Part 11

1635 Words
Sean masih terpaku, pandangannya tak lepas dari gelang yang terpasang indah di tangan Hyena. “Tuan ...,” lirih Hyena. Sean tersentak. “Ya?” “Haus ...,” lirihnya. Sean mengangguk, lalu mengambilkan minum untuk Hyena. “Sini, biar aku bantu.” Sean pun membantu Hyena duduk bersandar pada headboard. “Terima kasih.” “Sama-sama.” Pandangannya tidak lepas dari gelang yang dipakai oleh Hyena. “Na, bolehkah aku bertanya sesuatu?” tanyanya. “Tentu saja boleh. Memangnya Tuan ingin menanyakan apa?” tanya Hyena penasaran. “Gelang yang kau pakai itu, apakah milikmu?” Sean menunjuk gelang yang masih terpasang indah di tangan Hyena. “Eoh gelang ini, iya ini milikku. Memangnya kenapa?” Perkataan Hyena sontak membuat senyuman Sean terbit. “Akhirnya aku menemukanmu.” Sean memeluk erat tubuh Hyena. Di sisi lain, Hyera yang baru saja menyelesaikan operasi bedah jantung pun langsung pergi terburu-buru ke ruang perawatan Hyena. Ia mendapatkan kabar jika saudara kembarnya mengalami kecelakaan di lokasi syuting. “Ra, tunggu kau mau ke mana?” Hyunsoo mengejar Hyera. Ceklek “Na kau—“ Deg Hyera mematung, ia melihat Sean dan Hyena saling berpelukan. Sementara itu, Hyunsoo menautkan kedua alisnya saat melihat Hyera yang tidak segera masuk ke dalam ruang perawatan Hyena. “Ra,” panggil Hyunsoo. Hyunsoo pun melongok ke dalam ruang perawatan Hyena. Sekarang ia paham, Hyunsoo pun membawa Hyera ke dalam dekapannya. “Oppa ...” “Ayo kita pergi dari sini.” Hyunsoo membawa Hyera pergi menjauh dari ruang perawatan Hyena. Sementara itu, di dalam ruang perawatan, Hyena masih terheran-heran kenapa Sean tiba-tiba memeluknya. “Tuan,” “Setelah bertahun-tahun aku mencari keberadaanmu, akhirnya aku berhasil menemukanmu hiks.. hiks... “ Sean sampai meneteskan air matanya, karena saking terharunya bertemu kembali dengan sosok cinta pertamanya. Hyena mengerutkan keningnya. “Apa maksud Tuan?” Sean melepas pelukannya. “Apakah kau tidak ingat, Na?” Yang dijawab gelengan kepala oleh Hyena. “Ini aku Sean, anak kecil yang menemukanmu saat kau tersesat di Jeju dan aku jugalah yang memberikanmu gelang ini,” jelas Sean. Hyena masih kebingungan dengan perkataan Sean, karena seingatnya ia tidak pernah tersesat di Jeju. “Kapan aku bertemu dengannya? Perasaan aku baru bertemu dengannya saat di bandara,” batin Hyena bertanya-tanya. “Na.” Sean melambaikan tangannya di depan wajah Hyena. “Ya,” Hyena tersadar kembali dari lamunannya. “Bagaimana, apakah kau ingat?” “Tidak! Aku tidak mengingatnya.” Sean menghela napasnya, ia tersenyum miris. “Jadi hanya aku yang mengingatnya,” batin Sean. “Maaf Tuan, aku tidak mengingatnya.” Hyena merasa tidak enak dengan Sean. “Tidak apa-apa, Na, biar aku ceritakan kembali bagaimana pertama kali kita bisa bertemu.” Sean pun menceritakan kembali kisah pertemuan pertama mereka. **** Hyera masih terisak di pelukan Hyunsoo “Hiks.. hiks..” “Sudah jangan menangis lagi.” Hyunsoo mengusap-usap punggung Hyera. “Hiks .. hiks .. Sean Oppa hiks ... kenapa dia memeluk Hyena seperti itu.” “Shuttt .. jangan dilanjutkan lagi, jika membuatmu sakit.” “Tapi hiks .. hiks .. aku mencintai dia.. hiks.. hiks.. mengapa dia memeluk Hyena seperti itu hiks .. hiks .. apakah mereka memiliki hubungan tanpa sepengetahuanku?” “Shuttt ...” “Tadi itu hiks.. hiks.. sangat menyakitkan hiks.. hiks.. aku—“ Cup Hyera mematung saat kedua material basah itu bertemu, Hyunsoo memejamkan matanya. Dari kejauhan sekumpulan perawat Asan Medical Center menangkap basah kedua pasangan tersebut. “Omo apakah itu Profesor Do dan Dokter Kim?”. “Benarkah?” “Ya, benar itu Profesor Do dan Dokter Kim.” “Astaga ... ini pasti akan menjadi berita trending topik di Asan Medical Center.” **** “Hahaha ...” Ceklek “Na, apakah kau tidak apa-apa?” tanya Yoora khawatir. Yoora langsung mendekat ke ranjang perawatan Hyena, Sean pun segera menyingkir membiarkan Yoora mendekat ke arah Hyena. “Tidak apa-apa Mom,” jawab Hyena sambil tersenyum. “Benarkah?” Yoora memeriksa seluruh tubuh Hyena. “Iya, Mom.” “Apa ada yang terluka?” Siwan yang sama paniknya dengan istrinya. “Tidak Dad, hanya sedikit lecet di kening dan lengan.” “Loh Sean!” “Annyeong haseo Tuan Kim.” Sean membungkukkan badannya 90° Deg Yoora mematung saat mendapati Hyena di ruangan perawatan putri bungsunya. “Annyeong Nyonya Kim,” sapa Sean. “Annyeong Sean-ah, kau yang—“ Ceklek “Eoh, samchon ... imo ... ternyata kalian sudah datang.” Baekhoon yang baru saja datang setelah mengurus administrasi perawatan Hyena. “Jadi bisa kau jelaskan kenapa Hyena bisa mengalami kecelakaan itu?” pinta Siwan pada Baekhoon. Lalu Baekhoon pun menjelaskan kronologis kejadian tadi saat di lokasi syuting. “Ternyata begitu, syukurlah tidak sampai membuat Hyena cedera.” “Lalu Sean?” “Tuan Oh dan Sekretaris Kim yang membawa Hyena ke mari,” jelas Baekhoon. “Terima kasih Sean, kau telah mengantar putri saya ke mari.” “Tidak masalah Tuan Kim, lagi pula ini sudah tanggung jawab saya, karena salah satu staff saya teledor sehingga menyebabkan nona Kim terluka.” “Jadi ini Sean yang disukai oleh Hyera,” batin Yoora sambil memperhatikan Sean dari ujung kepala sampai rambut. “Tidak apa-apa Sean-ah, lalu di mana Sekretaris Kim, sejak tadi Samchon tidak melihat keberadaannya?” “Sekretaris Kim tengah mengurus para wartawan yang tengah memburu berita kecelakaan yang menimpa nona Kim,” balas Sean. “Na, kau tidak apa-apa?” Baekhoon menghampiri ranjang artisnya sekaligus sahabatnya juga. “Tidak apa-apa Baek, hanya kening dan lenganku sedikit lecet.” “Maaf, aku sebagai sahabat sekaligus managermu tidak bisa menjagamu dengan baik.” Baekhoon menundukkan kepalanya, ia merasa bersalah kepada Hyena. “Tidak apa-apa Baek, lagi pula kau juga tidak tahu akan seperti ini kejadiannya.” “Kalau begitu saya pamit Tuan Kim ... Nyonya Kim ... Nona Kim.. Manager Byun,” pamit Sean. “Ya, silakan Sean, sekali lagi samchon ucapkan terima kasih kepada kau, karena telah membawa Hyena kemari.” Siwan menepuk pelan bahu Sean. “Sama-sama Tuan Kim.” “Hati-hati di jalan Oppa.” “Ya,” Sean tersenyum manis ke arah Hyena. Sontak membuat Hyena tersipu malu. Interaksi keduanya pun tak luput dari pandangan Siwan, Yoora, dan Baekhoon. **** Berita kedekatan Profesor Do dan Dokter Kim pun menjadi perbincangan hangat dikalangan staff Asan Medical Center. “Aku tidak menyangka mereka sedekat itu sehingga berani berciuman di taman rumah sakit,” ujar salah satu staff AMC. “Tapi yang kudengar mereka hanya bersahabat, tidak memiliki hubungan lebih,” timpal temannya. “Aku yang tidak melihatnya secara langsung pun tersipu, apalagi jika melihatnya secara langsung, pasti aku tidak tahan.” Deg “Apakah yang dimaksud mereka adalah Hyera, tapi dengan siapa?” tanya Sean dalam hatinya. “Permisi Sus, di mana letak ruangan Dokter Kim Hyera?” tanya Sean kepada para perawat yang tengah menggosipkan Hyera dan Hyunsoo. “Eoh, ruangan Dokter Kim terletak di ujung sana Tuan,” tunjuk salah seorang perawat. “Terima kasih.” Lalu Sean segera pergi menuju ruangan Hyera. **** Di sisi lain, Hyunsoo tengah tersenyum-senyum sendiri membayangkan kejadian tadi sambil terus memegang bibirnya. “Aishhh ... mengapa tadi aku menciumnya, bagaimana jika dia marah lalu menjauhiku karena merasa canggung.” Hyunsoo yang kini merasa khawatir, takut Hyera menjauhinya. “Ekhemmm ...” Hyunsoo pun menoleh saat merasakan ada seseorang di belakangnya. “Tak kusangka kau begitu agresif terhadap Hyera sampai berani menciumnya di tempat umum,” goda Jeno. “Aishhh ... sudahlah, jangan dibahas lagi.” Hyunsoo menutup wajahnya dengan buku. “Tapi kejadian tadi menjadi perbincangan hangat oleh seluruh staff Asan Medical Center,” sahut Jeno membuat Hyunsoo membelakan matanya. “Benarkah?” Yang dibalas anggukkan kepala oleh Jeno “Aishhh ... aku harus bagaimana Jen, pasti setelah ini Hyera akan menjauhiku.” Jeno pun menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal, ia juga bingung. **** Sementara itu, Hyera sejak tadi membentur-benturkan kepalanya ke meja kerjanya. “Aigoo .. kenapa tadi aku begitu terlarut dengan ... aishhh ... pasti akan terasa canggung, jika aku berpas-pasan dengannya. Bagaimana ini?” Namun saat Hyera tengah membentur-benturkan kepalanya ke meja kerjanya, tiba-tiba ada seseorang yang menahan kepalanya. “Eoh ..” Hyera mengangkat wajahnya. Sean tersenyum manis ke arah Hyera. “O-op-pa kapan kau—“ Hyera terkejut saat melihat Sean yang berada di hadapannya. “Kenapa kau membenturkan kepalamu seperti itu, nanti keningmu benjol loh, kalau benjol nanti tidak terlihat cantik lagi.” Blush Kedua pipi Hyera bersemu merah, rasa kecewanya terhadap Sean menguap begitu saja. “Tuh kan merah.. husss.. husss..” Sean meniupi kening Hyera yang merah sambil mengusapinya dengan lembut. Hyera tersenyum senang saat menerima perlakuan manis dari Sean. “Kenapa kau tersenyum-senyum seperti itu? Lalu apa alasanmu membenturkan kepalamu ke meja?” tanya Sean yang masih setia meniup dan mengusapi kening Hyera yang merah. Seketika kedua pipi Hyera bersemu kembali saat mengingat kejadian tadi bersama Hyunsoo. “Ta-tadi a-da se-di-kit kejadian memalukan sehingga membuatku malu dan kejadiannya terus terngiang-ngiang di kepalaku.” Hyera meringis, ia tidak mungkin menceritakan kejadian tadi di hadapan Sean. Sementara itu, Sean tersenyum miris, ia mengetahui secara pasti apa yang membuat Hyera membenturkan kepalanya ke meja. “Jadi benar mengenai berita itu,” batin Sean. **** Saat ini di bandara Incheon terdapat beberapa orang berseragam hitam berjejer menunggu kedatangan seseorang. “Tuan Park sudah tiba kalian bersiaplah.” Salah satu dari mereka. Lalu satu pesawat jet pun mendarat mulus di lapangan udara khusus untuk orang yang memiliki jet pribadi. “Itu dia Tuan dan Nyonya Park!” Tuan dan nyonya Park menuruni jet pribadi milik mereka diikuti oleh anak-anak mereka beserta rombongannya. “Selamat datang Tuan Park .. nyonya Park ...,” sambut mereka. “Ya.” Tuan Park tersenyum memperlihatkan dimplenya. “Yeol Oppa!” Tuan Park pun menoleh sambil melepaskan kacamata hitamnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD