, melepas rindu. Yeol menghampiri orang tuanya. “Appa ... Eomma ...” “Hi Son, how are you?” tanya Haneul. “I’m fine Appa, how about you?” “I’m fine,” balas Haneul. Sementara itu, Seohyun tengah melepas rindu dengan kedua cucunya. “Grandma sangat merindukan kalian.” Seohyun tidak berhenti menciumi wajah kedua cucunya. “Uhh ... Grandma stop.” Jisung putra pertama Yeol mencoba menghindari ciuman neneknya. “Hahaha ... baiklah.” Seohyun pun melepaskan Jisung. “Kalau begitu ayo kita pulang. Ahjumma Ahn telah menyiapkan makanan kesukaan kalian,” sahut Haneul yang kini tengah merangkul Yeol. “Emm maaf ... sepertinya Chaeyoung tidak bisa ikut makan siang bersama kalian,” ujar Chaeyoung. Yeol menaikkan sebelah alisnya. “Why?” “Aku akan menjenguk sahabatku di Asan Medical Center,” jawab Chaeyoung. “Kalau begitu, sampaikan salam dari Eomma kepada Hyena,” kata Seohyun. “Ya,” Mereka pun pulang ke mansion keluarga Park, kecuali Chaeyoung yang akan menjenguk Hyena di Asan Medical Center. **** Hyena tengah melamun memikirkan perkataan Sean kemarin, sambil memperhatikan gelangnya. “Huftt ...” Hyena menghembuskan napasnya kasar. Tiba-tiba ada yang membuka pintu ruang perawatan Hyena. Ceklek Mata Hyena berbinar saat melihat kedatangan Hyera dan Calista. “Eonni!” Hyera hanya menanggapinya dengan senyum. Sebenarnya ia malas bertemu dengan Hyena, karena ia belum bisa melupakan kejadian kemarin. “Bagaimana keadaanmu?” “Aku baik-baik saja Eonni. Kenapa baru sekarang menjengukku? Sejak kemarin aku menunggu kedatangan Eonni.” “Maaf, kemarin Eonni sangat sibuk, jadi Eonni tidak sempat menjengukmu.” Hyera tidak sepenuhnya berbohong selain gara-gara insiden kemarin, Hyera juga sangat sibuk dengan pekerjaannya sebagai seorang Dokter. “Baek ini ada makanan untukmu kebetulan tadi aku dan Calista mampir ke cafe depan.” Hyera meletakkan kantung plastik yang berisi makanan itu di atas meja. “Terima kasih, Ra.” Baekhoon langsung membuka kantung plastik itu. “Ekhemmm ... bagaimana dengan lenganmu, apakah masih terasa sakit?” Calista memegang lengan Hyena dengan sedikit menekannya hingga membuat Hyena meringis kesakitan. “Awwss ...” “Cal!” Hyera menatap tajam ke arah Calista. “Maaf aku hanya mengeceknya saja,” balas Calista. Sementara itu, Hyera menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Calista. Ia sebenarnya tahu jika Calista melakukannya dengan sengaja. “Sebenarnya lenganku sudah tidak terasa sakit, kecuali dipegang seperti tadi,” ujar Hyena. Dalam hati, Hyena menyumpah serapahi Calista yang seenaknya menekan lukanya mentang-mentang dia seorang perawat. “Ra, sebentar lagi Nyonya Jeon akan berkonsultasi denganmu.” Calista mengingatkan jadwal Hyera. “Hampir saja aku lupa, terima kasih, Cal. Na, Eonni pamit, jika Eonni tidak sibuk Eonni akan mengunjungimu lagi,” pamit Hyera. “Ya, Eonni.” Setelah kepergian Hyera dan Calista, Baekhoon pun mendekati Hyena. “Kau tidak apa-apa?” tanya Baekhoon khawatir. “Aku baik-baik saja Baek, barusan dia menekannya sangat kuat,” adu Hyena. “Dasar nenek sihir seenaknya saja menekan luka orang lain, mentang-mentang dia seorang perawat,” omel Baekhoon. “Sudah, Baek. Bagaimana jika dia mendengarnya!” “Bagus jika dia mendengarnya, lagi pula aku tidak menyukainnya. Dia sangat menyebalkan, aku sampai heran kenapa Jongin mau berkencan dengannya.” Hyena mengangguk menyetujui perkataan Baekhoon. Memang benar jika semua sahabat Hyera sangat jutek dan galak, terkecuali Eunbi yang selalu ramah kepada semua orang. **** Sejak tadi Calista menggerutu menyumpahi Hyena dengan berbagai u*****n. “Rasa-rasanya tadi aku ingin sekali mencekiknya. Bisa-bisanya dia tersenyum sangat manis terhadapmu!” omel Calista. Calista sendiri sudah mengetahui kejadian kemarin dari Jeno. “Nanti kau akan masuk penjara jika kau mencekik Hyena,” timpal Hyera. “Biarkan, lagi pula aku sangat kesal dengan dia yang selalu merebut apa yang menjadi milikmu!” “Jika kau ingat Sean bukan milikku.” Hyera mengoreksi perkataan sahabatnya. “Maaf, maksudku bukan begitu, Ra.” Calista merasa bersalah. Hyera tersenyum. “Tak apa, Cal. Kau tidak perlu minta maaf.” “Jika aku jadi kau, akan aku pastikan dia akan—“ “Akan apa?” Hyera dan Calista membalikkan tubuh mereka ke belakang, melihat siapa yang menimpali obrolan mereka. “Jongin/Oppa!” “Annyeong,” sapa Jongin. “Sedang apa kau di sini?” “Aku baru saja mengantarkan Seoli dan Chaeyoung yang ingin menjenguk Hyena,” balas Jongin. “Begitu, lalu di mana mereka sekarang?” Calista celingukan mencari keberadaan Seoli dan Chaeyoung. “Kenapa menanyakan Seoli, kau merindukannya, ya?” goda Jongin. “Yang benar saja aku merindukannya.” Calista mendelikkan matanya ke arah kekasihnya. Bisa dikatakan Calista dan Seoli mirip seperti Tom and Jerry yang setiap bertemu akan selalu ribut. “Kalau rindu bilang saja Cal jangan disembunyikan seperti itu.” Hyera ikut menggoda Calista. “Kalian berdua sangat menyebalkan!” “Hahaha ...” Tapi tawa mereka terhenti ketika berpas-pasan dengan Hyunsoo beserta beberapa perawat yang mendampinginya. “Annyeong Dokter Do,” sapa Hyera tersenyum canggung. “Ya.” Hyunsoo juga ikut tersenyum canggung. Bukan hanya mereka berdua saja yang merasa canggung, tetapi Calista, Jongin beserta beberapa perawat juga ikut merasa canggung. “Kami duluan Dokter Kim, Suster Jung, Tuan Kim. Mari,” pamit Hyunsoo. Hyera pun merasa sangat lega setelah Hyunsoo dengan beberapa perawat yang mendampinginya telah pergi. “Huffttt .. syukurlah.” “Sebenarnya ada apa ini? Mengapa kalian merasa canggung?” Jongin mengangkat sebelah alisnya. Sementara itu, Hyera dan Calista saling pandang. “Tidak ada apa-apa, mungkin hanya perasaanmu saja,” jawab Hyera. **** Sementara itu, di ruang perawatan Hyena sangat ramai dengan gelak tawa Chaeyoung, Seoli, dan Baekhoon. “Hahaha..” “Benarkah? Kalau aku melihatnya secara langsung, pasti aku tidak bisa menahan tawaku.” “Aku sangat merindukan momen seperti ini, kapan terakhir kali kita berkumpul?” tanya Seoli. “Emm, sepertinya bulan lalu kita berkumpul seperti ini,” jawab Hyena. “Kalian, sih, sangat sibuk, sehingga kita tidak bisa berkumpul seperti ini,” timpal Chaeyoung. “Hey, berkacalah! Kau juga sibuk. Bahkan lebih sibuk dari kami.” Baekhoon menimpali ucapan Chaeyoung. “Sudah jangan berdebat, yang pasti kita sama-sama sibuk.” Hyena menengahi. Chaeyoung sendiri adalah salah satu member Girlband terkenal di Korea Selatan bahkan manca negara. Sementara itu, Seoli seorang penulis naskah drama dan film terkenal di Korea Selatan. “Kudengar oppamu telah kembali ke Seoul, ya?” tanya Baekhoon. “Iya, dia baru tiba tadi siang.” Chaeyoung menjawab perkataan Baekhoon. “Wah, jadi benar mengenai berita itu?” tanya Baekhoon penasaran. “Iya, berita itu benar. Oppa akan menggantikan Appa di PCY Entertainment.” “Aku penasaran, seperti apa wajah oppamu itu. Aku hanya melihatnya di foto yang terpasang di rumahmu, aku tidak pernah melihatnya secara langsung.” Chaeyoung menaikkan sebelah alisnya “Kau belum pernah melihat oppaku?” tanyanya pada Hyena. Hyena menggelengkan kepalanya. “Oppa Chaeyoung sangat tampan. Jika dia belum mempunyai istri dan anak, pasti aku sudah mendaftarkan diriku menjadi istrinya.” Seoli sambil membayangkan wajah kakak Chaeyoung. “Mimpi saja kau. Aku orang pertama yang menolakmu dari daftar calon istri oppaku!” **** Saat ini Hyera tengah membereskan barang-barangnya, karena rencananya malam ini ia akan menemani Sean jalan-jalan. Drt drt drt Hyera mengambil ponselnya dan tersenyum saat melihat nama yang menghubunginya. “Halo,” jawab Hyera. “...” “Ne Oppa jam kerjaku sudah habis.” “...” “Benarkah?” “...” “Iya, kalau begitu aku akan segera ke sana.” “...” Pip Setelah itu, Hyera melanjutkan kembali memasukkan beberapa barangnya ke dalam tas. Ceklek “Ra,” panggil Hyunsoo. “Ya?” “Emm ... begini ... ahh ... tidak.” Hyera yang tadinya gugup menjadi bingung melihat Hyunsoo seperti itu. “Ada apa, Hyun?” “Masalah kemarin—“ Hyunsoo menjeda sebentar perkataannya. “Maaf.” Hyunsoo menundukkan kepalanya, ia tidak berani menatap wajah Hyera. “Untuk masalah kemarin—“ “Sebaiknya kita lupakan saja.” Walaupun begitu di dalam hatinya, Hyera masih menjerit-jerit mengenai kejadian kemarin. “Eoh .. baiklah.” Hyunsoo tersenyum paksa. “Apakah jadwalmu sudah selesai?” tanya Hyera. Hyunsoo menganggukkan kepalanya. “Lantas kau sendiri?” “Sudah.” “Kalau begitu mari kita pulang bersama,” ajak Hyunsoo. “Maaf, aku sudah ada janji dengan seseorang.” Hyera menolak ajakan Hyunsoo. Seketika senyuman Hyunsoo luntur. “Eoh ... hhmm ... baiklah.” Hyunsoo tersenyum paksa. Hyera merasa tidak enak dengan Hyunsoo, karena menolak ajakan Hyunsoo. Namun mau bagaimana lagi, ia sudah ada janji dengan Sean. “Kalau begitu, aku duluan, Hyun.” Hyera berpamitan pada Hyunsoo. “Ya, hati-hati di jalan.” Setelah Hyera pergi dari ruangannya, Hyunsoo melunturkan senyumannya. “Lupakan saja, ya. Hahaha ... Hyunsoo ... Hyunsoo ... bodohnya dirimu. Seharusnya kau tidak berharap lebih.” **** Sejak tadi Sean tidak bisa diam, ia bingung antara masuk ke dalam rumah sakit dan mampir ke ruang perawatan Hyena atau diam di mobil menunggu Hyera datang. “Jika aku ke ruangan Hyena pasti dia sudah tidur dan akan mengganggu jam istirahatnya,” gumam Sean. Karena terlalu banyak berpikir Sean tidak sadar, jika sejak tadi Hyera mengetuk kaca mobilnya. Tok tok tok “Oppa,” panggil Hyera dari luar mobil sambil menggedor-gedor kaca mobil Sean. Sean tersentak, lalu segera membuka kunci pintu mobilnya. “Sejak tadi aku memanggil Oppa, tapi Oppa tidak meresponnya," keluh Hyera setelah masuk ke dalam mobil. “Maaf Ra, tadi Oppa melamun, jadi tidak sadar jika kau mengetuk-ngetuk kaca mobil.” Sean meringis, ia merasa bersalah dengan Hyera. “Aku baik-baik saja Oppa, tapi jika Hyera boleh tahu. Oppa melamunkan apa?” tanah Hyera. “Eoh ... Oppa tengah memikirkan pekerjaan Oppa yang menumpuk, Ra.” Tentu saja Sean berbohong. “Benarkah?” “Ya.” Setelah itu, mereka pergi ke sungai Han sesuai kesepakatan mereka kemarin. “Ini.” Sean menyodorkan segelas minuman hangat kepada Hyera. “Terima kasih, Oppa.” Hyera menerimanya, lalu menyeruput minuman tersebut. Saat ini mereka tengah duduk di kap mobil Sean. “Cuaca malam ini sangat indah, ya.” Sean melihat ke langit yang dipenuhi oleh bintang-bintang dan bulan purnama. “Iya, Oppa,” jawab Hyera sambil tersenyum. Hyera tidak memandang langit, justru ia memandangi wajah Sean yang lebih menarik dibandingkan dengan indahnya langit malam. “Ra,” panggil Sean. Hyera pun buru-buru memalingkan wajahnya. “Iya?” “Aku berhasil menemukannya,” ucap Sean. Hyera pun menoleh ke arah Sean. “Aku berhasil menemukan dia, Ra. Aku berhasil menemukan dia.” Hyera menaikkan sebelah alisnya. “Aku berhasil menemukan cinta pertamaku.” Deg “Selamat Oppa,” ucap Hyera sambil tersenyum paksa. Sean memeluk erat tubuh Hyera. “Ra, akhirnya setelah sekian lama, aku berhasil menemukannya.” “Apakah aku harus mundur? Apakah perjuanganku selama ini akan terasa sia-sia? Apakah aku harus melupakan Sean Oppa,” batin Hyera.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD