Pengakuan

1491 Words

Veve masih mencoba memejamkan mata, tubuhnya sudah dua jam lalu berada di atas kasur, tapi tak juga mampu tertidur. Ia berulang kali melirik tempat kosong di sampingnya. Fatrial sedang di rumah sakit, tugas malam. Sudah dua hari ini tak banyak kata yang Fatrial keluarkan, ia lebih banyak diam. Ya, sejak telepon berupa ajakan memaksa itu datang, sejak Veve mengungkapkan tentang ketakutannya. Entah kalimat itu sebagai cambukan atau beban baginya, tapi Fatrial mulai menarik diri. Entah kenapa tiba-tiba semua terasa sesak dan gelap. Veve menatap langit-langit kamar yang masih terlihat jelas ornamennya, karena lampu kamar tak ia matikan. Rumah yang sudah ia tinggali selama lima belas hari itu kian terasa asing. Perang mulut, ketidaksepahaman antara satu dengan yang lain, juga keraguan untu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD