Part 10

1263 Words
Sejak tadi Hyena tidak berhenti tersenyum, membayangkan wajah tampan Sean yang berseliweran dalam otaknya. “Astaga! Kenapa aku jadi memikirkan dia.” Hyena menggeleng-gelengkan kepalanya mencoba mengusir wajah tampan Sean yang tengah tersenyum sangat manis ke arahnya. Hyena pun melirik ke arah jam yang tersimpan di atas nakas sebelah ranjangnya. “Ternyata sudah malam, aku harus segera pergi tidur agar besok aku terlihat lebih fresh dan tidak memiliki kantung mata. Eoh, ternyata aku belum membawa air,” ucapnya saat melihat gelasnya masih kosong. Hyena memiliki kebiasaan, setiap tengah malam ia akan bangun dan meminum air mineral. Hyena pun pergi ke dapur untuk mengambil sebotol air mineral. “Loh, Eonni!” Hyena terkejut mendapati kakak iparnya tengah membuat segelas teh. “Eonni belum tidur?” tanyanya basa-basi. “Belum,” jawab Irena singkat. Entah perasaannya atau bukan, Irena terlihat bersikap dingin kepadanya berbeda jika dengan Hyera, Irena selalu bersikap hangat kepada Hyera. “Na, Eonni pergi ke kamar dulu,” pamit Irena. “Iya, Eonni.” Setelah Irena pergi, Hyena pun kembali ke tujuan awalnya mengambil sebotol air mineral di dalam kulkas. **** Setelah berkirim pesan dengan Hyera, Sean pun masuk ke dalam mansion sambil tersenyum-senyum sendiri. “Sepertinya aku mencium bau-bau orang yang tengah jatuh cinta,” ujar Yeri yang kini berpura-pura tengah mengedus-ngedus sesuatu. “Benar sekali Yer, Eomma juga merasakannya.” Sooyoung pun ikut-ikutan berpura-pura mengendus sesuatu. “Ternyata di sini, Yer baunya,” ucap Sooyoung yang kini tengah mengendus-endus tubuh Sean Sean yang tengah tersenyum-senyum sendiri pun mengubah raut wajahnya menjadi datar. Ibu dan adiknya sangat-sangat menghancurkan moodnya. “Kau tengah jatuh cinta ya, Yan,” ucap Sooyoung tanpa basa-basi. “Akhirnya Oppa move on juga dari cinta pertamamu itu,” imbuh Yeri. “Siapa wanita yang berhasil membuatmu tersenyum-senyum sendiri?” tanya Sooyoung penasaran. Sean menghela napasnya kasar. “Huffttt ... aku sedang tidak jatuh cinta Eomma,” elak Sean. “Benarkah? Tapi kau terlihat—“ Perkataan Sooyoung langsung dipangkas oleh Sean. “Tidak Eomma! Aku tidak sedang jatuh cinta!” tegasnya. Sooyoung mendengus mendengar perkataan putranya itu. “Mau sampai kapan kau menunggu wanita itu? Apa kau tidak lelah menunggu wanita itu yang kau juga tidak tahu siapa namanya dan di mana keberadaannya.” “Aku—“ “Oppa, lebih baik kau lupakan saja wanita itu, lagi pula itu hanya cinta monyet dan kita juga tidak tahu kalau wanita itu masih single atau sudah menikah,” imbuh Yeri. Tetapi Sean tidak menggubris perkataan adik dan ibunya. Ia langsung pergi ke kamarnya yang berada di lantai dua. “Aishhh ... anak itu, jika dinasihati masalah wanita itu selalu saja begitu,” omel Sooyoung. “Ada apa?” tanya Mino yang baru saja dari dapur mengambil camilan. “Biasalah Appa, oppa selalu marah jika kita menyuruhnya melupakan sosok cinta pertamanya,” jawab Yeri. “Kenapa kalian selalu mengungkit-ungkit masalah itu, biarkanlah Sean menentukan pilihannya sendiri. Tugas kita hanya mendukungnya.” “Tapi sayang, mau sampai kapan Sean akan memikirkan wanita itu. Dia sendiri tidak tahu di mana keberadaannya, lagi pula apa kau lupa dengan wasiat Aboeji.” Sementara itu, di dalam kamar, Sean merasa kacau setelah mendengar perkataan ibu dan adiknya. Ia takut, jika sosok cinta pertamanya itu sudah menikah. Sean mengusap gelang itu sambil tersenyum penuh arti. "Aku pasti akan menemukanmu!" ***** “Pagi semuanya,” sapa Hyena, lalu mencium pipi kedua orang tuanya. “Pagi juga, Na.” “Kau rapi sekali, mau ke mana?" tanya Siwan. “Hari ini aku akan menjalani pemotretan untuk produk iklan terbaru The OSH,” jawab Hyena. Hyera melihat penampilan Hyena dari atas hingga bawah lalu tatapannya terpaku kepada gelang yang tengah dipakai Hyena, lalu ia menghembuskan napasnya pelan. **** “Hahahaha ... kau terlihat jelek sekali, Min,” ucap Jeno setelah berhasil memotret Mina yang tengah membuka mulutnya. “Aishhh ... kau ini, cepat kemarikan ponselmu.” Mina berusaha merebut ponsel milik Jeno. “Eitss .. tidak bisa,” ledek Jeno membuat Mina semakin naik darah. Mina dan Jeno pun saling kejar-kejaran, sementara itu, si pemilik apartemen tengah menghembuskan napasnya melihat apartemennya acak-acakan. “Cepat cerita, bagaimana kalian saat berkirim pesan, apakah Sean kembali menggodamu atau memberikan kata-kata romantis?” tanya Calista penasaran. “Emm ... tidak, tapi di setiap pesannya dia selalu perhatian kepadaku,” jawab Hyera mengatakannya dengan malu-malu. “Aigoo... akhirnya penantianmu tidak akan lama lagi Ra, pasti setelah ini dia akan segera menyatakan perasaannya kepadamu,” celetuk Eunbi membuat kedua pipi Hyera memerah. Hyunsoo yang mendengar pembicaraan itu pun langsung merasa panas. “Kau mau pergi ke mana?” tanya Mina saat melihat Hyunsoo memakai mantelnya. “Dua jam lagi aku akan melakukan operasi, jadi aku harus cepat-cepat pergi ke rumah sakit,” jawab Hyunsoo. “Tapi Oppa—“ Jujur saja Calista merasa bersalah telah membahas hubungan Hyera dan Sean, pasti Hyunsoo merasa tersinggung. “Aku pergi dulu bye,” pamit Hyunsoo. Namun saat Hyunsoo akan membuka pintu apartemen, Jeno menahannya. “Tunggu! Aku juga akan pergi ke rumah sakit.” Jeno buru-buru memakai mantelnya. Lalu mereka berdua pun pamit. “Padahal aku sangat merindukan kalian, tapi sepertinya dalam keadaan sekarang ini sangat susah sekali kita berkumpul.” Hyera tampak sedih. Hyunsoo, Jeno dan Hyera adalah Dokter spesial bedah, Eunbi Dokter spesialis kandungan, sementara itu Calista dan Mina adalah perawatan di Asan Medical Center. Mereka berenam sudah pasti sangat sibuk. **** Di sisi lain, Hyena tengah berpose di depan kamera. “Ya bagus ... geser sedikit, Na ... ya, ya, bagus .. oke,” kata Fotografer. Lalu fotografer tersebut melihat-lihat hasil jepretannya. “Bagus, Na.” Fotografer tersebut memberikan jempolnya. Hyena pun beristirahat sebentar, ia menghampiri managernya. “Ini, Na.” Baekhoon memberikan sebotol air mineral kepada Hyena. “Terima kasih, Baek.” “Maaf Nona Kim, apakah saya boleh meminta tanda tangan Anda?” “Tentu saja boleh.. sini kertasnya.” Staff itu pun memberikan kertas dan spidolnya. “Terima kasih Nona Kim,” ujar staff itu. “Sama-sama.” Hyena tersenyum manis ke arah staff tersebut. “Terima kasih Nona Kim. Oh, iya, Anda harus segera berganti kostum, karena sebentar lagi pemotretan akan segera dilanjut.” “Ya, Baek aku ganti baju dulu, ya.” Saat Hyena keluar dari ruang ganti pakaian, tiba-tiba saja salah satu properti syuting terjatuh mengenai Hyena. “Nona Kim awas!” “Akhhhh!" Bruk **** Ceklek “Bagaimana keadaan Hyena, Dok?” tanya Baekhoon. “Keadaan nona Kim baik-baik saja, ia hanya merasa syok sehingga nona Kim tidak sadarkan diri,” jelas Dokter. “Syukurlah.” Baekhoon dapat bernapas lega setelah mendengar penjelasan dokter. “Tuan Oh .. sekretaris Kim .. saya akan mengurus dahulu administrasi Nona Kim,” pamit Baekhoon. Setelah Baekhoon pergi, Sean dan Yongdae masuk ke dalam ruang perawatan Hyena. Drt drt drt “Halo,” “...”. “Tapi kami masih menunggu keadaan Nona Kim,” “...”. “Ya,” “...”. Pip “Ada apa, Hyung?” tanya Sean. “Itu Sajangnim, berita kecelakaan nona Kim telah sampai ke media. Skarang ini para media tengah berada di luar rumah sakit.” “Kalau begitu kau urus dahulu masalah ini biar, aku yang menjaga Nona Kim.” “Baik Sajangnim, kalau begitu saya permisi,” pamit Yongdae. Setelah itu, Sean masuk ke dalam ruang perawatan Hyena. Ceklek “Eughhh ...” “Nona Kim Anda sudah sadar biar saya panggilkan Dokter.” Namun saat Sean akan memanggil Dokter, Hyena menahan tangan Sean. “Jangan pergi ...,” ucap Hyena lirih Deg “Gelang itu,” batin Sean terkejut saat melihat gelang yang melingkar di tangan Hyena.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD