Part 3

1123 Words
Siwan dan Yoora pun menyetujui permintaan putri bungsu mereka. Setelah keadaan Hyena membaik, mereka sekeluarga pergi ke Jeju menggunakan jet pribadi milik keluarga Kim. “Apakah kau senang?” tanya Siwan. Hyena menganggukkan kepalanya. “Iya Dad, Nana senang sekali!” serunya. Jika Hyena merasa bahagia, beda lagi dengan Hyera. Sejak kejadian satu minggu yang lalu Siwan dan Yoora mengabaikannya. Mereka menganggap Hyera 'lah penyebab Hyena kembali drop. Jun Yeon merasa aneh dengan sikap adik pertamanya, karena semenjak Hyena sakit, Hyera menjadi pendiam. “Rara kenapa?” tanya Jun Yeon. Hyera menoleh ke arah kakak laki-lakinya. “Rara tidak apa-apa kok, Oppa,” elaknya. Jun Yeon semakin yakin, kalau terjadi sesuatu dengan adiknya. “Kau bisa cerita pada Oppa?” Umur Jun Yeon yang semakin bertambah membuat Jun Yeon semakin dewasa. Walaupun umur Jun Yeon baru menginjak sebelas tahun, tetapi ia dapat mengatasi dan memecahkan masalah layaknya orang dewasa. Hyera pun menjelaskan apa yang terjadi satu minggu yang lalu termasuk saat ayah dan ibunya yang menyalahkannya atas apa yang terjadi pada Hyena. Diam-diam Jun Yeon meneteskan air matanya, ia tidak tega dengan Hyera. Diusianya yang baru menginjak enam tahun tepatnya bulan depan, dia sudah menanggung beban yang sangat berat. Dibandingkan dengan dirinya, Hyera sering kali menjadi sasaran kemarahan orang tuanya, padahal yang salah jelas Hyena tetapi yang sering disalahkan Hyera atau dirinya. Terkadang Jun Yeon ingin marah kepada kedua orang tuanya, namun yang ada ia akan mendapat hukuman yang lebih jika menentang orang tuanya terutama ayahnya. Ayahnya berubah menjadi kejam semenjak Hyena dinyatakan mengidap asma akut. Ia sendiri bingung, kenapa ayahnya berubah kejam seperti itu. Di sisi lain Hyena menatap cemburu ke arah Jun Yeon dan Hyera. Entah kenapa Hyena tidak suka melihat saudara kembarnya mendapat perhatian lebih dari orang-orang terutama keluarganya. “Oppa,” panggil Hyena. Namun Jun Yeon mengabaikan panggilan Hyena, ia masih sibuk menenangkan Hyera. Hyena menghentakkan kakinya kesal, karena Jun Yeon mengabaikan panggilannya. Siwan mengerutkan keningnya melihat putri kesayangannya yang terlihat tengah menahan kesal. Ia pun bertanya pada Hyena, “Nana kenapa?” Hyena mengembungkan kedua pipinya. “Sejak tadi aku memanggil Jun Oppa, tapi Oppa mengabaikan panggilanku,” adunya pada Siwan. Siwan pun melihat ke arah anaknya yang lain, ia melihat Jun Yoen dan Hyera tengah berpelukan. Siwan pun memanggilnya, “Jun, Jun Yoen.” Jun Yeon pun melepaskan pelukannya dan menoleh ke arah ayahnya. “Iya Dad,” jawabnya. “Sejak tadi Hyena memanggilmu, tapi kau mengabaikannya,” omel Siwan. “Maaf Dad, aku tidak mendengarnya.” “Kalau begitu sekarang kau ke mari, lihatlah adikmu. Dia sedang merajuk karena kau mengabaikannya,” titah Siwan. Jun Yeon menghela napasnya pelan. “Baik Dad,” balasnya. “Ra, Oppa pergi ke sana dulu tidak apa-apakan?” tanyanya kepada Hyera. Hyera menganggukkan kepalanya. Jun Yeon pun pergi menghampiri adiknya yang lain. Sementara itu, Hyena tersenyum ke arah Hyera. Bukan senyuman ketulusan melainkan senyum yang menunjukkan jika dirinyalah yang selalu menjadi prioritas. ***** Sesampainya di pulau Jeju, Saat ini Hyera asyik bermain sendirian di depan villa yang Siwan sewa, karena Hyena dan Jun Yeon tengah tidur siang. Sementara itu, ayah dan ibunya asik mengobrol di ruang keluarga. “Wah, cantik sekali kupu-kupunya,” katanya saat melihat sekumpulan kupu-kupu yang hinggap di beberapa tanaman yang ada di depan villa itu. Hyera pun mengikuti ke mana kupu-kupu itu pergi. Kebetulan sekali kanan dan kiri villa terdapat kebun yang sangat luas, hingga Hyera tersesat dan tidak tahu arah jalan pulang. Hyera melihat ke sekelilingnya. “Di mana ini?” tanyanya kebingungan sembari terisak pelan. Tak lama kemudian seorang pria kecil datang menghampirinya. “Hey, mengapa kau menangis?” “A-ku ter-sesat,” katanya terbata-bata. “Tuan muda ternyata Anda di sini,” ucap pria yang berpakaian hitam yang diduganya adalah bodyguard anak laki-laki di hadapannya. “Kau berasal dari mana dan siapa namamu?” Anak laki-laki itu mengabaikan perkataan bodyguardnya. “Dia siapa Tuan muda?” “Tidak tahu, sepertinya dia tersesat,” jawabnya. “Nak siapa namamu, kau berasal dari mana?” Bodyguard itu berjongkok di hadapan Hyera. “A-ku ti-dak bo-leh menyebutkan nama-ku ke-pada o-rang asing,” jawab Hyera terbata-bata. “Ahjussi sebaiknya kita bawa anak ini ke villa” “Baik Tuan muda. Anak cantik mari ikut kami, nanti Ahjussi akan membantumu mencari keberadaan orang tuamu,” bujuk Bodyguard itu. Hyera mengangguk. “Kajja,” ucap anak laki-laki tadi. Diam-diam bodyguard itu tersenyum saat melihat anak majikannya begitu perhatian kepada anak perempuan itu. Sesampainya di villa, anak laki-laki tadi pun menyuruh Hyera duduk di sofa. “Ahjumma,” panggil anak laki-laki itu. “Ne Tuan muda,” jawabnya. “Tolong buatkan minuman, kau mau s**u atau minuman lainnya kalau aku suka s**u,” kata anak laki-laki itu. “s**u cokelat,” jawab Hyera. “Ahjumma tolong buatkan dua gelas s**u cokelat,” katanya. “Baik, Tuan muda.” “Hunnie siapa anak perempuan itu?” Nyonya Oh kaget saat melihat anak perempuan yang tengah duduk bersama dengan putranya. “Dia tersesat Eomma, aku menemukannya di taman belakang. Jadi aku bawa saja dia ke mari,” jawab Hunnie. “Namamu siapa dan kau tinggal dimana?” tanya Nyonya Oh. “Dia tidak boleh menyebutkan namanya kepada orang asing Eomma, aku sudah bertanya kepadanya tadi.” “Ini Tuan muda s**u cokelatnya.” Maid meletakkan dua gelas s**u cokelat di atas meja. “Gomawo Ahjumma.” “Ayo Nak, minum dulu s**u cokelatnya,” titah nyonya Oh. Dengan ragu Hyera pun meminum s**u cokelatnya. Sementara itu, nyonya Oh tersenyum dan mengelus rambut Hyera. “Sepertinya dia berasal dari keluarga terpandang sehingga identitasnya pun tidak boleh disebutkan kepada orang asing,” batin nyonya Oh saat melihat penampilan Hyera. “Kau tinggal di mana Nak, agar kami dapat membantu membantu mencari keluargamu,” kata nyonya Oh. “Aku berasal dari Seoul, tapi saat ini aku tengah berlibur di sini,” jawab Hyera. “Jeosonghamnida Nyonya, ada seseorang yang mencari keberadaan anak perempuan itu.” “Suruh orang itu masuk ke dalam,” titah Nyonya Oh. “Ahjussi.” Hyera berlari dan langsung memeluk pria paruh baya itu “Nona muda,” katanya. “Kamsahamnida Nyonya, Anda telah menemukan putri majikan saya,” ucapnya. “Tidak masalah Tuan, lagi pula yang menemukan bukan saya tetapi putra saya,” kata Nyonya Oh. Nyonya Oh dan pengawal Hyera tengah berbincang. Sementara itu, Hunnie mendekati Hyera. “Ini untukmu anggap saja sebagai hadiah pertemuan kita.” Hunnie memberikan sebuah gelang kepada Hyera. “Gomawo,” kata Hyera. “Aku juga memilikinya. Aku membeli gelang ini di Paris. Kata penjualnya gelang ini adalah gelang pasangan dan diberikan kepada seseorang yang dianggap special. Dan aku anggap kau adalah orang special itu,” jelas Hunnie.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD