Part 2

1129 Words
Mansion keluarga Kim tampak ramai sekali dengan orang-orang yang ingin menjenguk Yoora dan juga bayi-bayinya. “Wah, lihatlah mereka sangat lucu sekali,” seru salah satu teman Yoora. “Lihatlah mereka bergerak, aishh ... lucunya, aku jadi ingin mempunyai seperti mereka.” “Mintalah kepada suamimu Hyeon,” ujar salah satu temannya. “Mana yang kakak dan mana yang adik, lalu siapa namanya?” tanyanya. Yoora terkekeh geli melihat kehebohan teman-temannya saat melihat si kembar. “Yang tinggi itu Eonninya namanya Kim Hyera, sementara itu yang kecil namanya Kim Hyena,” jelasnya. Tiba-tiba Hyena menangis, karena tidurnya terusik oleh suara teman-teman ibunya. “Oek ... Oek ...” “Ra, bayimu menangis,” ucap Sunny. Yoora pun segera menggendong Hyena dan memberikan makanan favorit kedua putrinya atau mungkin suaminya juga. “Ra, kalau begitu kami keluar.” Hyoyeon beserta teman-teman Yoora yang lainnya keluar dari kamar. Ceklek Yoora menoleh saat mendengar pintu kamarnya terbuka. “Yeobo apa ...” “Shutt ...” pangkas Yoora, memberi isyarat kepada suaminya agar memelankan suaranya. “Apakah mereka masih tidur?” tanya Siwan sembari mendekati istrinya yang tengah menyusui Hyena. Yoora menganggukkan kepalanya. “Iya, mereka tertidur.” Siwan melihat Hyena yang tengah asyik menyusu kepada ibunya. “Aww!” pekik Yoora tertahan saat puncuk buah dadanya dihisap sangat kuat oleh Hyena. Siwan meringis melihatnya, lalu ia bertanya, “Apakah sakit?” Yoora menganggukkan kepalanya. “Hyena, menghisapnya dengan kuat.” Siwan mengelus lembut dahi Hyena. “Sayang, jangan menghisapnya dengan kuat. Kasihan Mommy,” ucapnya pada Hyena yang kini membuka matanya sebelah. Lalu Siwan beralih putrinya yang lain. “Hyera tidak rewel seperti Hyena ya?” tanyanya. “Iya, dia tidak rewel seperti adiknya. Bahkan Hyera baru menyusu sekali,” jawab Yoora. Siwan tersenyum, lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Hyera. “Hyera pintar ya. Anak Daddy sekali,” ucapnya yang langsung mendapat cibiran dari istrinya. “Anak Mommy juga ya,” imbuh Yoora. Siwan dan Yoora sangat menyayangi ketiga putranya terutama si kembar. Semua keinginan mereka akan selalu Siwan dan Yoora penuhi. Mereka berdua tidak pernah membedakan kasih sayangnya kepada ketiga anaknya. Sampai suatu hari, Hyena di vonis mengidap penyakit asma akut. Siwan dan Yoora mulai membedakan kasih sayang mereka kepada ketiga anaknya. “Nana kenapa?” tanya Yoora panik saat melihat wajah Hyena pucat pasi. “d**a Nana sakit, Eomma,” katanya sembari memegangi dadanya yang terasa sakit dan sesak. Hyena semakin sulit mengambil napas, hingga akhirnya Hyena pingsan membuat seluruh anggota keluarga Kim panik. “Hyena!” Hyena pun langsung di bawa ke rumah sakit Asan Medical Center, rumah sakit milik keluarga Kim. “Hiks ... hiks ... Yeobo,” isak Yoora. Siwan pun langsung membawa Yoora ke dalam dekapannya. “Tenanglah, pasti Hyera baik-baik saja.” Ceklek Siwan dan Yoora langsung mendekati dokter yang menangani Hyena. “Dok, bagaimana keadaan putri saya?” tanya Siwan. Dokter itu tersenyum. “Mari ikut ke ruang saya,” katanya. Siwan dan Yoora pun mengikuti dokter yang menangani Hyena. “Ekhemm ... sudah berapa lama putri Anda mengeluhkan rasa sakit di d**a dan merasa sesak napas?” tanya Dokter itu. “Kami tidak tahu, tapi yang pasti tadi putri saya mengeluhkan sakit d**a,” jawab Yoora. “Baiklah.” Dokter itu mencatatkan sesuatu di dalam sebuah berkas. “Jadi begini Tuan, Nyonya. Putri Anda mengidap penyakit asma akut.” Dokter itu menjelaskan tentang penyakit yang di derita oleh Hyena mengenai penyebabnya dan cara pengobatannya. Dan mulai saat itu Siwan dan Yoora lebih memperhatikan Hyena dibandingkan dengan Jun Yeon dan Hyera. Tak jarang mereka juga memarahi Jun Yeon dan Hyera atas kesalahan yang diperbuat oleh Hyena. Padahal yang salah jelas-jelas Hyena. **** 5 tahun kemudian, Saat ini Yoora tengah menemani kedua putri kembarnya bermain di halaman belakang mansion keluarga Kim. “Jangan lari-lari sayang, nanti kalian jatuh.” Yoora memperingati kedua putri kembarnya yang sejak tadi sibuk berlarian ke sana-kemari mengejar kelinci peliharaan mereka. “Iya Mom,” balas Hyera dan Hyena bersamaan. Yoora tersenyum melihat kedua putri kembarnya bermain dengan riang. Tidak terasa waktu berjalan sangat cepat, padahal seperti baru kemarin ia menggendong kedua putri kembarnya, kini mereka berdua tumbuh dengan baik. “Nyonya,” panggil Maid Yoora menoleh. “Ada apa Ahjumma?” “Itu ada telepon dari Tuan,” jawab Maid Yoora menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Sebelum Yoora masuk ke dalam mansion, ia menyempatkan menoleh ke arah putri kembarnya. “Hosh.. hosh ...,” Hyena mengatur napasnya yang mulai terasa sesak. “Ayo kejar aku lagi, Nana,” ucap Hyera. “Se-sebentar,” ucap Hyena terbata-bata. Bruk Mendengar ada suara yang jatuh, Hyera pun menoleh ke belakang. Betapa terkejutnya Hyera saat melihat saudara kembarnya sudah tidak sadarkan diri di atas rumput. “Nana!” jerit Hyera. Hyera pun berlari menghampiri saudara kembarnya. “Nana bangun,” ucap Hyera sambil mengguncang-guncangkan tubuh adiknya. Hyera semakin terisak, ketika adiknya tidak kunjung bangun. “Mom... Mommy!” teriak Hyera memanggil Yoora yang berada di dalam mansion. Yoora yang mendengar teriakan salah satu putrinya, langsung berlari ke taman belakang. Betapa terkejutnya Yoora saat melihat salah satu putrinya tergeletak tidak sadarkan diri di atas rumput. “Hyena!” teriak Yoora. ***** Yoora menangis di pelukan suaminya. Saat ini mereka tengah berada di rumah sakit, lebih tepatnya mereka berada di depan ruang IGD. “Hiks.. hiks...,” isakan Yoora. “Tenanglah, Hyena pasti akan baik-baik saja,” tutur Siwan mencoba menenangkan istrinya. “Mom.. Dad.. maafkan Rara,” ucap Hyera sambil menundukkan kepalanya, ia merasa sangat bersalah atas kondisi Hyena saat ini. Siwan menoleh ke arah Hyera, lalu berkata, “Dad 'kan sudah bilang, jaga adikmu dengan baik. Hyena tidak boleh sampai kelelahan, kau tahu sendiri ‘kan jika kondisi adikmu tidak sekuat dirimu.” “Mianhae hiks.. hiks...,” isak Hyera. Tidak ada niatan Yoora untuk membela Hyera. Saat ini yang dipikirkannya adalah keadaan putri bungsunya. Ceklek Siwan dan Yoora pun mendekati Dokter yang menangani Hyena. “Dok, bagaimana keadaan putri saya?” tanya Yoora yang masih berurai air mata. “Keadaan Nona Kim baik-baik saja. Sepertinya penyebab Nona Kim kembali kambuh, karena aktivitas berat yang membuat Nona Kim kelelahan.” Hyena pun dipindahkan ke ruang perawatan VVIP yang dikhususkan untuk anggota keluarga Kim selaku pemilik rumah sakit Asan Medical Center. “Sayang apakah kau mau makan buah?” tawar Yoora yang dijawab gelengan kepala oleh Hyena. Setelah Hyena sadar, Hyena kembali dimanja oleh kedua orang tuanya. Jika Hyena tengah dimanja, beda lagi dengan Hyera. Ia merasa seperti diasingkan oleh kedua orang tuanya sendiri, karena sejak tadi keberadaannya diabaikan oleh Siwan dan Yoora. “Lalu Nana mau apa?” tanya Siwan, karena sejak tadi Hyena menggelengkan kepalanya menolak apa yang ditawarkan oleh dia dan istrinya. Hyena menoleh, matanya terlihat berbinar. “Nana ingin pergi berlibur ke Jeju,” pintanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD