Luka yang Kembali Menganga

1498 Words

Blitar pukul, 19.00 WIB  Fatrial berbunyi, ada panggilan dari Aina. Sejenak ia ragu untuk mengangkat, sempat melirik Veve yang sedang menyisir rambutnya di depan cermin. Dengan sedikit ragu ia pun mengangkat telepon tersebut. “Iya..” ia menjawab suara Aina di seberang sana. “Kau di mana?” “Di rumah, kenapa?” “Datang ke coffee shope Marin, yuk! Ada teman-teman koas kita dulu. Ada Alvin, Sandra, Beny dan Ilham.” Ajak Aina yang terdengar ramai dari tempat ia bicara. Fatrial menarik napas, tidak langsung menjawab. Ia kembali melirik Veve yang telah selesai merapikan rambutnya, dan sedang memandanginya. “Maaf, Aina. Aku tidak bisa.” “Kenapa?” suara Aina terdengar lebih kencang, mungkin ia terkejut. “Aku ingin menghabiskan waktu luangku di rumah.” “Oh, tentu. Kau kan sudah pu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD