Ara mengikat tali sepatunya dengan kuat, lalu tersenyum. Pagi hari yang cerah, seperti hatinya. Tentu saja ia ingat sekali semalam Gama memberinya bunga. Manis sekali, bukan. Arden yang melihat wajah sumringah Ara hanya bisa menggelangkan kepalanya. "Baru dikasih bunga aja lo kaya orang stress." "Sirik aja lo!" sungut Ara. Ara berjalan menuju kursi yang ada di dekat tembok pembatas rumahnya dan rumah Gama. Seperti biasa. Rutinitas paginya adalah melihat Gama. Ara sudah bersiap naik ke atas kursi. Ia memegang tiang lampu taman sebagai penyeimbang. Ketika sudah berada di atas, ia mengintip Gama yang sedang menyalakan motornya. Tunggu .... "Kok, motornya doang yang hidup. Orangnya mana?" gumam Ara sembari celingak-celinguk mencari keberadaan Gama. "Gamanya ada di sini." Ara menoleh ke ar

