"Mulai saat ini, aku tak lagi menyebut nama siapapun dalam do'aku, sebab yang dipinta mungkin sedang dipinta atau meminta orang lain. Kini aku hanya meminta satu hal pada-Nya.
Dalam sujud ku berbisik, " Tuhan ... beri aku yang terbaik menurut-Mu saja."
•••••
"Nggak bisa, Ma. Konten harus udah di-publish serempak seminggu lagi. Aku juga masih baru gabung, gerakan masih kaku banget."
"Ya batalin aja lah, toh kegiatan kek begitu nggak ngaruh ke nilai kamu, 'kan?"
"Bukan gitu, Ma ...."
Tyas melepas celemeknya, meletakkan benda itu ke gantungan dekat lemari pendingin lalu menoleh, menatap wajah keras kepala Abim yang jelas masih memperlihatkan rona pucat.
"Jangan ngeyel kamu ya. Kemarin tante Dina bilang apa? Besok kamu udah mulai tes sumsum, kondisi harus benar-benar fit!" tegas Tyas l
