Part 4

1180 Words
Yoora yang tengah asyik menonton televisi bersama suaminya pun merasa aneh, karena Hyera tidak kunjung masuk ke dalam vila. Padahal sudah satu jam dia bermain di luar dan itu membuat Yoora khawatir. “Kau mau ke mana, sayang?” tanya Siwan saat melihat istrinya beranjak dari duduknya. “Aku mau ke luar sebentar, mengecek Hyera,” jawab Yoora. Walaupun sejak kemarin Yoora terlihat bersikap dingin kepada Hyera, tetapi sebenarnya Yoora tidak marah dengan Hyera. Ia hanya terlalu fokus pada Hyena yang kondisinya drop sejak satu Minggu yang lalu. “Rara, ayo masuk dulu. Kita makan siang dulu,” panggil Yoora. Namun tidak ada sahutan dari Hyera. “Rara,” panggil Yoora kembali, kali ini suaranya sedikit keras. Dan hasilnya tetap sama, tidak ada sahutan dari Hyera. Yoora pun melihat ke sekelilingnya siapa tahu Hyera tidak mendengar panggilannya atau dia sedang bersembunyi. Namun hasilnya nihil, ia tidak menemukan putri pertamanya itu. Yoora panik, ia pun masuk kembali ke dalam vila dengan tergesa-gesa, siapa tahu Hyera sudah masuk ke dalam vila sejak tadi, namun ia tidak menyadarinya. Siwan mengerutkan keningnya melihat istrinya masuk kembali dengan wajah panik. “Ada apa sayang dan di mana Hyera?” tanyanya kebingungan. Yoora mengabaikan pertanyaan suaminya, dia malah berteriak memanggil Hyera ke seluruh ruangan yang ada di vila itu. “Rara!” teriak Yoora memanggil putri pertamanya. “Rara sayang kau di mana?” Teriakan Yoora yang sangat kencang membuat Hyena dan Jun Yeon terbangun dari tidur siang mereka. “Hoammm ... ada apa Mom?“ tanya Jun Yeon sembari menguap, karena ia masih mengantuk namun tidurnya harus terusik, karena mendengar teriakan ibunya. Sementara itu, Hyena tengah mengucek-ngucek matanya sembari tangannya yang satu memegang boneka beruangnya. “Iya sayang ada apa? Di mana Hyera dan kenapa kau terus berteriak memanggil Hyera?” tanya Siwan bertubi-tubi. “Hyera hiks ... hiks ... dia tidak ada,” jawab Yoora sembari menangis. Siwan mengerutkan keningnya. “Tidak ada bagaimana maksudmu, bukannya Hyera bermain di luar?” tanyanya kebingungan. “I-iya tadi Hyera bermain di luar, tapi saat aku mengeceknya Hyera tidak ada di luar,” jawab Yoora yang sudah berlinang air mata, karena tidak menemukan keberadaan putri pertamanya. Mendengar jawaban istrinya, Siwan pun segera bergegas ke luar vila guna memastikan jika Hyera memang tidak ada. “Rara ... Rara!” teriak Siwan memanggil putri pertamanya. Namun tidak ada sahutan. Siwan pun memeriksa seluruh halaman vila, siapa tahu Hyera tengah bersembunyi. Namun hasilnya tetap nihil, keberadaan Hyera tidak ditemukan. “Dad, apakah mungkin Hyera bermain ke kebun itu dan dia tersesat,” ujar Jun Yeon sembari menunjuk kebun yang berada di sisi kanan dan kiri vila yang mereka tempati. Siwan menoleh ke kiri dan kanannya. Memang benar terdapat kebun yang sangat luas. Ada benarnya juga perkataan Jun Yeon, mungkin Hyera bermain ke taman itu dan tersesat. Siwan mengusap kasar wajahnya, ia bingung ke mana putrinya itu pergi. “Bagaimana ini Oppa hiks ... hiks ... Hyera masih kecil. Aku takut terjadi sesuatu dengan putriku,“ Yoora menangis tersedu-sedu. Ia takut terjadi sesuatu yang buruk pada Hyera atau yang lebih parahnya lagi, Hyera diculik oleh salah satu musuh bisnis suaminya. Siwan pun membawa Yoora ke dalam dekapannya bermaksud menenangkan istrinya. Bukan hanya Siwan dan Yoora saja yang khawatir terhadap keberadaan Hyera. Jun Yeon dan Hyena juga khawatir. Seolah mempunyai insting yang sangat kuat, tiba-tiba Hyena menangis sangat kencang. “Kenapa kau menangis?” tanya Jun Yeon yang tepat berada di sebelah Hyena. “Tiba-tiba Nana merasa ketakutan hiks ... hiks ...,” jawabnya dengan polos. Yoora langsung meraih tubuh putrinya dan membawanya ke dalam dekapannya. “Hiks ... hiks ... Mom, pasti di luar sana Rara tengah ketakutan, seperti apa yang dirasakan oleh Nana,” katanya. “Doakan saja sayang, semoga kakak kamu dalam keadaan baik-baik saja,” jawab Yoora. Siwan pun segera mengerahkan pengawalnya yang kebetulan sebagian ikut dengannya berlibur untuk berjaga-jaga takutnya terjadi apa-apa saat ia dan keluarganya berlibur. “Tolong cari anakku Kim Hyera. Pastikan kalian cepat menemukannya sebelum hari mulai gelap!” tegas Siwan kepada para pengawalnya. “Siap Tuan. Kami akan mencari keberadaan Nona muda secepatnya,” kata salah seorang pengawal. Para pengawal Siwan yang jumlahnya sepuluh orang itu pun segera pergi mencari keberadaan Hyera. Siwan mengusap pelan punggung istrinya. “Tenanglah, pasti mereka akan segera menemukan putri kita,” kata Siwan yang mencoba menenangkan istrinya, walaupun dia sendiri juga sama khawatirnya. Yang Siwan takutkan adalah putrinya diculik oleh salah satu musuhnya. **** Gong Ji Sang, dia adalah salah satu pengawal yang sudah lama bekerja dengan keluarga Kim sejak Jun Yeon masih bayi. Tentu saja ia khawatir dengan keberadaan Hyera, karena Ji Sang salah satu pengawal yang sering ditugaskan menjaga Hyera. “Permisi Nyonya, apakah Anda melihat anak perempuan yang berada di dalam foto ini?” tanya Ji Sang kepada salah satu pekerja kebun yang tidak sengaja ditemuinya sembari menyodorkan foto Hyera. Pekerja kebun itu mengerutkan keningnya, sepertinya ia pernah melihat Hyera. “Eoh, anak ini tadi bersama dengan anak pemilik vila yang ada di sana,” jawabnya sembari menunjuk ke arah vila yang jaraknya cukup dekat dengan kebun itu. “Terima kasih Nyonya atas informasinya,” ucap Ji Sang. "Sama-sama Tuan,” balas pekerja kebun itu. Ji Sang pun segera pergi ke vila yang ditunjuk oleh pekerja kebun itu untuk memastikan anak majikannya memang berada di sana. Ji Sang memencet bel vila itu, tak lama kemudian muncul seorang pria berumur empat puluh tahunan. Penampilannya hampir sama dengan Ji Sang. “Ada yang bisa saya bantu Tuan?” tanyanya. Ji Sang tersenyum lalu menyodorkan foto Hyera. “Apakah Anda melihat anak perempuan yang berada dalam foto ini?” tanyanya. Pria itu mengamati foto Hyera. “Apakah Tuan adalah keluarganya?” tanyanya balik. “Dia adalah anak majikan saya, kebetulan saya adalah pengawalnya,” jawab Ji Sang. Pria itu pun membuka lebar gerbang vilanya. “Silakan masuk Tuan, anak majikan Tuan ada di dalam vila bersama anak majikan saya,” ucapnya dengan sopan mempersilakan Ji Sang masuk ke dalam vila. “Terima kasih Tuan,” balas Ji Sang. Ji Sang dan pria itu masuk ke dalam vila. “Silakan duduk Tuan, saya akan memanggil dulu majikan saya,” pamit pria itu kepada Ji Sang. Tak lama kemudian, muncul seorang wanita cantik yang berumur tiga puluh tahunan bersama dengan seorang anak laki-laki dan Hyera. “Ahjussi,” panggil Hyera yang kini berlari ke pelukan Ji Sang. “Rara pergi ke mana saja? Mommy, Daddy, Jun Yeon Oppa, dan Nana khawatir sama Rara. Ahjussi juga sama," kata Ji Sang sambil mengelus rambut Hyera. “Tadi Rara mengejar segerombolan kupu-kupu cantik Ahjussi, sampai akhirnya Rara tersesat dan bertemu dengan Hunnie,” terangnya. Ji Sang beralih ke arah wanita cantik berumur tiga puluhan itu yang ia duga adalah ibu dari anak laki-laki yang menemukan Hyera. “Terima kasih Nyonya, Anda telah menemukan putri majikan saya,” ucapnya. “Tidak masalah Tuan, lagi pula yang menemukan bukan saya tetapi putra saya,” jawab Nyonya Oh. Nyonya Oh dan Ji Sang pun berbincang sebentar. Sesekali Ji Sang melirik ke arah Hyera yang tengah mengobrol dengan anak laki-laki yang menemukannya. Interaksi keduanya sangat manis.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD